"Kemasan kaleng bisa
mengundang bakteri Clostridium
botulinum penghasil racun botulin, jenis neurotoksin yang menyerang saraf dan menyebabkan
kelumpuhan.
Minum satu atau dua kaleng minuman ringan
bergula dalam sehari, terbukti meningkatkan risiko diabetes di masa depan. Dalam
penelitian, sekaleng minuman ringan dalam sehari akan meningkatkan risiko
diabetes sekitar seperlima dibandingkan satu kaleng dalam sebulan atau lebih
sedikit dari jumlah itu.
1.bp.blogspot.com |
Ilmuwan Eropa melaporkan hasil penelitian
tersebut dalam jurnal Diabetologia yang
menguatkan penelitian Amerika Serikat sebelumnya. "Risiko diabetes menjadi
lebih tinggi jika minum sekaleng per hari," ujar ketua peneliti, Dora
Romaguera, dilansir BBC.
Peningkatan risiko diabetes juga terkait minuman ringan dengan pemanis buatan, namun
konsumsi jus buah tidak dikaitkan dengan kejadian diabetes. Kepala penelitian
Diabetes Inggris, Matthew Hobbs, mengatakan, hubungan antara minuman ringan dan
diabetes tipe-2 terbukti bahkan ketika indeks massa tubuh diperhitungkan. Ini
menunjukkan peningkatan risiko tidak semata-mata karena ekstra kalori (http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/13/04/26/mlturh-minuman-ringan-tingkatkan-risiko-diabetes).
Mengenai gulanya sendiri, sebenarnya bukannya
tidak penting bagi tubuh. Meski tidak
mengandung zat gizi lain, seperti protein, vitamin, mineral, apalagi serat,
namun gula diperlukan agar tubuh tetap
bermetabolisme. Sebagai bagian dari karbohidrat, gula adalah sumber
kalori penghasil energi (sebagai pemberi tenaga) untuk aktivitas, menjaga
proses metabolisme tubuh, serta pertumbuhan sel-sel tubuh. Sampai saat ini,
sebagian besar bahan pemanis yang digunakan berasal dari gula, misalnya sukrosa
(gula pasir, gula yang diperoleh dari tanaman tebu). Gula tebu inilah yang
banyak dipakai dalam pembuatan convectionary
(makanan bergula seperti permen), kue, cokelat, aneka minuman, dll (http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Gizi+dan+Kesehatan/gula.jangan.kurang.dan.jangan.berlebih/001/001/1272/6/4).
Hal yang berbahaya dari minuman ringan kaleng
(ataupun botol), adalah karena sisi praktis dan gaya hidup. Dengan kemasan
praktis sekali buang, orang juga dengan mudah membeli minuman jenis ini jika
mengalami kehausan di perjalanan, untuk kemudian sampahnya bisa langsung dibuang. Berbicara kandungan gula pada minuman ini, satu
kaleng atau sebotol minuman ringan (volumenya rata-rata 250-500 ml) mencapai 8-12
sendok teh gula, jumlah yang cukup berisiko bagi kesehatan jika diminum setiap
hari (http://www.phylopop.com/2012/01/5-bahaya-minuman-ringan-untuk-kesehatan.html).
Dikutip dari newsmaxhealth, minuman berpemanis adalah makanan
khusus yang menurut penelitian klinis berkaitan langsung dengan kenaikan berat
badan. Dr David Ludwig, spesialis endokrinologi dari Universitas Harvard,
mengatakan, gula dapat menyediakan sejumlah besar kalori, tetapi juga bisa
menjadi lingkaran setan. “Gula cepat diserap, sehingga dapat meningkatkan gula
darah dan ini menyebabkan kepanikan dalam tubuh,” kata Ludwig.
“Ketika tubuh melepaskan insulin untuk
memetabolisme gula dan menurunkan gula darah, tubuh merespon dengan melepaskan
hormon yang disebut ghrelin.
Hormon ini membuat seseorang merasa lapar, sehingga memicu untuk makan lebih
banyak lagi,” jelasnya.
Sebuah studi dari UCLA menemukan bahwa orang
yang minum setidaknya satu kaleng/botol soda sehari meningkatkan risiko
kelebihan berat badan sebesar 27 persen bila dibandingkan dengan mereka yang
tidak minum soda. Sebuah penelitian yang dipresentasikan pada tahun 2011 dalam
American Diabetes Association menemukan, mereka yang minum soda, lingkar
pinggang meningkat sebesar 70 persen, dan mereka yang minum dua atau lebih soda
sehari mengalami peningkatan 600 persen dalam lingkar pinggang mereka (http://www.flexmedia.co.id/5-cara-soda-merusak-kesehatan-anda/).
Risiko lebih parah mengancam karena
minuman kaleng tidak sekadar berisi air dan gula. Dia juga mengandung zat
pewarna buatan, bahan kimia karbonat (soda), asam fosfat, bahan pengawet, dan
kafein. Minuman ringan menadi bagai kuda troya untuk merusak tubuh.
Beberapa fakta tersembunyi dari kenikmatan minuman
ringan (softdrink) antara lain: softdrink bagai alat diuretik yang dapat
menghisap kadar air tubuh karena adanya pemrosesan gula tingkat tinggi. Untuk
menetralisasinya, minumlah banyak air untuk setiap botol yang diminum. Softdrink juga tidak bisa menghilangkan
rasa haus, sebab softdrink bukanlah
air yang diperlukan oleh tubuh.
Dengan kandungan soda dan berbagai bahan
yang telah disebutkan di atas, softdrink
bisa membersihkan karat pada bemper mobil dan benda logam lainnya—bayangkan apa
yang akan terjadi pada organ tubuh manusia. Kandungan kafein dan jumlah gula
yang tinggi juga dapat mengganggu proses pencernaan. Ini artinya metabolisme
dalam tubuh bisa terhambat.
Softdrink terbuat dari air murni yang
juga dapat menghancurkan mineral penting dalam tubuh. Kekurangan mineral yang
serius antara lain dapat menyebabkan penyakit jantung (kekurangan magnesium)
dan memperbesar risiko osteoporosis (kekurangan kalsium). (lihat: http://www.phylopop.com/2012/01/5-bahaya-minuman-ringan-untuk-kesehatan.html
--diedit). Risiko osteoporosis sebenarnya lebih disebabkan karena kandungan
sodanya. Soda pada minuman terjadi karena adanya pemberian zat karbon. Dan
minuman yang mengandung karbon dapat menghambat penyerapan kalsium yang
merupakan bahan penting bagi kekuatan tulaang (http://arsip.gatra.com//2006-03-06/artikel.php?id=92784).
Minuman ringan biasanya diidentikan
dengan minuman bersoda. Ketika menyebutnya menjadi minuman kaleng, sebenarnya
ini hanya masalah kemasannya saja. Wikipedia
menyebutkan, minuman ringan
adalah minuman yang tidak mengandung alkokol sehingga menjadi lawan kata dari
minuman keras. Pada umumnya, istilah ini hanya digunakan untuk minuman dingin (minuman
yang disajikan panas baik itu kopi, teh, atau coklat, tidak dianggap sebagai
minuman ringan). (http://id.wikipedia.org/wiki/Minuman_ringan).
Pada beberapa kasus, kemasan kaleng telah
menimbulkan masalah sendiri di luar isinya. Di media sosial pernah ramai isu
tentang kemungkinan permukaan minuman kaleng yang tercemar air seni tikus.
Padahal anda tahu sendiri bagaimana cara minum minuman kaleng, kecuali menggunakan
sedotan (lihat: http://www.thecrowdvoice.com/post/hati2-jika-minum-minuman-kaleng-7569209.html).
Kemasan kaleng secara kasuistis juga bisa
mengundang bakteri Clostridium
botulinum. Bakteri ini menghasilkan racun botulin yang tergolong
jenis neurotoksin, yaitu racun yang dapat menyerang saraf dan menyebabkan
kelumpuhan. Penyebab munculnya bakteri ini pada minuman kaleng (juga makanan
kaleng), antara lain karena: proses pengolahan yang kurang sempurna, faktor
mikrobiologis, kimia, dan cara penyimpanan. Misalnya, kurangnya suhu dan waktu
pemanasan, dapat memberi peluang bagi tumbuhnya bakteri ini. Clostridium botulinum tahan pada
panas tinggi dan dapat hidup dalam kondisi anaerobik (tidak ada udara) (http://bisnisukm.com/cermati-produk-makanan-dan-minuman-kaleng.html).**
Tidak ada komentar:
Posting Komentar