4/04/2013

Daging Merah Tidak "Haram", Kurangi Saja



“Orang dewasa sebaiknya tidak mengonsumsi lebih dari 500 gram daging dalam sepekan. Jumlah ini setara dengan tiga potong kecil per hari”

Mengapa perlu mengurangi porsi daging merah (daging sapi, kambing, domba) dalam menu sehari-hari? Alasannya jelas, karena kandungan lemak jenuhnya yang tinggi daging merah bisa memicu penyakit-penyakit yang berkaitan dengan sindrom metabolisme tubuh seperti jantung, stroke, hipertensi, juga berbagai jenis kanker.
Parade.com

Satu studi besar di AS seperti dilansir Real Age, menunjukkan, wanita yang menyantap 3,6 ons (360 gram) daging merah setiap hari—kurang dari satu burger kecil—risiko terserang stroke meningkat hingga 42 persen, dibanding dengan yang hanya menyantap 100 gram. Efek daging olahan lebih buruk lagi, hanya 150 gram tiap hari bisa menggenjot risiko stroke hingga 15 persen.

Lemak jenuh yang ada pada daging merah, dapat meningkatkan risiko penyumbatan pembuluh darah. Dipadu dengan kandungan garam yang tinggi saat daging diproses, bisa mempercepat produksi radikal bebas yang merusak sel dan meningkatkan tekanan darah, para biang kerok dari stroke (http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/13/04/04/mkq580-sering-makan-daging-merah-risikonya-mengerikan).

Dengan alasan sama, Departemen Kesehatan Inggris telah membuat pedoman baru mengenai berapa konsumsi daging merah yang seharusnya. Pedoman tersebut menyarankan agar orang dewasa tidak mengonsumsi lebih dari 500 gram daging dalam sepekan. Jumlah ini setara dengan tiga potong kecil per hari. Atau secara konkretnya sama juga dengan hanya mengonsumsi tiga sosis, satu potong steak kecil, dan tiga potong daging domba, dalam sepekan.

Pedoman ini dikeluarkan sepekan setelah British Nutrition Foundation merilis studi terbaru mereka yang menyatakan, mayoritas orang dewasa yang hobi mengonsumsi daging merah mempunyai kaitan dengan penyakit kanker. Penelitian ini memperingatkan bahwa meskipun daging merah adalah sumber zat besi, namun konsumen harus mengingat risikonya bagi penyakit jantung dan kanker. Penelitian telah menunjukkan, daging merah secara signifikan meningkatkan risiko kanker usus. Ini adalah bentuk paling umum  kanker pada 6.500 warga Inggris setiap tahun (http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/kesehatan/11/02/21/165333-cegah-kanker-depkes-inggris-tetapkan-batasan-konsumsi-daging).

Sudah menjadi kesepakatan tak tertulis bahwa mengonsumsi apa pun harus sesuai dengan kebutuhan tubuh. Pengaruh negatif mengonsumsi daging merah pun akan muncul jika kita mengonsumsinya dalam jumlah yang melebihi kapasitas konsumsi orang normal. Sebab pada  kenyataannya, daging merah merupakan sumber terbaik elemen nutrisi esensial dan berbagai vitamin yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Banyak dari mineral-mineral ini tidak ditemukan pada biji-bijian dan sayuran.

Daging merah mengandung protein tinggi dan mikro nutrien yang sangat esensial bagi kesehatan kita. Sering kali kita mengabaikan bahwa masalah kesehatan justru bisa timbul akibat kurangnya mengonsumsi daging merah. Banyak wanita muda dan remaja yang mengalami difisiensi zat besi akut akibat kurangnya mengonsumsi daging (http://web.ipb.ac.id/~lppm/ID/index.php?view=warta/isinews&id=542).

Penting untuk diketahui bagi para vegetarian (yang beralasan untuk kesehatan) dan wanita-wanita yang ingin menjaga kelangsingan tubuhnya, bahwa mengonsumsi daging merah justru baik untuk kesehatan dan bahkan kandungan proteinnya bisa dijadikan pola untuk berdiet.
Misalnya saja, dengan mengonsumsi daging merah yang tanpa lemak, justru sebaliknya malah baik untuk para penderita penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan arthritis. Sebab daging sapi tanpa lemak misalnya, masih bisa menjadi sumber protein yang baik.

