4/15/2013

Netbook Akan Punah pada 2015


"Netbook tidak cukup kuat untuk menjadi laptop yang sesungguhnya, tapi tidak (pula) memiliki jangkauan ke pembeli yang mempertimbangkan harga murah untuk perangkat komputasi memadai"

“Prediksi saya bahwa netbook bakalan tergeser Tablet, keliatan nyata di Mega Bazaar, banyak netbook all out dengan harga miring abeezz…”  kicau Abimanyu W, pengamat Teknologi Informasi dalam akun twitter-nya pada Maret 2011 lalu (lihat: https://twitter.com/ask_Abah/status/46192266863325184). Kicauan Abah, panggilan akrab Abimanyu ini, semakin terlihat gelagatnya pada 2013 ini. Bahkan sang pelopor netbook, Asus, sudah mengisyaratkan bakal punahnya salah satu varian computer jinjing ini.

Tablet, netbook, dan notebook (laptop)
Perusahaan riset IHS iSuppli pada April 2013 menyebutkan, saat ini produk netbook memang masih bisa dicari di pasaran, namun sejumlah pabrikan mulai menghentikan produksi perangkat itu. "Produksi apapun yang tersisa diperkirakan akan terbatas, atau para pabrikan itu hanya sekedar mengapalkan (shipment) produk terakhir mereka untuk memenuhi kewajiban kontrak kepada para pelanggan," sebut iSuppli seperti dikutip ZD Net.

IHS iSuppli mencatat, pengapalan netbook mencapai 3,97 juta unit pada 2013. Jumlah ini turun sampai  72 persen dibanding pengapalan pada 2012 sebesar 14,13 juta unit. Penurunan pengapalan produk laptop ringan dan murah itu akan berlanjut pada 2014 sebesar 264 ribu unit, sebelum punah pada 2015. Netbook mulai muncul sejak akhir 2007 dengan pengapalan 550 ribu unit dan mencapai puncaknya pada 2010 sebesar 32,14 unit.

"Netbook tidak cukup kuat untuk menjadi laptop yang sesungguhnya, tapi tidak (pula) memiliki jangkauan ke pembeli yang mempertimbangkan harga murah untuk perangkat komputasi memadai," sebut ZD Net. Netbook juga disebut kurang praktis untuk bersaing dengan perangkat-perangkat tablet yang ada di pasaran atau sekedar sebagai perangkat transisi dari era post-PC (http://www.republika.co.id/berita/trendtek/gadget/13/04/14/ml8zol-netbook-akan-punah-2015).

Lembaga riset DigiTimes juga melansir, komputer portabel kecil dan ringan yang sempat ditawarkan dalam berbagai merek ini, mungkin akan sulit ditemui mulai tahun 2013. Dilaporkan DigiTimes, pasar netbook akan “resmi” berakhir setelah Acer dan Asus—dua produsen besar netbook asal Taiwan—selesai menjual stok yang tersisa. "Kami mengalihkan fokus untuk meningkatkan laba ketimbang berebut pangsa pasar secara membabi-buta lewat produk yang murah tapi tidak menguntungkan," ujar CEO Acer J.T. Wang, pada Desember 2012.

Asus, sang pelopor netbook, dilaporkan telah lebih dulu menghentikan produksi netbook pada September 2012. Di Indonesia, pihak lain yang juga akan berhenti memasarkan netbook adalah Hewlett Packard (HP). Menurut Market Development Manager HP Indonesia, Cynthia Defjan, pihaknya telah menerima pengapalan (shipment) terakhir pada Oktober 2012. Mulai 2013, netbook HP disebutnya bakal menghilang dari pasaran
(http://tekno.kompas.com/read/2013/01/03/10014456/Selamat.Tinggal.Netbook).

Apa itu netbook? Diambil dari laman Wikipedia: Netbook merupakan salah satu varian komputer jinjing yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan komunikasi nirkabel dan mengakses internet: merambah web (browsing), menulis email, dll, yang tidak membutuhkan spesifikasi komputasi yang tinggi. Karena itu netbook sangat bergantung pada keberadaan internet. 

Netbook biasanya menggunakan Windows XP ataupun Linux sebagai basis sistem operasinya, daripada sistem operasi yang memakan sumber daya komputer yang lebih besar seperti Windows Vista. Ukuran perangkat ini berkisar 4,8 inci hingga lebih dari 13 inci. Umumnya memiliki berat antara 2-3 pon (sekitar 1 kg) dengan harga biasanya lebih murah daripada laptop biasa. Harga netbook umumnya berada dalam kisaran 400 dolar AS, bahkan beberapa di antaranya ditawarkan dengan harga antara 50 dolar As hingga 100 dolar AS (http://id.wikipedia.org/wiki/Netbook).

Masuk akal jika alasan penyebab bakal matinya netbook, antara lain karena harga laptop yang semakin murah. Dengan spesifikasi yang lebih tinggi, para konsumen lebih melirik laptop daripada netbook. Namun kiamat nyata bagi netbook justru karena kemunculan produk komputer tablet (tablet PC). Dengan desain lebih praktis dan janji spesifikasi lebih canggih dibanding netbook,  para konsumen pun lebih memilih tablet ketimbang netbook. Apalagi jika dilihat secara status sosial, menggunakan tablet (masih) masih bertujuan untuk keren-kerenan (lihat: http://bobbyjulian.com/beberapa-gadget-yang-telah-tergeser-pesonanya-part-1/).

Orientasi penggunaan tablet saat ini memang masih sebatas untuk hiburan. Selain bermain game, tablet masih sekadar untuk browsing, email, atau mendengarkan musik—spesifikasi yang memang menghantarkan kebangkrutan produk netbook. Jikapun terdapat aplikasi Office, fungsi Tablet PC hanya terbatas untuk membaca e-book atau membuka dokumen saja (http://moerhadieberbagi.com/tablet-pc-menjamur-akakankah-komputer-pc-tergeser/).

Pertumbuhan komputer tablet memang luar biasa. Di Indonesia, misalnya, berdasarkan data lembaga riset  IDC, shipment tablet naik 100 persen di kuartal kedua 2012, sementara kuartal ketiga mencatat kenaikan 50 persen. Pasar netbook pun terkikis karena konsumen mulai lebih memilih tablet ketimbang netbook untuk memenuhi keperluan-keperluan ringan seperti browsing dan mengakses media sosial.

Menurut DigiTimes, saat ini hanya ada dua produsen utama yang bersaing di pasar netbook, yaitu Asus dan Acer. Itupun penjualan utamanya terjadi di pasar negara berkembang, seperti di wilayah Asia Tenggara dan Afrika.

Namun masih ada produsen yang secara aktif memasarkan perangkat yang "mirip" netbook, yakni Google dengan Chromebook-nya. Chromebook adalah komputer jinjing murah yang mengandalkan jaringan cloud untuk beroperasi. Tidak diketahui berapa banyak Chromebook yang dibuat melalui kerjasama dengan Acer dan Samsung ini yang telah berhasil dijual, akan tetapi angkanya diperkirakan tidak banyak.

Semula, konsep netbook diduga akan diambil alih Ultrabook yang menawarkan bentuk tipis dan kinerja lebih tinggi. Namun meski diprediksi bakal menjadi tren mainstream di masa depan, harga Ultrabook boleh dibilang masih berada di luar jangkauan kantong sebagian besar pengguna di tanah air (http://tekno.kompas.com/read/2013/01/03/10014456/Selamat.Tinggal.Netbook).

Namun ternyata, sebagai pelopor netbook, Asus juga tidak begitu saja menghentikan inovasi produk komputer jinjing yang ringan dan murah. Pertengahan 2012 lalu, produsen Asal Taiwan ini dikabarkan mengembangkan Slimbook. Apakah ini sekedar berganti nama saja? Apalagi ternyata harganya diklaim setara netbook namun dengan spesifikasi lebih tinggi. Sesuai namanya, Slimbook didesain lebih tipis. Modelnya diangggap lebih stylish dan casual dibandingkan dengan Eee PC, produk awal netbook Asus. Ia juga menawarkan fitur yang lebih premium dan diperkuat dengan teknologi terbaru. Produk ini akan dilepas dengan harga mulai Rp 2.999.000 (http://www.republika.co.id/berita/trendtek/gadget/12/06/25/m66907-slimbook-notebook-rp-3-jutaan-pengganti-netbook).

Tren tergusurnya netbook semakin nyata saja dengan kehadiran smartphone. Satu riset yang dilakukan Canalys mencatat, untuk pertama kali pada 2011, pengapalan smartphone mampu melampaui PC. Bahkan angka penjualan smartphone dalam satu semester yang mencapai 73 juta unit, juga melampaui angka penjualan PC. Pertumbuhan produk Apple yang cepat, baik iPhone maupun iPad, ikut mendorong pertumbuhan angka penjualan smartphones (http://www.republika.co.id/berita/trendtek/gadget/12/02/06/lyy8k8-smartphone-melaju-kencang-meninggalkan-pc). Dalam hal jumlah penjualan mungkin smartphone memang bisa melampaui PC, tapi apakah orang bisa bekerja menggunakan smartphone? Smartphone mungkin hanya sebatas teknologi yang membuka peluang pasar baru, bagi dompet-dompet yang masih tebal dan keranjingan gadget.**

Newspeg:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar