Harga Emas Terjungkal: Penurunan Paling Merugikan Sejak 1983

“Memiliki emas hampir sama dengan memiliki uang tunai. Itu karena sifatnya yang sangat mudah dijual alias likuid--salah satu keuntungan dari emas”

Harga emas dunia rontok. Emas berjangka untuk pengiriman Juni, ditutup 1.361 dolar AS (sekitar Rp 13,2 juta) per troy ounce di Comex New York. Bloomberg melaporkan, harga tersebut turun lebih dari 200 dolar AS dalam dua sesi. Jatuhnya harga emas itu mencapai 13 persen sejak 11 April, yang merupakan penurunan terbesar sejak 1983. Penyebab utamanya karena penurunan inflasi global yang mengurangi nilai emas sebagai lindung nilai terhadap kenaikan harga.

Kilau yang sedang tak menyilaukan

Di Indonesia, Sekretaris Perusahaan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk, Tedy Badrujaman, mengakui hal itu. "Harga emas Antam tetap bergantung pada harga emas dunia dan kurs nilai tukar," jelasnya saat dihubungi Republika. Namun kata dia, penurunan tak akan berlangsung lama. “Harga emas masih bisa menguat,” ujarnya. Emas Antam turun menjadi Rp 541 ribu per gram dari harga Rp 543 ribu per gram diperdagangan Senin (15/4). (http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/bisnis/13/04/16/mlcxjl-harga-emas-antam-tergerus-harga-emas-global)/

Pekan lalu, Goldman Sach memperingatkan,  harga emas turun lebih cepat setelah reli terpanjang dalam sembilan dekade. "Siapa saja yang melakukan pembelian sebelum ini, penurunan besar mungkin akan dirasakan, " ujar kepala strategi di National Securities Corp di New York, Donald Selkin (http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/ritel/13/04/16/mlbthx-harga-emas-jatuh-di-titik-terendah-dalam-30-tahun-terakhir).

Market & Strategic Analyst Gold  dari PT Monex Investindo Futures, Fachmi Jaidi, Selasa (16/4), menyebutkan, turunnya harga emas disebabkan adanya peralihan dana dari emas ke saham. Selain itu indikasi membaiknya ekonomi Amerika Serikat (AS) menyebabkan investor mulai mengumpulkan dolar AS, alih-alih emas. Kejatuhan ini kata Fahmi menyusul harga emas selama lima tahun terakhir yang terus mengalami kenaikan, bahkan menyentuh level 1.900 dolar AS per ons.

Tidak dapat dipastikan berapa lama keadaan ini bakal bertahan. Pergerakan harga emas harus dilihat secara global. Banyak isu yang memengaruhi harga emas, termasuk isu penjualan emas oleh Republik Siprus. Bagi para investor emas jangka panjang, Fachmi mengatakan, ada baiknya melakukan pembelian saat ini. Namun jika pembelian hanya untuk jangka pendek, maka investor harus melihat dulu perkembangannya. "Boleh beli kalau di kisaran Rp 450 ribu," sarannya (http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/ritel/13/04/16/mlc8yj-ini-penyebab-harga-emas-anjlok).

Senada dengan Fachmi, Direktur Bisnis II Perum Pegadaian (Persero), Wasis Djuhar, menduga, potensi rebound di pasar saham membuat investor beralih ke saham. Dugaan lain, karena adanya sejumlah negara yang melepas cadangan emasnya, selain dugaan spekulan yang sedang membanjiri pasaran. "Kami tentu mengharapkan kondisi ini hanya sementara, sebab pendapatan kami tergantung pada harga emas," kata Djuhar kepada ROL, Selasa (16/4).

Namun penurunan harga emas ini tidak lantas membuat permintaan di Pegadaian melonjak. Permintaan emas kata Djuhar, setiap harinya masih normal yakni pada kisaran 12 kg per hari. Kantor Pegadaian Pusat Kramat mencatat, harga emas beberapa hari ini berada di kisaran Rp 503- 501 ribu per gram (http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/ritel/13/04/16/mlccgr-pegadaian-tak-ada-lonjakan-permintaan-emas).

Dalam jangka waktu satu pekan ini, penurunan harga emas di pusat-pusat penjualan emas mencapai Rp 50-60 ribu per gram. Toko Mas Kemenangan di Depok mencatat, harga jual emas kuning dengan kadar 24 karat turun dari Rp 500 ribu menjadi Rp 440 ribu per gram. Pihak toko emas itu Selasa malam kemarin menyebutkan,  harga emas batangan (logam mulia) yang diperoleh dari Antam saat ini seharga Rp 460 ribu per gram (http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/13/04/16/mlcnbl-berinvestasi-emas-sekaranglah-waktunya).

Indikasi penurunan harga emas sudah terasa sejak memasuki 2013 ini. Citigroup, salah satu bank investasi bertaraf internasional, melihat adanya beberapa faktor yang berpotensi menekan harga perkiraan emas dunia 2013, seperti pembelian emas oleh Bank Sentral yang telah menurun jauh dari level puncak yang tercatat pada tahun 2009 silam. Permintaan untuk perhiasan juga terus menurun, begitu pula dengan permintaan dari sektor swasta yang diperkirakan akan segera mengikuti (http://asiaroxy.com/perkiraan-emas-dunia).

Selama 12 tahun berturut-turut ini, harga emas berhasil mencatatkan kenaikan, namun era tersebut seakan berakhir sejak awal tahun ini. Sebagai gambaran, di sepanjang 2011 lalu, harga emas berhasil membumbung sebesar 34%. Nah, di tahun itu pula, emas berhasil menorehkan rekor harga tertingginya di posisi 1.900,23 dolar AS per troy ounce (ons) pada Agustus 2011.

Namun pada 2012, tenaga emas untuk mendaki mulai berkurang. Pada 2012, emas hanya berhasil menorehkan kenaikan sebesar 11%. Adapun harga rata-rata emas di sepanjang 2012 sebesar 1.679 dolar AS per troy ounce. Kian melemahnya gerak harga si kuning mentereng ini berlanjut hingga awal 2013.

Hingga akhirnya, pada akhir pekan lalu (12/4), emas memasuki pasar bearish. Saat itu, harga kontrak emas jatuh hingga ke posisi 1.483 dolar as per troy ounce. Itu artinya, harga emas sudah anjlok 22% dari rekor tertingginya pada Agustus 2011 lalu. Sekadar mengingatkan, penurunan harga emas yang mencapai 20% dari level tertingginya dapat dikatakan masuk ke dalam definisi pasar bearish.

Sejumlah analis menilai saat ini merupakan waktu yang tepat berinvestasi emas. Wakil Kepala Riset Valbury Asia Securities, Nico Omer Jonckheere, mengatakan, level (harga) terendah sudah tercapai untuk tahun ini atau sudah sangat dekat. “Saya merekomendasikan untuk membeli emas sekarang,” ujar Nico kepada Kontan. Nico juga menyarankan agar investor tetap saja membeli emas pada dollar-cost averaging basis, apalagi dengan harga yang semakin murah saat ini.

Sementara Jonathan Barratt, pendiri Barratt's Bulletin, menyebutkan, koreksi harga emas saat ini hanya reaksi berlebihan pelaku pasar. Menurutnya, penurunan emas saat ini menawarkan posisi masuk yang bagus kepada investor. Sedangkan Ariston Tjendra, Head of Research Monex Investindo Future, mengatakan, bagi yang  terlanjur membeli emas saat harganya tinggi, tidak usah panik. "Sebaiknya investasikan untuk jangka panjang. Ditahan saja meski harga emas sedang turun," ujarnya (http://fokus.kontan.co.id/news/masuk-pasar-bearish-saatnya-berburu-emas/2013/04/17).

Hal lain hal yang tidak perlu membuat investor emas panik, apalagi untuk investor jangka panjang, adalah bahwa memiliki emas hampir sama dengan memiliki uang tunai. Itu karena sifatnya yang sangat mudah dijual alias likuid, salah satu keuntungan dari emas (http://www.readersdigest.co.id/uang/investasi.dan.bisnis/3.hal.penyebab.harga.emas.naik/004/001/69).

Ahmad Gozali, perencana keuangan pada Safir Senduk & Rekan, menyarankan, berinvestasi logam mulia (LM) paling efisien adalah pada LM pecahan 100 gram karena harga per gramnya lebih murah dibandingkan pecahan yang lebih kecil. “Logam mulia 50 gram lebih murah dibanding yang 25 gram, dan begitu selanjutnya.”

“Jadi kalau ditanya apakah lebih baik membeli langsung logam mulia 25 gram dibanding pecahan lebih kecil 10 atau 5 gram, jelas lebih baik beli langsung pecahan 25 gram. Namun jika dananya terbatas, tidak mengapa membeli bertahap pecahan yang lebih kecil seperti 10 dan 5 gram,” saran Ahmad (http://www.republika.co.id/berita/konsultasi/askgoz/12/12/20/mfbxm7-lebih-baik-berinvestasi-logam-mulia-25g-atau-pecahan-kecil).**

Newspeg:

http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/bisnis/13/04/16/mlcxjl-harga-emas-antam-tergerus-harga-emas-global