Bagi Anda yang sedang menjalani diet, daging sapi tanpa lemak ini juga baik untuk membantu menurunkan berat badan Anda. Protein membantu Anda merasa kenyang lebih lama, sehingga membuat Anda tak mudah tergoda pada camilan-camilan yang dapat meningkatkan berat badan. Demikian dilansir Joybauer.

Daging sapi merupakan sumber yang baik untuk sumber nutrisi, seperti zat besi, seng, riboflavin, vitamin, dan mineral yang menjaga kesehatan mata, rambut, dan kulit, juga baik untuk melawan gejala migrain. Tetap tetap ingat untuk menjaga porsi makan daging Anda agar tidak melebihi kebutuhan tubuh (http://health.okezone.com/read/2012/10/26/486/709605/daging-sapi-tanpa-lemak-baik-untuk-diet).

Untuk lebih jelas lagi, berikut ini tiga manfaat konsumsi daging untuk menunjang kesehatan. Pertama, daging mengandung sejumlah besar protein yang penting untuk tubuh. Protein dapat membantu meningkatkan kesehatan secara keseluruhan di samping manfaat lain seperti perbaikan dan pembangunan jaringan tubuh, serta produksi antibodi yang akan melindungi tubuh dari infeksi, sehingga memperkuat sistem kekebalan tubuh. Intinya, karena daging mengandung semua asam amino esensial, mereka berada di peringkat teratas sebagai salah satu sumber protein terbaik.

Kedua, di samping kaya nutrisi, daging merupakan sumber terbaik zat besi, seng, dan selenium. Zat besi dalam hemoglobin memiliki fungsi penting membantu mengangkut oksigen ke berbagai bagian tubuh. Sedangkan seng, membantu pembentukan jaringan dan metabolisme. Sementara selenium memecah lemak dan bahan kimia dalam tubuh.

Ketiga, kebutuhan tubuh terhadap vitamin A, B dan D ditemukan dalam daging. Manfaat vitamin tersebut selain untuk kesehatan mata, gigi, dan tulang yang kuat, juga mendukung kerja sistem saraf pusat sehingga mempromosikan kesehatan mental juga. Tidak hanya itu, konsumsi daging juga dapat membuat kulit menjadi lebih sehat (http://health.kompas.com/read/2012/01/27/13404157/3.Manfaat.Konsumsi.Daging.Merah)

Bagaimana sebaiknya memilih dan mengolah daging? Pilihlah daging yang masih segar dan baru. Atau bila membeli daging impor di supermarket, pilih daging berlabel “good”, karena paling rendah kandungan lemaknya. Jika mendapatkan daging berlemak, sebelum dimasak sedapat mungkin pisahkan lemak dari daging.

Usahakan memasak dengan cara direbus atau dipanggang, Menggoreng daging akan menambah kandungan lemak dan kolesterol. Batasi porsi daging dengan hanya menyantap 3-5 ons saja setiap kali makan. Serta hindari makan lebih dari 6 kali porsi daging setiap minggunya (http://www.livestockreview.com/2012/01/kelebihan-daging-merah/).

Bagi yang sudah memiliki risiko penyakit-penyakit seperti telah disebut di atas, mungkin memang tidak ada salahnya jika benar-benar total berhenti makan daging merah. Terlebih jika anda kesulitan mengakses perolehan daging merah yang tanpa lemak. Daging merah meskipun banyak mengandung zat penting, bukannya tak tergantikan. Beberapa zat dalam daging merah bisa diganti dengan mengonsumsi ikan.

Ikan seperti salmon, tuna dan makarel sangat kaya omega-3 yang sehat bagi jantung dan jelas baik untuk tubuh anda. Untuk asupan protein rendah kalori, bisa diperoleh dari ayam atau kalkun tanpa kulit, juga tahu hingga susu tanpa lemaksumber pangan yang cocok untuk membentuk otot serta menjaga anda awet muda. Mengonsumsi kacang-kacangan dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) sebagai pemicu berbagai penyakit kardiovaskuler (yang berkaitan dengan jantung dan metabolismenya). Sumber pangan biji-bijian seperti kacang hijau, buncis, dan kedelai, selain tinggi protein juga kaya serat plus mengandung antioksidan dan flavonoids (http://www.livestockreview.com/2012/01/kelebihan-daging-merah/danhttp://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/13/04/04/mkq580-sering-makan-daging-merah-risikonya-mengerikan).**


Newspeg:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar