Anggota Dewan
Daerah Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Riau, Indra Jaya, mengatakan, pernyataan
maaf Presiden RI kepada Singapura dan Malaysia terkait bencana asap, telah
melukai hati masyarakat Riau. Pada Senin (24/6) malam, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY), menyatakan permintaan maaf kepada pemerintah Malaysia dan Singapura
terkait kabut asap dari Riau. Permintaan maaf SBY ini menyusul pernyataan keras
para menterinya terhadap a kedua negeri jiran tersebut.
Singapura pucat (ROL) |
“Harusnya
presiden meminta maaf kepada rakyat sendiri, terutama masyarakat Riau, sebelum
meminta maaf kepada bangsa lain,” kecamnya, di Jakarta, Selasa (25/6). Masyarakat
Riau kata Indra, jelas-jelas merasakan langsung dampak dari bencana ini, namun
presiden seolah-olah tidak menganggap keberadaan mereka. Menurutnya, bencana
kabut asap tersebut tidak bisa dilepaskan dari kegiatan investor-investor asing
dari Singapura dan Malaysia di daerah itu.
Sebelumnya, pemerintah mengaku telah mengantongi nama-nama perusahaan yang terlibat dalam peristiwa kebakaran lahan di Riau. Sebanyak delapan dari 14 perusahaan yang teridentifikasi tersebut bakal diproses secara hukum (http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/06/25/moy37m-sby-lukai-hati-masyarakat-riau). Namun ketika salah seorang menterinya menyebut-nyebut nama-nama perusahaan yang diduga menjadi penyebab kebakaran lahan gambut, SBY malah menyindir sinis sang menteri.
Sebelumnya, pemerintah mengaku telah mengantongi nama-nama perusahaan yang terlibat dalam peristiwa kebakaran lahan di Riau. Sebanyak delapan dari 14 perusahaan yang teridentifikasi tersebut bakal diproses secara hukum (http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/06/25/moy37m-sby-lukai-hati-masyarakat-riau). Namun ketika salah seorang menterinya menyebut-nyebut nama-nama perusahaan yang diduga menjadi penyebab kebakaran lahan gambut, SBY malah menyindir sinis sang menteri.
Menurutnya,
hal tersebut tidak seharusnya dilakukan. "Dari apa yang saya pantau
setiap hari, ada pernyataan dari sejumlah pejabat yang menurut saya tidak
semestinya disampaikan seperti itu," katanya. Menurutnya, pengungkapan
nama perusahaan itu belum tentu benar; masih perlu dicek (http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/06/24/mowjka-sby-sindir-pejabat-pengungkap-perusahaan-pembakar-lahan-di-riau).
Para Menteri yang Tak Paham Sang Boss
Permintaan
maaf SBY kepada Malaysia dan Singapura, tak pelak membuat para menterinya
kehilangan muka. Pada Jumat (21/6), Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty
Natalegawa, menyatakan tak akan meminta maaf kepada Singapura. Pasalnya kata
Marty, Singapura sudah mengetahui bahwa Indonesia telah melakukan berbagai cara
untuk menangani kebakaran. Kondisi selama bertahun-tahun sudah menjadi lebih
baik. Akan tetapi karena berbagai alasan maka terjadilah kondisi saat ini.
Sehingga Pemerintah Singapura mengetahui dan mendorong segala upaya menangani
kebakaran.
Terkait kebakaran hutan di Provinsi Riau ini, antara
Indonesia dan Singapura kata Marty, sudah terjalin komunikasi. Forum komunikasi
ini melibatkan Kementerian dan lembaga, baik Indonesia dan Singapura, untuk
bertukar dan berbagi info perembangan polusi asap. Forum komunikasi ini kata
Marty diketahui SBY. Bahkan dia sudah memberikan instruksi tambahan untuk
segera mengatasi kebakaran itu. Menteri Lingkungan Hidup Singapura pun
dikabarkan akan datang ke Indonesia untuk bertemu Menteri Lingkungan Hidup (LH)
Indonesia. Artinya, lanjut Marty, komunikasi antar Kementerian terus dilakukan.
Sehingga kata Marty, tak ada alasan Indonesia minta maaf pada mereka (http://www.republika.co.id/berita/internasional/asean/13/06/21/moqxhf-kemenlu-soal-kabut-asap-tidak-ada-kata-maaf).
Demikian juga
dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM), Jero Wacik, sempat kesal
pada dua negeri jiran itu yang dia anggap membesar-besarkan kiriman asap dari
Indonesia itu. “Saya peringatkan teman-teman dari Malaysia, Singapura. Jangan
terus karena ada asap, ceritanya ke dunia," kata Jedro, saat membuka acara
“31st ASEAN
Senior Official Meeting on Energy (SOME)” di Nusa Dua, Bali, Senin (24/6). Menurutnya, dalam
mengatasi bencana asap ini, lebih baik mengedepankan semangat kerja sama ASEAN.
"Kalau yang namanya berbagi, waktu senang bareng-bareng, waktu susah
jangan ribut ke dunia. Sama kayak suami istri, kalau senang berdua, lagi ribut
jangan cerita keluar," ucapnya (http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/06/24/movtp6-soal-kabut-asap-jero-wacik-peringatkan-singapura-dan-malaysia).
Sebelumnya, Menteri
Lingkungan Hidup (LH), Balthasar Kambuaya, menyebut adanya indikasi delapan
perusahaan Malaysia melakukan pembakaran lahan di Riau. Delapan perusahaan itu
adalah PT Langgam Inti Hiberida, PT Bumi Rakksa Sejati, PT Tunggal Mitra
Plantation, PT Udaya Loh Dinawi, PT Adei Plantation, PT Jatim Jaya Perkasa, PT
Multi Gambut Industri, dan PT Mustika Agro Lestari. Kepala UKP4, Kuntoro
Mangkusubroto, pun sempat mengungkapkan nama perusahaan yang diduga menyumbang
penyebab kebakaran beserta kepemilikan lahan dan titik api (http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/06/24/mowjka-sby-sindir-pejabat-pengungkap-perusahaan-pembakar-lahan-di-riau).
Akan tetapi,
alih-alih sikap heroik para menterinya ini diapresiasi, SBY malah mencibir
pernyataan yang telah dilontarkan mereka. Permintaan maaf SBY itu seakan mementahkan
sikap keras para menterinya ini, yang membuat mereka terpaksa bagai menelan
ludah mereka sendiri. Setelah pernyataan resmi SBY, Marty pun tak mau
banyak bicara. Ia hanya berujar pernyataan SBY sudah sangat jelas.
"Saya kira
sudah jelas sekali. Sangat mendalam dan jelas," katanya usai konferensi
pers SBY itu. Tak hanya Marty dan Jero, Menko Kesra, Agung Laksono, pun sempat
meminta agar Singapura dan Malaysia tidak bersikap kekanak-kanakan karena
bencana asap (http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/06/24/mowl7o-presiden-minta-maaf-ke-singapura-dan-malaysia-menteri-telan-ludah).
Sebelumnya, Pemerintah
Singapura menantang Pemerintah Indonesia memberikan nama perusahaan sawit Singapura
yang disebut-sebut pejabat Kementerian Kehutanan di Jakarta ikut membakar hutan
dan lahan untuk membersihkan atau membuka perkebunan di Sumatra. Menteri LH dan
Sumber Daya Air Singapura, Vivian Balakrishnan, kepada BBC, seperti dikutip the
Straits Times menegaskan akan menindak perusahaan-perusahaan dari negaranya
bila nama-nama mereka diberikan Jakarta secara spesifik, dan dapat dibuktikan melanggar
hukum.
Pernyataan itu ia kemukakan mereaksi berita AFP bahwa pejabat Kementerian Kehutanan Indonesia menyebutkan pemodal asal Singapura dan Malaysia juga ikut bertanggung jawab dalam kebakaran hutan. "Teknik pembalakan dan pembakaran lahan yang murah sebagai metode pembersihan bukan hanya digunakan oleh petani lokal, tetapi juga karyawan perusahaan minyak sawit termasuk yang dimiliki oleh pengusaha Singapura dan Malaysia," kata Hadi Daryanto, seorang pejabat Kementerian Kehutanan Indonesia kepada AFP seperti dikutip BBC Indonesia (http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/06/19/mon18p-singapura-desak-ri-ungkap-perusahaan-pembakar-hutan).
Pernyataan itu ia kemukakan mereaksi berita AFP bahwa pejabat Kementerian Kehutanan Indonesia menyebutkan pemodal asal Singapura dan Malaysia juga ikut bertanggung jawab dalam kebakaran hutan. "Teknik pembalakan dan pembakaran lahan yang murah sebagai metode pembersihan bukan hanya digunakan oleh petani lokal, tetapi juga karyawan perusahaan minyak sawit termasuk yang dimiliki oleh pengusaha Singapura dan Malaysia," kata Hadi Daryanto, seorang pejabat Kementerian Kehutanan Indonesia kepada AFP seperti dikutip BBC Indonesia (http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/06/19/mon18p-singapura-desak-ri-ungkap-perusahaan-pembakar-hutan).
Walhi Mensomasi Presiden
Sementara
itu, Walhi menuding lemahnya penegakan hukum sebagai akar permasalahan berbagai
kasus kebakaran hutan dan lahan di Indonesia. Direktur Eksekutif Daerah Walhi
Riau, Rico Saputra, menilai, pemerintah gagal menjalankan fungsi pengawasan
terhadap sumber-sumber daya alam di Indonesia. “Ini masalah serius. Untuk itu
kami menyampaikan somasi kepada Presiden RI,” ujar Rico. Somasi juga
dilayangkan kepada Kementerian LH, Kementerian Kehutanan, Kementerian
Pertanian, Pemprov Riau, dan Polri.
Walhi
meminta instansi-instansi tersebut segera mengambil tindakan dalam satu pekan
ini, antara lain mengeluarkan kebijakan guna melindungi warga negara yang saat
ini berada dalam ancaman udara yang melebih ambang batas kesehatan. Rico
mengatakan, kebakaran hutan dan lahan di Riau ini terjadi setiap tahun, namun seperti
tidak ada upaya serius dari pemerintah untuk mengantisipasinya.
Berdasarkan
perhitungan Walhi, sampai Agustus 2012, terdapat 5.627 titik api yang tersebar
di beberapa daerah di Indonesia, yaitu sekitar Sumatra, Kalimantan, dan
Sulawesi. Sekitar 300 titik api yang ada di Riau tahun ini justru berada di
wilayah konsesi hutan tanaman industri (HTI) dan perkebunan. Hal ini
menunjukkan, proses pengeluaran izin dari pemerintah terhadap
perusahaan-perusahaan pembakar lahan di provinsi ini memang tidak memiliki
kajian yang memadai.
Walhi juga menuntut pemerintah supaya melakukan evaluasi terhadap semua izin konsesi, baik perkebunan maupun HTI. Terakhir, mereka meminta adanya penegakan hukum yang tegas dalam kasus ini. Termasuk menangkap para pelaku pembakar hutan dan lahan, baik individu maupun korporasi yang bertanggung jawab atas wilayah konsesinya (http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/06/25/moy3ne-walhi-somasi-pemerintah-soal-kebakaran-lahan).
Walhi juga menuntut pemerintah supaya melakukan evaluasi terhadap semua izin konsesi, baik perkebunan maupun HTI. Terakhir, mereka meminta adanya penegakan hukum yang tegas dalam kasus ini. Termasuk menangkap para pelaku pembakar hutan dan lahan, baik individu maupun korporasi yang bertanggung jawab atas wilayah konsesinya (http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/06/25/moy3ne-walhi-somasi-pemerintah-soal-kebakaran-lahan).
Warga Mengecam SBY
Sementara
itu Wakil Ketua Komisi I DPR RI Bidang Hubungan Luar Negeri, TB. Hassanuddin, menyimpulkan permintaan maaf SBY sebagai
tindakan berlebihan kepala negara. "Lebay kalau sampai minta maaf,"
ujarnya di Senayan, Selasa (25/6). Negara, lanjut dia, tidak perlu ambil alih
apa yang dilakukan perorangan atau perusahaan. Hasannudin mengatakan pernyataan
Marty Natalegawa justru lebih tepat. "Kalau
mau minta maaf, minta maaf lah ke bangsa sendiri," kata Hasannudin (http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/06/25/moy5iq-sby-disebut-lebay-minta-maaf-ke-malaysia-dan-singapura).
Warga juga
mengritik tindakan SBY ini. Agus Budiawan (27 tahun) mengatakan SBY gegabah
dengan meminta maaf ke Malaysia dan Singapura. Menurut warga Bekasi ini,
sebaiknya SBY memanggil negara yang protes untuk duduk bersama. Abdul Rochim
(29) warga Cilincing, Jakarta Utara, mengatakan, "Usut dulu dengan tegas
pelaku pembalak liar, perusahaan nakal," ujar Abdul. Ristu Hasriandi
(28) warga Pekanbaru meminta pemerintah harus lebih fair.
Permintaan maaf
bagus untuk hubungan diplomasi, katanya, namun pemerintah harus adil melihat
lahan milik siapa yang terbakar. "Di sini banyak perusahaan Malaysia
dan Singapura," ungkapnya. Ia menambahkan bukan hanya warga Singapura dan
Malaysia yang terdampak, warga Riau pun tak luput dari gangguan asap. "Selain
asap pekat, suhu mencapai 37 derajat celcius," kata Ristu (http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/06/25/moy62s-komentar-warga-soal-permintaan-maaf-sby-ke-negeri-jiran).**
KISAH NYATA..............
BalasHapusAss.Saya ir Sutrisno.Dari Kota Jaya Pura Ingin Berbagi Cerita
dulunya saya pengusaha sukses harta banyak dan kedudukan tinggi tapi semenjak
saya ditipu oleh teman hampir semua aset saya habis,
saya sempat putus asa hampir bunuh diri,tapi saya buka
internet dan menemukan nomor Ki Kanjeng saya beranikan diri untuk menghubungi beliau,saya di kasih solusi,
awalnya saya ragu dan tidak percaya,tapi saya coba ikut ritual dari Ki Kanjeng alhamdulillah sekarang saya dapat modal dan mulai merintis kembali usaha saya,
sekarang saya bisa bayar hutang2 saya di bank Mandiri dan BNI,terimah kasih Ki,mau seperti saya silahkan hub Ki
Kanjeng di nmr 085320279333 Kiyai Kanjeng,ini nyata demi Allah kalau saya tidak bohong,indahnya berbagi,assalamu alaikum.
KEMARIN SAYA TEMUKAN TULISAN DIBAWAH INI SYA COBA HUBUNGI TERNYATA BETUL,
BELIAU SUDAH MEMBUKTIKAN KESAYA !!!
((((((((((((DANA GHAIB)))))))))))))))))
Pesugihan Instant 10 MILYAR
Mulai bulan ini (juli 2015) Kami dari padepokan mengadakan program pesugihan Instant tanpa tumbal, serta tanpa resiko. Program ini kami khususkan bagi para pasien yang membutuhan modal usaha yang cukup besar, Hutang yang menumpuk (diatas 1 Milyar), Adapun ketentuan mengikuti program ini adalah sebagai berikut :
Mempunyai Hutang diatas 1 Milyar
Ingin membuka usaha dengan Modal diatas 1 Milyar
dll
Syarat :
Usia Minimal 21 Tahun
Berani Ritual (apabila tidak berani, maka bisa diwakilkan kami dan tim)
Belum pernah melakukan perjanjian pesugihan ditempat lain
Suci lahir dan batin (wanita tidak boleh mengikuti program ini pada saat datang bulan)
Harus memiliki Kamar Kosong di rumah anda
Proses :
Proses ritual selama 2 hari 2 malam di dalam gua
Harus siap mental lahir dan batin
Sanggup Puasa 2 hari 2 malam ( ngebleng)
Pada malam hari tidak boleh tidur
Biaya ritual Sebesar 10 Juta dengan rincian sebagai berikut :
Pengganti tumbal Kambing kendit : 5jt
Ayam cemani : 2jt
Minyak Songolangit : 2jt
bunga, candu, kemenyan, nasi tumpeng, kain kafan dll Sebesar : 1jt
Prosedur Daftar Ritual ini :
Kirim Foto anda
Kirim Data sesuai KTP
Format : Nama, Alamat, Umur, Nama ibu Kandung, Weton (Hari Lahir), PESUGIHAN 10 MILYAR
Kirim ke nomor ini : 085320279333
SMS Anda akan Kami balas secepatnya
Maaf Program ini TERBATAS .
===Agens128 bagi uang Tunai===
Pakai Pulsa Tanpa Potongan
Juga Pakai(OVO, Dana, LinkAja, GoPay)
Support Semua Bank Lokal & Daerah Indonesia
Game Populer:
=>>Sabung Ayam S1288, SV388
=>>Sportsbook,
=>>Casino Online,
=>>Togel Online,
=>>Bola Tangkas
=>>Slots Games, Tembak Ikan
Permainan Judi online yang menggunakan uang asli dan mendapatkan uang Tunai
|| Online Membantu 24 Jam
|| 100% Bebas dari BOT
|| Kemudahan Melakukan Transaksi di Bank Besar Suluruh INDONESIA
WhastApp : 0852-2255-5128
Agens128Agens128