Jika selama ini kita lebih mengenal
istilah menopause bagi wanita, pria pun ternyata memiliki sindrom menopause-nya
sendiri. Gejalanya umumnya hampir sama dengan wanita yang mengalami menopause.
Di Indonesia, pria yang sadar akan adanya gejala penurunan kadar hormon
testosterone ini masih sangat sedikit. Selain mungkin karena adanya upaya
penyangkalan dari mereka.
Salah satu gejala andropause |
Andropause, merupakan sebutan bagi pria
yang mulai memasuki fase usia lanjut yang disertai penurunan hormon
testosteron. Andropause telah memengaruhi kehidupan satu dari empat pria karena
gejala-gejalanya membuat kualitas hidup menurun. Alvin Ng, pakar endokrinologi
dari The Endocrine Clinic Mount Elizabeth Novena Hospital, mengatakan, bedanya
dengan menopause, fungsi seksual maupun fertilitas pada pria andropause tidak berhenti
sama sekali, kendati memang terjadi penurunan secara bertahap.
Beberapa gejala andropause yang
disebabkan menurunnya kadar hormon testosteron antara lain adalah daya ingat yang
melemah, merasa kekurangan energi dan cepat merasa lelah, libido rendah,
mengalami disfungsi ereksi, banyak berkeringat setiap malam, mood mudah berubah dan sensitif, sering
merasa sedih sehingga mudah depresi. Selain itu, gejala andropause dapat juga
dilihat dari bertambahnya berat badan walaupun nafsu makan berkurang, rambut
banyak yang rontok (sehingga terancam mengalami kebotakan), denyut jantung
tidak teratur (palpitasi), susah tidur alias insomnia, dan mengalami
ginekomastia atau pembesaran puting payudara pada pria seiring bertambahnya usia
(http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/13/05/06/mmda71-pria-alami-menopause-ini-gejalagejalanya).
Prof Dr dr Wimpie Pangkahila, Sp.And,
FAACS, mengatakan, gejala andropause hampir sama dengan wanita yang mengalami menopause.
Biasanya gejala ini mulai muncul pada usia 50-an, seiring kadar hormon testorterone
yang menurun. Hormon seks pria ini diperlukan tubuh untuk merangsang otot,
tulang, darah, energi, fungsi seksual seperti ereksi dan orgasme, serta fungsi
kognitif dan kenyamanan secara umum (http://health.detik.com/read/2010/06/10/103045/1375393/766/menopause-pada-pria).
Karena itu ketika jumlahnya menurun, otomatis
semua organ yang berkaitan dengan hal tersebut juga mengalami gangguan.
Misalnya saja dalam hal daya ingat, ketika sirkulasi darah terganggu, maka pasokan
darah ke otak juga mengalami gangguan. Oleh karena itu, tingginya kadar hormon seks
ini, baik estrogen pada wanita atau testosterone pada pria, merupakan faktor
penambah tajamnya daya ingat (sumber: http://www.pesona.co.id/sehat/menopause/fase.sekresi.pada.masa.pra.menopause/002/003/5).
Tak heran jika manusia yang sudah
memasuki fase andropause atau menopause, akan mulai mengalami penurunan daya
ingat. Karena itu, salah satu penyakit yang mengiringi penurunan hormon
testosterone adalah senile dementia alias penurunan daya pikir karena penuaan.
Penyakit lainnya yang mungkin timbul antara lain osteoporosis dan keretakan
tulang pinggul, serangan jantung, stroke, dan kanker prostat (http://mausehat.wordpress.com/tag/meningkatkan-fungsi-otak-termasuk-daya-ingat/).
Wimpie lalu mengingatkan bahwa pria juga
bisa mengalami andropause dini akibat gaya hidup yang tidak sehat selain akibat
mengidap berbagai penyakit. Karenanya, dia menyarankan agar para pria melakukan
olahraga secara teratur, mengikuti pola makan sehat, mengusahakan kualitas
tidur yang baik, segera mengatasi penyakit yang diderita, hindari keracunan,
dan tidak merokok berlebihan (http://health.detik.com/read/2010/06/10/103045/1375393/766/menopause-pada-pria).
Sementara itu ahli urologi dr. Rainy
Umbas, PhD,Spu, mengatakan, andropause biasanya menyerang pria berusia lanjut
yakni diatas 60 tahun. Andropause juga sering diikuti penyakit/gangguan lain
seperti mengompol, pembesaran kelenjar prostat jinak, inkontenensia
(mengompol), penurunan libido, dan impotensi (http://arsip.gatra.com/artikel.php?id=9810).
Ir. Lukas Tersono Adi, herbalis dari
Herbacure Center, Bintaro, Tangerang, mengungkapkan, kadar hormon testosteron
pada pria mencapai puncaknya (100 persen) di kisaran umur 20 tahun. Di usia 80-an
tahun tersisa 20-50 persen. Penurunannya setiap tahun sekitar 2 persen. Kadar
normal testosteron dalam darah adalah 500-1.100 mg/ml. Beberapa faktor yang
memengaruhi penurunan kadar hormon testosteron, kata Lukas, yakni pola hidup
(kurang olahraga, merokok, stres), pola makan (alkohol, kolesterol), polusi,
obesitas (kegemukan), dan pengobatan yang salah (http://health.kompas.com/read/2011/05/03/18205316/Ramuan.Sehat.untuk.Andropause).
Andropause seperti juga menopause,
sebenarnya merupakan proses alamiah yang berlaku pada seluruh sel di dalam
tubuh manusia. Kesempurnaan sel-sel tubuh manusia meningkat dari masa remaja
sampai menjelang usia 30 tahun. Setelah usia tersebut semua kegiatan vital tubuh
akan menurun secara bertahap. Hal ini sangat mudah kita lihat pada kelompok
manusia yang sangat menggunakan kemampuan tubuhnya seperti atlet olah raga.
Ketika pada usia di atas 30 secara
ekonomi pria biasanya sudah mulai menapak ke daerah kemapanan, peningkatan
kinerja dan intelektualitas, disertai keberhasilan-keberhasilan, maka ketika gejala andropause menggerus, wajar
jika pria tidak mau mengakui adanya "penurunan" alamiah di sektor
fisik ini (http://www.simplisia.com/simplisia/vitalitas-pria.html--diedit).
Beberapa artikel psikologi mengungkapkan,
banyak pria yang memasuki masa andropause mulai merasakan suasana hati mereka
turun naik, kurangnya libido seksual, serta berbagai
gejala ketidaksembangan hormon lainnya. Namun, kebanyakan pria jarang mencoba
mencari bantuan untuk mengatasinya. Sementara wanita lebih mungkin untuk
mencari bantuan medis untuk mengatas gejala menopause mereka. Padahal, jika
menopause dianggap bertanggung jawab atas perilaku buruk banyak wanita,
ternyata pria juga akan melalui proses yang sama, namun kondisi ini umumnya
tidak diakui oleh para pria itu sendiri (diolah dari: http://id.prmob.net/andropause/mati-haid/boom-bayi-generasi-1095296.html\).
Sulih
Hormon
Dahulu, andropause sering kali sulit
terdiagnosis karena gejala-gejalanya tidak jelas dan beragam pada setiap pria.
Para dokter juga kerap tidak menduga kadar testosteron yang rendah sebagai penyebab
masalah. Kini, diagnosis andropause dapat ditegakkan berdasarkan pemeriksaan
fisis dan laboratorium. Pada pemeriksaan fisis, misalnya, distribusi rambut
pubis serta konsistensi dan ukuran testis diperhatikan. Selain itu, kadang
dilakukan pemeriksaan colok dubur untuk mencari kemungkinan adanya kelainan
pada prostat. Diagnosis juga ditegakkan dengan mempertimbangkan kondisi
kesehatan secara keseluruhan melalui riwayat medis, eksaminasi fisik, dan
faktor lainnya. Tes laboratorium juga diperlukan untuk mengetahui berapa banyak
testosteron yang dihasilkan.
Pengobatan yang bisa dilakukan untuk
mengatasi andropause adalah dengan pemberian hormon testosteron atau yang lebih
dikenal pengobatan sulih hormon (hormone
replacement therapy/HRT). Sulih hormon biasanya dilakukan hati-hati
melalui pemeriksaan rectal
(anus) dan prostate specific
antigent (PSA). Sebab, dikhawatirkan akan menimbulkan manifestasi benigna prostat hiperplasi
(BPH) dan kanker prostat. Pemeriksaan disarankan tiap tiga bulan selama
pengobatan.
Seperti halnya pengobatan sulih hormon
estrogen pada wanita menopause, sulih hormon testosteron pada pria juga efektif
dan bermanfaat, serta tidak menimbulkan rasa sakit. Namun ada beberapa keadaan
pada pria yang tidak mengizinkan sulih hormon, yaitu pada pengidap kanker
prostat, hati, ginjal, jantung, dan diabetes (http://lifestyle.kontan.co.id/news/diagnosis-kemudian-cari-cara-mengatasi-andropause-1).
Sulih hormon bisa dengan injeksi, gel, dan oral.
Ahli urologi, Dr dr Akmal Taher,
mengatakan, sulih testosterone untuk mengobati gejala andropause hendaknya juga
disesuaikan dengan kadar testosteron dalam darah, yakni harus dalam keadaan kadar
testosterone dalam darahnya rendah. Sebab jika salah malah bisa memicu kanker
prostat (http://arsip.gatra.com/artikel.php?id=9810).
Terapi
Herbal Andropause
Herbalis Ir. Lukas Tersono Adi memaparkan,
ada tiga cara yang bisa dilakukan untuk meredakan sindrom andropause. Secara medis kedokteran bisa dengan suntik testosterone,
gel hormon, atau susuk hormon (harus dengan pengawasan dokter). Secara
tadisional adalah dengan menggunakan ramuan
herbal/jamu; tujuannya secara rekonstruktif dapat memperbaiki lever, saraf
(termasuk daya ingat), dan sirkulasi darah, juga meningkatkan tenaga (stamina),
sistem daya tahan tubuh, dan memperbaiki sistem hormonal. Sedangkan dari sisi psikis/kejiwaan, penderita andropause
akan dilatih untuk meningkatkan keyakinan atas kemampuan dirinya, serta didorong
untuk menciptakan lingkungan yang mendukung terciptanya kepercayaan diri.
Sebagai herbalis,
Lukas menyebutkan
beberapa ramuan herbal yang dapat membantu mengatasi gejala andropause. Untuk meningkatkan sistem hormonal bisa digunakan ramuan pasak bumi, purwaceng
dan cabe jawa. Pasak bumi berkhasiat memperlancar aliran darah
dan merangsang pengeluaran hormon androgen. Purwaceng dapat meningkatkan
libido, memperbaiki kualitas sperma, dan sebagai tonikum. Sedangkan cabe jawa
dapat memberi efek hangat pada tubuh, menyegarkan, dan meningkatkan vitalitas
tubuh.
Cara pakai dan aturan minum: Siapkan 2 gr kulit
batang pasak bumi, 5 gr purwaceng, dan 0,5 gr cabe jawa. Rebus dengan 2 gelas
air hingga tersisa 1 gelas, menggunakan api kecil. Diamkan, minum 2 kali sehari
masing-masing satu gelas. Untuk pemulih stamina dan meningkatkan vitalitas
tubuh, minum 1 gelas sehari. Lakukan hingga badan terasa segar.
Sedangkan untuk kesehatan reproduksi, bisa memanfaatkan dau keji beling, kumis kucing, dan kunyit. Keji
beling efektif mengatasi keluhan pada alat reproduksi pria seperti prostat.
Kumis kucing merupakan sebagai antiinflamasi (pembengkakan) dan peluruh kencing
(diuretik). Sedangkan kunyit dapat menstimulasi dinding kantong empedu untuk
meningkatkan sekresi cairan empedu yang berperan dalam pemecahan lemak.
Cara pakai dan aturan minum: Siapkan 5 gr
daun kumis kucing, 2 gr daun keji beling, dan 10 gr kunyit dapur. Rebus dengan
3 gelas air hingga tersisa 1 gelas, menggunakan api kecil. Diamkan sampai
dingin, minum 3 kali. Menurut Lukas, ramuan di atas bisa dipadukan dengan
minuman yang terbuat dari bahan dasar, yakni jahe merah, adas, pegagan, atau
lengkuas merah. Khasiatnya memperbaiki sistem saraf, mengontrol kadar lemak
darah, dan meningkatkan kesehatan lever (http://health.kompas.com/read/2011/05/03/18205316/Ramuan.Sehat.untuk.Andropause).**
Tidak ada komentar:
Posting Komentar