5/27/2013

Remaja AS Ciptakan Charger Tercepat: 20 Detik Penuh!



Para penemu muda kembali bermunculan mencengangkan dunia. Seorang remaja Amerika Serikat (AS), Eesha Khare (18), menciptakan charger tercepat di dunia. Hanya dengan waktu 20 detik, baterai ponsel bisa terisi penuh. Kehebatan Eesha terungkap dalam ajang Intel International Science and Engineering Fair, yang digelar di Phoenix, Arizona, AS. Di ajang ini, Eesha menjadi salah satu penerima Young Scientist Award.

Eesha Khare dan Supercapacitor-nya (media.wired.it)
Dikutip dari The Sideshow, dalam program itu Eesha berhasil menggondol hadiah sebesar 50 ribu dolar AS (atau senilai sekitar Rp 480 juta) atas perangkat mungil revolusioner bikinannya itu. Alat bikinan Eesha ini tak hanya dapat men-charge baterai ponsel, melainkan juga barang elektronik apapun yang menggunakan baterai isi ulang.

Eesha menceritakan bahwa penemuan ini berasal dari pengalamannya sendiri yang seringkali mengalami kehabisan baterai pada ponselnya, terutama karena alasan aplikasi yang berbeda. Ia pun kemudian menciptakan alat yang diberinya nama supercapacitor; alat mungil yang bisa menyimpan energi begitu besar. Hasil penemuannya ini dikabarkan telah menarik perusahaan raksasa pencari data, Google (http://www.republika.co.id/berita/trendtek/elektronika/13/05/22/mn5tf5-remaja-as-ciptakan-charger-tercepat-di-dunia).

Gadis asal Saratoga, California, ini, sebelumnya sering menggunakan superapacitor-nya untuk menghidupkan light-emitting diode (LED). Ketika itu diyakini, supercapacitor ini bisa pula digunakan untuk mengisi ulang baterai ponsel dan gadget lainnya, bahkan mobil listrik. Eesha yang saat ini masih berstatus pelajar SMA, memiliki minat mendalami ilmu nanochemistry, dan berniat masuk ke Universitas Harvard (http://www.bisnis-kti.com/index.php/2013/05/alat-ini-bisa-mengisi-full-baterai-ponsel-hanya-dalam-20-detik/).

Selain mampu mengisi daya ponsel hingga 10 ribu kali dalam tempo 20-30 detik, Eesha juga menciptakannya dengan bentuk fleksibel. “Benda ini bisa digulung dan dipasang pada baju atau kain. Penggunaannya pun bisa bermacam-macam dan memiliki kemampuan lebih besar dari baterai,” ujar gadis berdarah India ini. Selama ini, baterai isi ulang rata-rata hanya mampu menyimpan 1000 kali pengisian daya dan membutuhkan waktu lama untuk mengisi ulang secara penuh (http://hptekno.com/2013/05/22/baterai-penuh-dalam-20-detik/).

Selain itu, ada keterbatasan yang mencolok dari baterai konvensional yang saat ini beredar di pasaran,  yaitu daya tampungnya berbanding lurus dengan ukurannya. Dalam analisis yang dimuat di situs Nusagps, dikatakan, semakin besar daya yang bisa disediakan baterai, semakin besar pula ukurannya. Jika dibandingkan dengan penemuan Eesha, baterai yang umum digunakan pada perangkat elektronik saat ini juga memiliki umur yang relatif singkat.

Seperti yang kita ketahui, setiap baterai rechargeable (isi ulang) memiliki batasan jumlah pengisian, atau lebih dikenal dengan istilah teknis cycle life. Untuk baterai isi ulang yang umum ditemukan di pasaran, jumlah cycle-nya adalah 1.000; artinya dapat diisi ulang setelah habis hanya sebanyak 1.000 kali sebelum kemudian kinerja baterai menurun (tidak dapat menyimpan daya sebagus awalnya). Sementara supercapacitor bikinan penemuan Eesha memiliki cycle life sebesar 10.000 ( http://www.nusagps.com/supercapacitor-20-detik-untuk-isi-ulang-daya-ponsel/).

Autonome Rybarczyk
Namun mungkin saja temuan Eesha bukan yang pertama. Sebelumnya, seorang desainer teknologi bernama Francois Rybarczyk, Februari 2012, lalu telah memublikasikan satu perangkat konsep isi ulang baterai tercepat dengan nama Autonome. Autonome diklaim dapat mengisi ulang baterai dengan waktu 30 detik.

Cara kerja alat ini tergolong sangat sederhana, yakni hanya dengan memasukkan baterai ponsel ke dalam sebuah modul atau perangkat dengan konektor built-in. Modul pengisian tetap menggunakan kabel listrik, dan perangkat modul tersebut akan mensuplai baterai lainnya (memiliki sejenis baterai cadangan), sehingga baterai cadangan tersebut dapat digunakan untuk mensuplai baterai utama.

Seperti dilansir dari Mashable, walaupun masih sebagai konsep, tampaknya ini bisa dijadikan sebagai sebuah temuan terbaru sekaligus inovasi dalam pengisian energi baterai. Sumber menyebutkan, beberapa teknologi baru dalam pengisian baterai ponsel akan mengusung fitur fast charging di masa yang akan datang. Konsep lain dalam fitur fast charging ini juga sedang dicoba dalam socket USB yang dinamakan “U-Socket”, yang membutuhkan dua USB charging ports ekstra (http://www.tnol.co.id/rekomendasi/12702-wow-isi-ulang-baterai-ponsel-cuma-30-detik.html).

Jika temuan Rybarczyk ini bisa dibuktikan lebih lanjut, boleh jadi supercapacitor bikinan Eesha memiliki sejumlah keunggulan. Misalnya saja dalam hal ukuran dan kecepatannya yang bisa 10 detik lebih cepat, memiliki cycle life 10.000 kali, selain juga karena diciptakan oleh gadis remaja 18 tahun. Dan yang lebih penting, temuannya ini telah dibuktikan di satu ajang bergengsi yang diselenggarakan perusahaan software kelas dunia, Intel.**


Tidak ada komentar:

Posting Komentar