4/06/2013

Berdamai dengan Penyebab Stress demi Kesehatan Jiwa



"Jarang bermimpi saat tidur, merupakan salah satu gejala stress. Logikanya, mimpi butuh kondisi tidur nyenyak, dan ini sulit terjadi saat sedang stress"

Pengalaman emosional sehari-hari, seperti misalnya terjebak macet setiap kali pergi dan pulang bekerja, dapat terakumulasi tanpa sadar dan mejadi gunung es masalah kejiwaan. “Kita sangat fokus pada tujuan jangka panjang sehingga melupakan pentingnya mengatur emosi kita," kata Profesor Psikologi dan Perilaku Sosial, Susan Charles, Charles seperti diterbitkan jurnal Psychological Science.
ROL

Data Midlife Development dan National Study of Daily Experiences di Amerika Serikat, yang melibatkan pria dan wanita usia 25-74, menunjukkan, masalah kejiwaan ternyata tidak hanya disebabkan oleh masalah besar, tapi juga pengalaman emosional sehari-hari. Karena itu kata Charles, belajar bersabar dan mengelola stres yang terjadi sehar-hari, sama pentingnya dengan diet sehat dan olahraga rutin. Ia juga mengimbau sebaiknya jangan membiarkan hal sepele merusak perasaan (http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/13/04/05/mks9dz-hatihati-stres-akibat-macet-rusak-kesehatan-jiwa).
 
Jika kemacetan menjadi bagian sehari-hari anda, dan anda tidak ingin hal itu mengganggu jiwa, tentunya harus dicari solusi damainya. Psikiater dari Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), dr Endah Ronawulan SpKJ, mengatakan, satu-satunya cara adalah dengan mengalihkan perhatian. Pengalihan perhatian bisa dengan mendengarkan musik bagi yang menyetir. Sedangkan bagi penumpang bisa saja sambil bermain game, atau ngobrol di jejaring sosial. ”Kalau tidak kuat lagi, bisa menepikan mobil sebentar untuk olahraga ringan yang dapat melancarkan sirkulasi darah sehingga anda merasa rileks,” kata dia (http://health.okezone.com/read/2012/02/02/482/568219/trik-trik-atasi-stres-di-tengah-kemacetan).

Akumulasi stress dapat menimbulkan gejala yang mungkin anda anggap bukan masalah besar. Apalagi jika ada obat yang bisa langsung menghilangkan gejala berupa gangguan kesehatan tersebut seperti misalnya migren dan sakit perut. Apalagi gejala-gejala ini juga kadang sembuh sendiri.

Menurut Todd Schwedt, MD, direktur pusat sakit kepala di Washington University, migren disebabkan daya tahan tubuh yang menurun, salah satunya karena stress. Untuk menghindarinya, pastikan pola makan dan tidur dalam sepekan selalu terjaga. Gejala-gejala lainnya yang patut digurigai adalah kram yang sangat sakit. Ini terutama terjadi pada wanita. Saat stres, risiko mengalami kram 2 kali lebih besar karena aktivitas syaraf simpatis lebih tinggi. Olahraga secara teratur dapat mencegahnya.

Rahang terasa nyeri merupakan tanda  stress tengah melanda. Tanpa disadari, gigi atas dan bawah saling menggeretak saat stress, dan memicu tekanan berlebih di pelipis. Gejala ini bisa dicegah dengan memasang pelindung di antara kedua gigi saat tidur malam. Jarang bermimpi saat tidur: mimpi butuh kondisi tidur nyenyak. Ini sulit terjadi saat sedang stres.

Gejala lainnya adalah: Gusi berdarah—stres dapat meningkatnya hormon kortisol yang akan melemahkan sistem imun, sehingga memudahkan infeksi bakteri ke dalam gusi. Kulit gatal-gatal—penelitian di Jepang mengungkap, stres bisa mengaktifkan sejumlah serabut syaraf yang memicu sensasi gatal. Alergi yang lebih parah dari biasanya—penelitian di Ohio State University pada 2008 emnyatakan, pikiran gelisah dan tidak tenang dapat memicu hormon stres memproduksi  immunoglobulin, protein dalam darah penyebab reaksi alergi.

Gejala lainnya adalah mendadak sakit perut—pada orang stres, risiko mengalami sakit perut meningkat 3 kali lipat. Penyebab pastinya belum diketahui, tetapi sebuah teori menyebutkan, jaringan syaraf di otak dan usus saling terhubung. Ketika syaraf otak bereaksi terhadap stres, syaraf di usus menangkap sinyal yang sama dan memberikan respon tertentu misalnya rasa mulas.http://wolipop.detik.com/read/2012/12/04/081524/2108445/1135/8-penyakit-yang-bisa-datang-akibat-stres

Masalah atau gangguan kejiwaan merupakan kondisi adanya gejala klinis berupa sindroma pola perilaku dan pola psikologis yang sangat berkaitan dengan adanya rasa tidak nyaman, rasa nyeri, dan tidak tenteram (http://www.deherba.com/jenis-jenis-gangguan-jiwa-pada-manusia.html).

Bagaimana mengenail gejala gangguan jiwa? Dr Andri Spkj menulis, beberapa gejala umum gangguan kejiwaan antara lain adalah depresi. Pada gejala depresi, muncul keluhan fisik seperti lesu dan letih berlebihan serta sulit mempertahankan tidur. Dengan gejala berat bisa mulai mengeluh ingin mati, merasa tidak berdaya, tidak ada gairah hidup, dan merasa semuanya hampa.

Cemas juga merupakan gejala gangguan kejiwaan. Mereka yang cemas biasanya akan mengatakan “takut”, seperti takut mati, takut gagal, takut gila, takut sakit, dsb. Cemas yang paling sering diderita adalah panik sehingga biasanya keluhannya berhubungan dengan sistem otak dan otonom seperti jantung berdebar, sesak napas, rasa ingin muntah, buang-buang air jika stres, keluar keringat dingin, bibir kering, dan rasa seperti melayang. Keluhan-keluhan ini biasanya jarang dialami oleh pasien dengan gangguan depresi yang nyata.
 
Pengalaman klinis mengatakan seseorang yang cemas lebih sering mengeluhkan keluhan fisiknya daripada keluhan perasaannya. Gejala yang lebih parah lagi adalah psikotik. Gejala ini biasanya ditandai halusinasi dan waham yang jelas. Halusinasi adalah gangguan persepsi, baik auditorik maupun visual yang biasanya disebabkan proses di otak. Biasanya pasien mendengar bisikan atau melihat sesuatu yang tidak dilihat orang lain. Waham adalah keyakinan yang salah tentang sesuatu yang dipertahankan walaupun sudah diberikan bukti-bukti yang mendukung bahwa hal tersebut tidak benar. Misalnya yang paling sering adalah Waham Paranoid, pasien merasa dia dicurigai atau ada orang yang mau berbuat jahat terhadap pasien. Pada pasien Psikotik keyakinan ini dipertahankan dengan kukuh walaupun sudah diberikan bukti-bukti yang mengatakan lain (http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2011/06/08/tips-mengenali-gangguan-jiwa-cemas-depresi-psikotik-371312.html).
 
Jika anda merasa memiliki beberapa gejala seperti di atas, mungkin saatnya anda berpikir serius untuk mengelola stress agar tidak menjadi masalah kejiwaan yang lebih serius, bahkan mengundang bebagai penyakit sindrom metabolisme. Salah satu cara mengelola stress adalah dengan memperbaiki gaya hidup, baik dalam hal memilih jenis makanan maupun dalam hal kebiasaan sehari-hari.

Jenis makanan yang dapat menetralisasi tubuh dari stress sehari-hari misalnya dengan mengonsumsi biji-bijian. Biji-bijian dapat membantu meningkatkan hormon serotonin (hormon yang membuat perasaan menjadi lebih baik). Selain itu juga harus pandai memilih makanan yang dapat menurunkan lemak jahat (LDL) di tubuh seperti makanan-makanan yang mengandung omega 3.

Omega 3 dapat berperan sebagai antidepresan, karena memicu produksi hormon serotonin, yang bekerja memperbaiki komunikasi antara sel-sel otak, sehingga dapat membantu melawan depresi. Contoh makanan dengan lemak baik atau lemak sehat adalah salmon, alpukat, walnut, kacang tanah, biji-bijian dan minyak zaitun.

Jangan lakukan diet karbohidrat dan lemak. Alih-alih ingin ingin langsing, justru ini bisa memperparah stress. Solusinya, tetap memilih makanan yang sehat dengan porsi sewajarnya. Selain itu, lakukan kebiasaan-kebiasaan yang memang selayakna dilakukan dalam pola hidup yang sehat seperti tidur yang cukup, dan berolahraga secara teratur (http://artikelkesehatan99.com/7-cara-mengatasi-stres-sekaligus-mengontrol-berat-badan/).

Newspeg:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar