“Kini
risikonya terkena kanker payudara turun drastis dari 87% menjadi di bawah 5%”
Aktris
Hollywood, Angelina Jolie (37), mengungkapkan bahwa dia baru saja menjalani
mastektomi ganda untuk mengurangi risiko kanker payudara. Ia berharap kisahnya
akan menginspirasi wanita lain untuk memerangi penyakti yang mengancam jiwa
tersebut. Sementara itu dari Indonesia dikabarkan, presenter dan artis Nira
Stania, meninggal dunia Minggu (13/5) akibat kanker payudara yang dideritanya
sejak dua tahun lalu.
Jolie dan pacarnya |
Kisah
praktik mastektomi ganda yang dilakukan Jolie, dituliskannya di New York Times, Kamis pekan lalu. Dia
menuturkan, operasi yang ia jalani membuatnya lebih mudah meyakinkan keenam anaknya bahwa ia memiliki risiko mati muda akibat kanker payudara, seperti
yang dialami ibunya. "Kami sering berbicara mengenai 'Ibunya ibu', dan
saya seringkali kesulitan menerangkan penyakit yang menyebabkan kematiannya
sehingga terpisah dari kami semua. Mereka (anak-anak) bertanya apakah hal yang
sama bisa terjadi padaku," tulis Jolie.
"Saya
selalu berkata kepada mereka untuk tidak cemas, namun kenyataan sesungguhnya
saya membawa 'gen tersebut'." Aktris peraih Oscar ini ini
mengungkapkan, dokternya memperkirakan
ia memiliki 87 persen risiko kanker payudara dan 50 persen kanker indung telur (ovarium). Maka dengan alasan meminimalkan
risiko, Jolie melakukan pencegahan dengan melakukan masektomi ganda.
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kanker payudara telah menyebabkan kematian sejumlah 458.000 orang per tahun. Diperkirakan satu dari 300 orang hingga satu setiap 500 orang membawa mutasi gen BRCA1—gen yang juga dimiliki Jolie— atau BRCA 2 yang berpotensi berkembang menjadi kanker (http://www.republika.co.id/berita/senggang/sosok/13/05/14/mmsfza-angelina-jolie-akui-baru-jalani-mastektomi-ganda).
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kanker payudara telah menyebabkan kematian sejumlah 458.000 orang per tahun. Diperkirakan satu dari 300 orang hingga satu setiap 500 orang membawa mutasi gen BRCA1—gen yang juga dimiliki Jolie— atau BRCA 2 yang berpotensi berkembang menjadi kanker (http://www.republika.co.id/berita/senggang/sosok/13/05/14/mmsfza-angelina-jolie-akui-baru-jalani-mastektomi-ganda).
Dalam
artikel yang diberi judul “Pilihan Medis Saya” itu, Jolie mengatakan ibunya
berjuang melawan kanker payudara selama hampir 10 tahun hingga akhirnya meninggal
pada usia 56. Proses operasi yang dilakukan Jolie dimulai sejak Februari tahun
ini dan berakhir pada bulan April. Kini risikonya terkena kanker payudara turun
drastis dari 87% menjadi di bawah 5%.
Dalam tulisannya, ia memuji kekasihnya,
Brad Pitt, atas dukungan dan cinta yang diberikan selama prosedur mastektomi. "Saya
merasa begitu berdaya setelah mengambil keputusan besar ini tanpa mengurangi
femininitas saya," ujarnya. "Kepada setiap wanita yang membaca, saya
harap ini akan membantu Anda dalam menetukan pilihan," tambah Jolie yang dikaruniai
tiga anak kandung dan tiga anak angkat bersama Brad Pitt (http://www.bbc.co.uk/indonesia/majalah/2013/05/130514_hiburan_jolie_masektomi.shtml).
Mastektomi
adalah istilah untuk upaya operasi pengangkatan payudara. Ada beberapa jenis mastektomi:
mastektomi segmental adalah melakukan pengangkatan
benjolan dan sejumlah kecil (sebagian) jaringan payudara di sekitarnya; mastektomi sederhana (atau dimodifikasi) adalah
mengangkat seluruh payudara; dan
mastektomi radikal, yaitu mengangkat seluruh payudara bersama dengan
otot yang mendasari dan kelenjar getah bening ketiak (http://kamuskesehatan.com/arti/mastektomi/).
Mastektomi
boleh dibilang merupakan salah satu jenis “perawatan” medis modern yang sangat
dianjurkan untuk pasien dengan tumor yang sudah besar (sebelum menjadi ganas,
Red). Kebanyakan wanita yang memilih mastektomi karena tidak mau melakukan kemoterapi, terapi radiasi, dan lumpektomi. Beberapa wanita memilih
mastektomi karena mereka sangat takut akan terulangnya keganasan pada payudara
mereka. Karena itu, dengan mengangkat seluruh payudaranya mereka merasa lebih nyaman,
seperti halnya Jolie yang mengaku merasa begitu berdaya setelah mengambil
keputusan besar itu.
Studi
membuktikan bahwa 83% perempuan yang menjalani mastektomi merasa puas dengan
hasil keputusan mereka. Namun meskipun ini kabar baik, pasien harus cukup
memahami informasi tentang risiko setelah menjalani mastektomi, yakni risiko mati
rasa, kesemutan, dan meningkatnya sensitivitas kulit. Beberapa wanita
melaporkan rasa gatal, sakit, dan sensasi lainnya.
Sekitar
10-20 persen pasien mengalami lymphedema, yakni pembengkakan lengan yang memerlukan
pengobatan terus menerus. Komplikasi ini dapat timbul kapan saja, bahkan
bertahun-tahun setelah operasi. Setelah
mastektomi, pasien diharapkan beristirahat selama berbulan-bulan dan melakukan tindakan pencegahan, antara lain dengan menghindari
aktivitas fisik yang intensif seperti mengemudi, renang, taekwondo, dll . Perawatan emosional merupakan aspek penting
dari pemulihan setela menjalani mastektomi
(diedit dari: http://id.prmob.net/kanker/payudara/kanker-payudara-339490.html).
Di saat Jolie mengambil keputusan besar
mengangkat kedua payudaranya, artis dan presenter Nira Stania, justru
menghembuskan napas terakhir akibat kanker payudara di usianya yang masih
sangat muda, 38 tahun, pada Minggu malam (13/5/13). Kanker ini telah dideritanya
sejak dua tahun lalu. Dia meninggalkan satu suami dan dua anak yang masih kecil
(http://celebrity.okezone.com/read/2013/05/12/33/805780/presenter-nira-stania-meninggal-karena-kanker-payudara).
Kanker
payudara menempati urutan pertama penyakit berbahaya di antara kanker lainnya.
Berdasarkan data yang didapatkan dari Dinas Kesehatan, angka tumor atau kanker
mencapai 26 kasus dari 100 ribu wanita. Ahli onkologi Rumah Sakit Hasan
Sadikin Bandung, Dharmayanti Francisca Badudu, mengatakan, kanker payudara
umumnya terjadi karena paparan estrogen. Semakin tua usia seseorang, semakin
banyak terpapar hormon estrogen, sehingga peluang terkena penyakit juga semakin
besar. Untuk itu, upaya deteksi dini penting dilakukan perempuan sejak berusia
20 tahun (http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/13/04/29/mm0grq-deteksi-kanker-payudara-sejak-dini).
Kanker payudara memang memiliki faktor
risiko secara gen alias keturunan. Gen kanker payudara dapat diturunkan dari
ibu ke anak dan nenek ke cucu. Gen ini lebih dominan di garis darah perempuan,
yang berarti dari sisi ibu. Wanita yang memiliki gen ini harus lebih waspada
dan pandai-pandai melakukan pencegahan ekstra (http://health.detik.com/read/2012/08/09/074124/1986823/766/tips-penting-untuk-wanita-biar-tak-diserang-kanker-payudara).
Merokok,
Picu Kanker Payudara
Namun menurut dr Zubairi Djoerban, faktor
risiko menderita kanker payudara secara gen hanya sekitar tujuh persen. Jadi
kata dia, bila ada orangtua terkena kanker payudara, belum bisa dikatakan anaknya
akan mendapatkan kanker tersebut di waktu mendatang. Akan tetapi faktor risiko akan
meningkat menjadi 80% jika ada kakak atau adik kandung (first degree relative) yang terkena kanker payudara juga.
Apalagi jika diperparah dengan gaya hidup
yang buruk seperti merokok, minum alkohol, dan konsumsi makanan berlemak seperti susu full cream, eskrim, sop buntut, dan
jeroan. Zubairi menyarankan agar wanita yang memiliki riwayat keturunan seperti
ini segera memeriksakan darahnya untuk mendeteksi apakah ada mutasi gen BRCA-1
dan BRCA-2. Pemeriksaan bisa dilakukan di RS Kanker Dharmais, Jakarta (http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/12/02/20/lzosnl-apakah-kanker-payudara-termasuk-penyakit-keturunan).
Sementara menurut dokter ahli kanker
payudara, dr Darajat Suardi, ketika menyebut kanker payudara dibawa oleh gen
bukan berkaitan dengan faktor keturunan. Dia menyebut ada faktor internal dan
eksternal. "Faktor internal bukan karena keturunan. Yang dimaksud dengan
genetik adalah hormon dari tubuh. Penyebab keturunan hanya 5%, sisanya dari
faktor lain," ujarnya. Ia mengungkapkan, kanker payudara lebih banyak
menyerang perempuan dengan usia lebih dari 40 tahun, karena fase kanker sekitar
20 tahun. Untuk mendeteksi, kanker payudara perlu adanya ultrasonografi, mamografi, dan sadari (http://www.inilah.com/read/detail/1790769/hanya-5-kanker-payudara-karena-keturunan).**
Tidak ada komentar:
Posting Komentar