5/07/2013

Andropause Bikin Daya Ingat Pria Melemah



Jika selama ini kita lebih mengenal istilah menopause bagi wanita, pria pun ternyata memiliki sindrom menopause-nya sendiri. Gejalanya umumnya hampir sama dengan wanita yang mengalami menopause. Di Indonesia, pria yang sadar akan adanya gejala penurunan kadar hormon testosterone ini masih sangat sedikit. Selain mungkin karena adanya upaya penyangkalan dari mereka.

Salah satu gejala andropause
Andropause, merupakan sebutan bagi pria yang mulai memasuki fase usia lanjut yang disertai penurunan hormon testosteron. Andropause telah memengaruhi kehidupan satu dari empat pria karena gejala-gejalanya membuat kualitas hidup menurun. Alvin Ng, pakar endokrinologi dari The Endocrine Clinic Mount Elizabeth Novena Hospital, mengatakan, bedanya dengan menopause, fungsi seksual maupun fertilitas pada pria andropause tidak berhenti sama sekali, kendati memang terjadi penurunan secara bertahap. 

Beberapa gejala andropause yang disebabkan menurunnya kadar hormon testosteron antara lain adalah daya ingat yang melemah, merasa kekurangan energi dan cepat merasa lelah, libido rendah, mengalami disfungsi ereksi, banyak berkeringat setiap malam, mood mudah berubah dan sensitif, sering merasa sedih sehingga mudah depresi. Selain itu, gejala andropause dapat juga dilihat dari bertambahnya berat badan walaupun nafsu makan berkurang, rambut banyak yang rontok (sehingga terancam mengalami kebotakan), denyut jantung tidak teratur (palpitasi), susah tidur alias insomnia, dan mengalami ginekomastia atau pembesaran puting payudara pada pria seiring bertambahnya usia (http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/13/05/06/mmda71-pria-alami-menopause-ini-gejalagejalanya).

Prof Dr dr Wimpie Pangkahila, Sp.And, FAACS, mengatakan, gejala andropause hampir sama dengan wanita yang mengalami menopause. Biasanya gejala ini mulai muncul pada usia 50-an, seiring kadar hormon testorterone yang menurun. Hormon seks pria ini diperlukan tubuh untuk merangsang otot, tulang, darah, energi, fungsi seksual seperti ereksi dan orgasme, serta fungsi kognitif dan kenyamanan secara umum (http://health.detik.com/read/2010/06/10/103045/1375393/766/menopause-pada-pria).

Karena itu ketika jumlahnya menurun, otomatis semua organ yang berkaitan dengan hal tersebut juga mengalami gangguan. Misalnya saja dalam hal daya ingat, ketika sirkulasi darah terganggu, maka pasokan darah ke otak juga mengalami gangguan. Oleh karena itu, tingginya kadar hormon seks ini, baik estrogen pada wanita atau testosterone pada pria, merupakan faktor penambah tajamnya daya ingat (sumber: http://www.pesona.co.id/sehat/menopause/fase.sekresi.pada.masa.pra.menopause/002/003/5).

Tak heran jika manusia yang sudah memasuki fase andropause atau menopause, akan mulai mengalami penurunan daya ingat. Karena itu, salah satu penyakit yang mengiringi penurunan hormon testosterone adalah senile dementia alias penurunan daya pikir karena penuaan. Penyakit lainnya yang mungkin timbul antara lain osteoporosis dan keretakan tulang pinggul, serangan jantung, stroke, dan kanker prostat (http://mausehat.wordpress.com/tag/meningkatkan-fungsi-otak-termasuk-daya-ingat/).

Wimpie lalu mengingatkan bahwa pria juga bisa mengalami andropause dini akibat gaya hidup yang tidak sehat selain akibat mengidap berbagai penyakit. Karenanya, dia menyarankan agar para pria melakukan olahraga secara teratur, mengikuti pola makan sehat, mengusahakan kualitas tidur yang baik, segera mengatasi penyakit yang diderita, hindari keracunan, dan tidak merokok berlebihan (http://health.detik.com/read/2010/06/10/103045/1375393/766/menopause-pada-pria).

