“Tuduhan keterkaitan
Tommy atas 'kesepakatan' pada 1990 itu, kata Taylor, hanya satu contoh
bagaimana korupsi terjadi di bekas perusahaannya ini ”
Kepala Divisi Aerospace Rolls-Royce, Mark
King, dikabarkan mengundurkan diri dari perusahaannya karena
tuduhan korupsi. Tuduhan ini melibatkan nama anak mantan Presiden Soeharto, Tommy
Soeharto. Tommy dituding mendapat “pelicin” berupa mobil Rolls-Royce dan uang
senilai 20 juta dolar AS, untuk menggolkan bisnis Rolls dengan maskapai Garuda Indonesia.
Tommy dan Rolls-Royce (TheSundayTimes) |
Pihak Rolls-Royce masih menolak
berkomentar, namun juru bicara King mengatakan King mengundurkan diri karena
alasan pribadi. "Dia bekerja di bawah tekanan selama beberapa tahun
sehingga ingin mengambil istirahat sementara dan mencoba beralih profesi,"
ujarnya berdalih, seperti dilansir The
Guardian, Jumat (3/5). Pengunduran diri King ini cukup mengejutkan, karena dia sebenarnya baru saja empat bulan ini dipromosikan memimpin divisi produksi
mesin pesawat untuk penerbangan sipil ini.
Tuduhan korupsi terhadap King berhubungan
dengan kasus dugaan penyuapan King terkait kontrak di Cina dan Indonesia
pada rentang 1980-1990-an. Tuduhan malpraktik di Indonesia ditiupkan Dick
Taylor, mantan karyawan Rolls-Royce. Selaku whistle
blower atas kasus ini, Taylor juga menuduh perusahaan telah memberikan
suap berupa sebuah mobil Rolls-Royce kepada putra mantan Presiden Indonesia kala
itu. Mobil tersebut sebagai “pelicin” agar maskapai penerbangan Garuda
Indonesia mau memesan mesin pesawat jenis Trent 700 kepada Rolls (http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/13/05/03/mm75fm-pejabat-rolls-royce-dituduh-suap-anak-mantan-presiden-ri).
Dikutip dari the Guardian, Dick Taylor mengungkap
pengakuannya itu kepada The
Daily Telegraph. Peniup peluit yang sudah bekerja di Rolls-Royce
selama lebih dari tiga dekade itu mengaku mengetahui dugaan suap kepada Tommy
Soeharto. Menurutnya, dia mengalami depres karena koleganya (Mark King)
di Indonesia sudah menghabiskan rekening perusahaan. Taylor lalu mengambil pensiun
dini dan mengungkapkan pengakuannya kepada Senior Fraud Office (SFO), komisi antikorupsi Inggris.
Menurut Taylor, Tommy
Soeharto—selain diberi hadiah mobil Rolls-Royce—juga dibayar senilai 20 juta
dolar AS untuk memuluskan pengadaan mesin pesawat Trent 700 di Garuda. Menindaklanjuti laporan Taylor ke SFO,
Rolls-Royce lalu melakukan investigasi dan menemukan beberapa permasalahan di
Indonesia, Cina, dan pasar lainnya yang tidak spesifik.
Dick Taylor bekerja di Indonesia sebagai
manajer teknis liason. Tugasnya terakhir adalah pada 1996 dan 2002. "Usai
saya memberikan seluruh hidup saya untuk Rolls-Royce, mereka menipuku di
akhir," ujarnya. "Saya selalu jujur dan ini sangat membuat depresi.
Saya selalu setia kepada perusahaan," sambungnya. Tuduhan keterkaitan
Tommy atas “kesepakatan” pada 1990 itu, kata Taylor, hanya satu contoh
bagaimana korupsi terjadi di bekas perusahaannya ini (http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/05/03/mm7zms-ini-dugaan-suap-rolls-royce-untuk-tommy-soeharto).
Presiden Direktur Rolls-Royce, John Rishton, menyatakan, perusahaan tidak akan menoleransi praktek bisnis yang tidak sesuai dengan aturan (http://www.tempo.co/read/news/2012/12/11/090447491/Suap-Rolls-Royce-Dua-Pengacara-Tommy-Membantah). "Kami akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk memastikan pelanggaran ini. Rolls Royce adalah perusahaan dengan prospek luar biasa dan saya tidak akan menerima perilaku yang merusakan kesuksesan perusahaan ini dimasa depan," ujarnya, melalui kantor pengacaranya, Lord Gold (http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/13/05/03/mm75fm-pejabat-rolls-royce-dituduh-suap-anak-mantan-presiden-ri).
Presiden Direktur Rolls-Royce, John Rishton, menyatakan, perusahaan tidak akan menoleransi praktek bisnis yang tidak sesuai dengan aturan (http://www.tempo.co/read/news/2012/12/11/090447491/Suap-Rolls-Royce-Dua-Pengacara-Tommy-Membantah). "Kami akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk memastikan pelanggaran ini. Rolls Royce adalah perusahaan dengan prospek luar biasa dan saya tidak akan menerima perilaku yang merusakan kesuksesan perusahaan ini dimasa depan," ujarnya, melalui kantor pengacaranya, Lord Gold (http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/13/05/03/mm75fm-pejabat-rolls-royce-dituduh-suap-anak-mantan-presiden-ri).
Mark
King akan keluar dari Rolls-Royce terhitung 1 Juni 2013. Dia akan digantikan
Tony Wood, kepala bisnis Rolls-Royce bidang kelautan. Aerospace adalah divisi
terbesar Rolls-Royce yang menyumbang lebih dari 70 persen pendapatan perusahaan
pada 2012 (http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/13/05/03/mm75fm-pejabat-rolls-royce-dituduh-suap-anak-mantan-presiden-ri).
Analis
Jefferies, Sandy Morris, mengatakan, korupsi di divisi penerbangan sipil yang
melibatkan King di Indonesia dan Cina perlu ditindaklanjuti. Ia mengaku
prihatin dengan perilaku King yang mencemari nama industrinya di luar negeri. "Tadinya
kami berharap bisa bertemu King di Paris Airshow dalam waktu empat pekan
mendatang untuk memberikan presentasi tentang bisnis kedirgantaraan, namun
tiba-tiba dia mengatakan ingin beristirahat," kata Morris.
Tim penyidik di Inggris dari SFO dikabarkan
tengah mendalami beberapa kontrak bisnis yang pernah dijalani Rolls-Royce dengan
sejumlah perusahaan di luar negeri, salah satunya Garuda Indonesia, BUMN
penerbangan terbesar di Indonesia danhttp://www.republika.co.id/berita/ekonomi/bisnis-global/13/05/03/mm82rf-suap-rolls-royce-buat-pembelian-mesin-pesawat-airbus-garuda).
Mengenai tuduhan itu, pihak Tommy Suharto sudah pernah membantahnya pada akhir 2012 lalu. Kuasa hukum Tommy, OC
Kaligis, melalui pesan pendeknya kepada Tempo
pada Senin, 10 Desember 2012, membantah tuduhan suap dari Rolls-Royce itu. "Berita
itu fitnah," kata OC. Elza Syarief, yang juga pengacara Tommy, menyatakan
tidak percaya atas tuduhan ini. "Wah, itu hanya pengakuan yang harus
dibuktikan di pengadilan," ujarnya.
Apalagi,
kata dia, kasus suap yang dituduhkan disebut-sebut terjadi pada 1990, atau 22
tahun lalu, dan sudah kadaluwarsa. Elza menjelaskan, harus ada putusan
pengadilan yang menyatakan ucapan tersebut benar. "Ini mah gosip deh," katanya. Pada
saat sama, Rolls-Royce tengah menjalani pemeriksaan oleh SFO atas tuduhan yang
menyebutkan adanya suap 20 juta dolar AS atau setara 12,5 juta poundsterling
itu kepada Tommy.
Rolls-Royce
mengaku, pekan lalu, SFO menghubungi perusahaan tersebut atas tuduhan suap dan
korupsi di Indonesia serta Cina. Perusahaan terbesar kedua pembuat mesin
pesawat itu pun menunjuk kantor pengacara AS, Debevoise & Plimpton, untuk
melakukan investigasi. Dalam pernyataannya Rolls-Royce menyebutkan, penyelidikan
resmi telah menemukan negara-negara yang telah ditandai oleh SFO, juga di
berbagai pasar lain. Perusahaan mengungkapkan adanya "perantara"
dalam pasar-pasar tersebut.
"Konsekuensi dari keterangan tersebut akan diputuskan oleh pihak berwenang. Masih terlalu dini untuk memprediksi hasilnya, namun hal tersebut mencakup penuntutan secara individual dan perusahaan. Kami akan bekerja sama secara penuh," ujar pihak Rolls-Royce pekan lalu, seperti dikutip laman The Guardian pada 9 Desember 2012 (http://www.tempo.co/read/news/2012/12/11/090447491/Suap-Rolls-Royce-Dua-Pengacara-Tommy-Membantah).
Sementara itu, Kementerian BUMN yang membawahi Garuda Indonesia, enggan menanggapi kasus ini. "Saya belum tahu jadi belum bisa berkomentar, daripada nanti salah menanggapi," ujar Kepala Biro Hukum Kementerian BUMN, Hambra Samal, di Jakarta, Selasa, 11 Desember 2012. Namun kata dia, bila persoalannya telah masuk ranah hukum, pihaknya menyerahkan sepenuhnya pada proses hukum.
"Konsekuensi dari keterangan tersebut akan diputuskan oleh pihak berwenang. Masih terlalu dini untuk memprediksi hasilnya, namun hal tersebut mencakup penuntutan secara individual dan perusahaan. Kami akan bekerja sama secara penuh," ujar pihak Rolls-Royce pekan lalu, seperti dikutip laman The Guardian pada 9 Desember 2012 (http://www.tempo.co/read/news/2012/12/11/090447491/Suap-Rolls-Royce-Dua-Pengacara-Tommy-Membantah).
Sementara itu, Kementerian BUMN yang membawahi Garuda Indonesia, enggan menanggapi kasus ini. "Saya belum tahu jadi belum bisa berkomentar, daripada nanti salah menanggapi," ujar Kepala Biro Hukum Kementerian BUMN, Hambra Samal, di Jakarta, Selasa, 11 Desember 2012. Namun kata dia, bila persoalannya telah masuk ranah hukum, pihaknya menyerahkan sepenuhnya pada proses hukum.
Atas kasus ini, harian The Sunday Times edisi Minggu
pernah mengangkat kisah kongkalikong Roll-Royce dengan Tommy Suharto ini dalam
berita bertajuk “Rolls-Royce accused of paying $20m bribe to dictator’s
son”. Dalam berita itu dikisahkan., Tommy Suharto pada 1990-an berperan
memenangkan kontrak pengadaan mesin pesawat Airbus A330 yang dipesan Garuda
Indonesia dari Airbus (http://www.tempo.co/read/news/2012/12/11/090447482/Suap-Rolls-Royce-Kementerian-BUMN-No-Comment).
Rolls-Royce adalah perusahaan holding yang terdiri dari sejumlah
perusahaan pembuat mobil dan mesin kapal terbang (http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/bisnis-global/13/05/03/mm82rf-suap-rolls-royce-buat-pembelian-mesin-pesawat-airbus-garuda).
Saat ini Rolls-Royce merupakan pemain besar dalam industri dirgantara sipil
maupun militer. Skala usahanya menduduki
peringkat kedua terbesar setelah General Electric AS. Perusahaan yang berpusat
di London ini beroperasi di 50 negara dan mempekerjakan 40 ribu karyawan. Di
Cina, Rolls-Royce memiliki 2.000 karyawan. Perusahaan itu menguasai pangsa
pasar keempat terbesar untuk mesin pesawat sipil serta produk pendukung infrastruktur
energi.
Sementara pasar Rolls-Royce di Indonesia
lebih kecil. Menurut Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian
Perhubungan, Herry Bhakti Singayudha Gumay, pengguna Rolls-Royce di antaranya
adalah Garuda. “Yang lain saya belum mendengar,” katanya. November 2012 lalu,
Rolls-Royce meneken kesepakatan dengan PT Garuda Indonesia (persero) untuk program
perawatan mesin Trent 700. Mesin-mesin itu akan dipergunakan pada 21 pesawat
Airbus A 330 yang dipesan Garuda. Saat dikonfirmasi mengenai isu suap ini,
Sekretaris Perusahaan Garuda, Pujobroto, menolak berkomentar. “Kami belum
mendengar kabar ini,” ujarnya (http://www.tempo.co/read/news/2012/12/08/078446729/Rolls-Royce-Laporkan-Suap-di-Cina-dan-Indonesia).**
Newspeg:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar