6/17/2013

“Tamu Agung” Knesset dari Negara Tanpa Hubungan Diplomatik



“Kenali dirimu, kenali musuhmu, maka kita akan menang di semua pertempuran. “ Andai saja Tantowi Yahya mengatakan ilmu strategi perang Sun Tzu tersebut sebagai alasannya pergi ke Israel, barangkali dia akan lebih elegan menghadapi berbagai  cibiran dan kecaman sepulangnya ke tanah air. Sayangnya, dengan “polos”  dia malah bilang bahwa Israel bukan musuh Islam, meskipun Tantowi menolak interpretasi  tersebut.

Tantowi Cs di Kantor Knesset (ROL)
Seperti ramai diberitakan Selasa lalu (11/6/13), anggota Komisi I DPR, Tantowi Yahya, diam-diam bertemu dengan anggota Parlemen Israel, Knesset, di Tel Aviv, Israel. Kabar itu terbongkar setelah media setempat, Israelhayom.com, Selasa (11/6), mengumumkan pertemuan tersebut. Kunjungan dilakukan sepekan lalu. Padahal seperti diketahui, Indonesia dan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik. Kebijakan itu ditempuh Indonesia lantaran menghormati negara Palestina dan tidak mengakui keberadaan Negara Zionis tersebut.

“Ini mungkin pertama kalinya delegasi dari negara Asia Tenggara mengunjungi Israel dan bertemu dengan anggota parlemen Israel,” demikian pernyataan yang dilansir di Israelhayom. (http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/13/06/11/mo83li-diamdiam-tantowi-yahya-kunjungi-israel). Delegasi dari Indonesia itu, tulis situs tersebut, dipimpin anggota parlemen (Indonesia) Tantowi Yahya. “Indonesia adalah negara berpenduduk Muslim terbesar dan tak punya hubungan diplomatik dengan Israel," sebut Israelhayom (http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/06/11/mo8aw6-tujuh-tokoh-indonesia-ke-israel-diundang-yahudi-australia-prozionis).

Bukti kunjungan itu bisa didapatkan dari foto yang beredar dengan latar belakang kantor anggota Knesset. Dalam foto tersebut, Tantowi Cs memasang tampang semringah. Kunjungan politikus Partai Golkar itu difasilitasi organisasi pro-Zionis Yahudi Australia, Australian-Jewish Association. Organisasi ini selalu berusaha mempertahankan hubungan persahabatan dengan juru bicara Knesset , Yuli Edelstein, dari Partai Likud, yang bertugas mengurusi diplomasi publik.  Apakah kunjungan Tantowi cs ini bentuk pengakuannya atas eksistensi Israel yang menginvasi Palestina? (http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/13/06/11/mo83li-diamdiam-tantowi-yahya-kunjungi-israel).

Dalam pesan singkat kepada Republika, Senin (11/6), Tantowi menyatakan, dia diundang berkunjung ke Israel selama 4 hari. Tantowi mengungkapkan, ia dan lima orang lainnya dari media, perguruan tinggi, dan lembaga think tank, diundang untuk dipertemukan dengan petinggi Israel. "Kami bertemu parlemen, pemerintahan, kampus, dan media di sana," ujarnya. Tantowi mengatakan, rombongan Indonesia diundang untuk mengetahui proses perdamaian dengan Palestina yang sekarang sedang berlangsung.

Dari dialog yang terjadi, Tantowi menyimpulkan, Israel belum berlaku adil terhadap Palestina. "Mana ada perdamaian tanpa keadilan," katanya. Narasumber dari Israel, ujar Tantowi, menyatakan bahwa mereka  juga khawatir efek Arab Spring akan berlanjut di Timur Tengah, seperti Yordania. "Acara selama 4 hari diisi dengan seminar dan dialog," katanya (http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/06/11/mo89cl-tantowi-saya-diundang-australianjewish-association). Tantowi berdalih, kunjungan tersebut sebagai tambahan informasi baginya, serta bagi Komisi I DPR yang sebelumnya telah melakukan kunjungan ke Palestina pada 2010 dan 2013 lalu (http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/13/06/11/mo8b5v-dpr-tak-tahu-kunjungan-tantowi-ke-israel).

“Saya perlu mengetahui informasi dari pihak mereka sebagai tambahan dari informasi yang saya terima dari pejabat Palestina ketika Komisi I berkunjung ke Palestina thn 2010 dan 2013 lalu,” papar Tantowi. Dikatakan Tantowi, saat melakukan kunjungan ke Israel itu, dia ditemani para pemimpin redaksi surat kabar nasional. “Saya bersama dengan Wapemred Tempo, Kompas, Jakarta Post, ANTV, Dekan Fakultas politik Universitas Paramadina, dan Eksekutif Director Habibie Centre,” ungkap Tantowi (http://salam-online.com/2013/06/tantowi-puji-penjajah-israel-ada-agenda-apa.html).

Pengamat Militer, Muhadjir Effendy, menilai, sebagai anggota DPR RI semestinya Tantowi menahan diri untuk tidak melangkahi garis kebijakan luar negeri Indonesia. Apalagi, kata Muhadjir, Tantowi duduk di komisi pertahanan yang membawahi kerja sama militer antar-bangsa. Kecuali, dia sebagai warga negara bebas sekadar untuk jalan-jalan atau akademisi dengan misi menjalankan keilmuannya. "Oleh sebab itu, sebaiknya dia membuat pertanggungjawaban publik atas tindakannya itu," kata rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini kepada Republika di Jakarta, Rabu (12/6). (http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/06/12/mo95dt-tantowi-harus-buat-pertanggungjawaban-atas-kunjungannya-ke-israel).

Marty Natalegawa pun Ditolak
Sementara itu, Anggota Komisi IX DPR RI sekaligus politisi dari Fraksi Golkar, Poempida Hidayatulloh, menyatakan, kepergian Tantowi ke Israel bukan mewakili Golkar. Sebagai partai, ujar Poempida, Golkar tentu saja harus mengikuti ketentuan Indonesia yang tidak mau mengakui Israel. "Paspor orang Indonesia itu tidak bisa masuk Israel, tidak diterima di sana," katanya (http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/13/06/11/mo8ciy-golkar-tantowi-ke-israel-bukan-mewakili-partai).

Kekecewaan juga dilontarkan Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina (KISPA). Ketua KISPA, Ferry Nur, menilai, anggota DPR tersebut telah memberikan contoh buruk terhadap kepatuhan hukum di Indonesia. "Kita semua tahu Indonesia tak ada hubungan diplomatik dengan Israel," ujarnya, Senin (11/6). Sebagai pejabat publik, Ferry mengingatkan seharusnya anggota DPR bisa memberikan keteladanan yang baik bagaimana hukum di Indonesia dipatuhi. Ferry juga meminta Badan Kehormatan (BK) DPR mengusut anggota DPR yang melakukan kunjungan ke Israel. "Usut apa motivasi di balik itu semua," ungkapnya.

Ferry mengaku untuk masuk ke Israel bagi warga Indonesia tidak mudah. Dia menceritakan bagaimana saat dia ditangkap pihak Israel kala ikut rombongan kapal kemanusiaan Mavi Marmara. Khusus negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik, Israel tidak memberikan cap ke paspor dan langsung mendeportasi. "Namun sebelumnya kita diinterogasi terlebih dahulu," katanya (http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/06/11/mo8a4g-kispa-sesalkan-kunjungan-tantowi-ke-israel).

Bahkan seorang Marty Natalegawa pun ditolak masuk ke Ramallah, Palestina, karena Israel yang menguasai otoritas wilayah tersebut. Waktu itu, Marty bersama menteri luar negeri (menlu) dari 12 negara lain berencana berkunjung ke Ramallah, Ahad-Senin, 5-6 Agustus 2012. Marty dijadwalkan menghadiri pertemuan tingkat menteri Gerakan Non Blok (GNB) tentang Palestina. Dari 13 negara, lima menlu termasuk Marty, ditolak masuk. Alhasil, pertemuan GNB dibatalkan. Kelima menlu yang ditolak masuk tersebut adalah yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, yakni Indonesia, Malaysia, Bangladesh, Kuba, dan Aljazair ( http://www.republika.co.id/berita/internasional/palestina-israel/13/06/11/mo8558-tantowi-yahya-diterima-israel-menlu-marty-malah-ditolak).

Menanggapi hal ini, Ketua Dewan Penasihat Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie, menyayangkan tindakan Tantowi. Apalagi kata Jimly, Tantowi melontarkan pernyataan bahwa Israel bukan musuh Islam. ''Dia mungkin khilaf. Minta maaf saja sudah cukuplah, sekaligus untuk pendidikan politik bahwa seorang pejabat juga bisa khilaf,'' kata Jimly di Jakarta, Sabtu (15/6). Menurut Jimly, Tantowi tampak seperti orang yang tidak pernah membaca sejarah politik sehingga tidak mampu merasakan denyut perasaan dan gejolak sikap politik rakyat Indonesia terhadap Israel.

Pada kesempatan terpisah, Tantowi mengaku tidak pernah menyatakan Israel tidak memusuhi Islam. Menurutnya, ia hanya menyatakan bahwa 30 persen penduduk Israel beragama Islam dan Islam terwakili di parlemen. Dari 120 anggota parlemen, delapan di antaranya representasi dari Islam (http://www.republika.co.id/berita/koran/news-update/13/06/15/mofz8r-tantowi-yahya-disarankan-minta-maaf).**

Tidak ada komentar:

Posting Komentar