Sementara itu ahli urologi dr. Rainy Umbas, PhD,Spu, mengatakan, andropause biasanya menyerang pria berusia lanjut yakni diatas 60 tahun. Andropause juga sering diikuti penyakit/gangguan lain seperti mengompol, pembesaran kelenjar prostat jinak, inkontenensia (mengompol), penurunan libido, dan impotensi (http://arsip.gatra.com/artikel.php?id=9810).

Ir. Lukas Tersono Adi, herbalis dari Herbacure Center, Bintaro, Tangerang, mengungkapkan, kadar hormon testosteron pada pria mencapai puncaknya (100 persen) di kisaran umur 20 tahun. Di usia 80-an tahun tersisa 20-50 persen. Penurunannya setiap tahun sekitar 2 persen. Kadar normal testosteron dalam darah adalah 500-1.100 mg/ml. Beberapa faktor yang memengaruhi penurunan kadar hormon testosteron, kata Lukas, yakni pola hidup (kurang olahraga, merokok, stres), pola makan (alkohol, kolesterol), polusi, obesitas (kegemukan), dan pengobatan yang salah (http://health.kompas.com/read/2011/05/03/18205316/Ramuan.Sehat.untuk.Andropause).

Andropause seperti juga menopause, sebenarnya merupakan proses alamiah yang berlaku pada seluruh sel di dalam tubuh manusia. Kesempurnaan sel-sel tubuh manusia meningkat dari masa remaja sampai menjelang usia 30 tahun. Setelah usia tersebut semua kegiatan vital tubuh akan menurun secara bertahap. Hal ini sangat mudah kita lihat pada kelompok manusia yang sangat menggunakan kemampuan tubuhnya seperti atlet olah raga.

Ketika pada usia di atas 30 secara ekonomi pria biasanya sudah mulai menapak ke daerah kemapanan, peningkatan kinerja dan intelektualitas, disertai keberhasilan-keberhasilan, maka  ketika gejala andropause menggerus, wajar jika pria tidak mau mengakui adanya "penurunan" alamiah di sektor fisik ini (http://www.simplisia.com/simplisia/vitalitas-pria.html--diedit).

Beberapa artikel psikologi mengungkapkan, banyak pria yang memasuki masa andropause mulai merasakan suasana hati mereka turun naik, kurangnya libido seksual, serta berbagai gejala ketidaksembangan hormon lainnya. Namun, kebanyakan pria jarang mencoba mencari bantuan untuk mengatasinya. Sementara wanita lebih mungkin untuk mencari bantuan medis untuk mengatas gejala menopause mereka. Padahal, jika menopause dianggap bertanggung jawab atas perilaku buruk banyak wanita, ternyata pria juga akan melalui proses yang sama, namun kondisi ini umumnya tidak diakui oleh para pria itu sendiri (diolah dari: http://id.prmob.net/andropause/mati-haid/boom-bayi-generasi-1095296.html\).

Sulih Hormon
Dahulu, andropause sering kali sulit terdiagnosis karena gejala-gejalanya tidak jelas dan beragam pada setiap pria. Para dokter juga kerap tidak menduga kadar testosteron yang rendah sebagai penyebab masalah. Kini, diagnosis andropause dapat ditegakkan berdasarkan pemeriksaan fisis dan laboratorium. Pada pemeriksaan fisis, misalnya, distribusi rambut pubis serta konsistensi dan ukuran testis diperhatikan. Selain itu, kadang dilakukan pemeriksaan colok dubur untuk mencari kemungkinan adanya kelainan pada prostat. Diagnosis juga ditegakkan dengan mempertimbangkan kondisi kesehatan secara keseluruhan melalui riwayat medis, eksaminasi fisik, dan faktor lainnya. Tes laboratorium juga diperlukan untuk mengetahui berapa banyak testosteron yang dihasilkan.

Pengobatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi andropause adalah dengan pemberian hormon testosteron atau yang lebih dikenal pengobatan sulih hormon (hormone replacement therapy/HRT). Sulih hormon biasanya dilakukan hati-hati melalui pemeriksaan rectal (anus) dan prostate specific antigent (PSA). Sebab, dikhawatirkan akan menimbulkan manifestasi benigna prostat hiperplasi (BPH) dan kanker prostat. Pemeriksaan disarankan tiap tiga bulan selama pengobatan.

Seperti halnya pengobatan sulih hormon estrogen pada wanita menopause, sulih hormon testosteron pada pria juga efektif dan bermanfaat, serta tidak menimbulkan rasa sakit. Namun ada beberapa keadaan pada pria yang tidak mengizinkan sulih hormon, yaitu pada pengidap kanker prostat, hati, ginjal, jantung, dan diabetes (http://lifestyle.kontan.co.id/news/diagnosis-kemudian-cari-cara-mengatasi-andropause-1). Sulih hormon bisa dengan injeksi, gel, dan oral.

Ahli urologi, Dr dr Akmal Taher, mengatakan, sulih testosterone untuk mengobati gejala andropause hendaknya juga disesuaikan dengan kadar testosteron dalam darah, yakni harus dalam keadaan kadar testosterone dalam darahnya rendah. Sebab jika salah malah bisa memicu kanker prostat (http://arsip.gatra.com/artikel.php?id=9810).

Terapi Herbal Andropause
Herbalis Ir. Lukas Tersono Adi memaparkan, ada tiga cara yang bisa dilakukan untuk meredakan sindrom andropause. Secara medis kedokteran bisa dengan suntik testosterone, gel hormon, atau susuk hormon (harus dengan pengawasan dokter). Secara tadisional adalah dengan menggunakan ramuan herbal/jamu; tujuannya secara rekonstruktif dapat memperbaiki lever, saraf (termasuk daya ingat), dan sirkulasi darah, juga meningkatkan tenaga (stamina), sistem daya tahan tubuh, dan memperbaiki sistem hormonal. Sedangkan dari sisi psikis/kejiwaan, penderita andropause akan dilatih untuk meningkatkan keyakinan atas kemampuan dirinya, serta didorong untuk menciptakan lingkungan yang mendukung terciptanya kepercayaan diri.

Sebagai herbalis, Lukas menyebutkan beberapa ramuan herbal yang dapat membantu mengatasi gejala andropause. Untuk meningkatkan sistem hormonal bisa digunakan ramuan pasak bumi, purwaceng dan cabe jawa. Pasak bumi berkhasiat memperlancar aliran darah dan merangsang pengeluaran hormon androgen. Purwaceng dapat meningkatkan libido, memperbaiki kualitas sperma, dan sebagai tonikum. Sedangkan cabe jawa dapat memberi efek hangat pada tubuh, menyegarkan, dan meningkatkan vitalitas tubuh.

Cara pakai dan aturan minum: Siapkan 2 gr kulit batang pasak bumi, 5 gr purwaceng, dan 0,5 gr cabe jawa. Rebus dengan 2 gelas air hingga tersisa 1 gelas, menggunakan api kecil. Diamkan, minum 2 kali sehari masing-masing satu gelas. Untuk pemulih stamina dan meningkatkan vitalitas tubuh, minum 1 gelas sehari. Lakukan hingga badan terasa segar.

Sedangkan untuk kesehatan reproduksi, bisa memanfaatkan dau keji beling, kumis kucing, dan kunyit. Keji beling efektif mengatasi keluhan pada alat reproduksi pria seperti prostat. Kumis kucing merupakan sebagai antiinflamasi (pembengkakan) dan peluruh kencing (diuretik). Sedangkan kunyit dapat menstimulasi dinding kantong empedu untuk meningkatkan sekresi cairan empedu yang berperan dalam pemecahan lemak.

Cara pakai dan aturan minum: Siapkan 5 gr daun kumis kucing, 2 gr daun keji beling, dan 10 gr kunyit dapur. Rebus dengan 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas, menggunakan api kecil. Diamkan sampai dingin, minum 3 kali. Menurut Lukas, ramuan di atas bisa dipadukan dengan minuman yang terbuat dari bahan dasar, yakni jahe merah, adas, pegagan, atau lengkuas merah. Khasiatnya memperbaiki sistem saraf, mengontrol kadar lemak darah, dan meningkatkan kesehatan lever (http://health.kompas.com/read/2011/05/03/18205316/Ramuan.Sehat.untuk.Andropause).**

Tidak ada komentar:

Posting Komentar