6/03/2013

Meski Berat, Banyak Perokok Ingin Berhenti Merokok



“YLKI: semua negara di dunia saat ini sudah melarang iklan rokok, kecuali Indonesia dan beberapa negara di Afrika”

Layanan terapi gratis menghilangkan ketergantungan merokok, disambut antusias warga Jakarta, Ahad (2/6/13). Pos layanan yang dibuka dalam rangka memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) 2013 yang berlokasi di sekitar bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, ini, diantre warga yang kebetulan memenuhi kawasan car free day di kawasan tersebut. Rupanya, merokok itu lama-lama tak enak ya...

ROL
Pada kesempatan itu, Komnas Pengendalian Tembakau  mengajak masyarakat untuk mengurangi konsumsi rokok yang merugikan kesehatan (http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/13/06/02/mnrqq9-warga-antusias-ikuti-terapi-ketergantungan-merokok). Hari Tanpa Tembakau Sedunia diperingati setiap tanggal 31 Mei.

Tanggal tersebut dicanangkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejak 1988 tahun lalu dengan tujuan melindungi generasi sekarang dan mendatang dari kerusakan akibat konsumsi tembakau, baik dilihat dari sisi kesehatan, social, maupun ekonomi, mengingat angka kerugian akibat rokok setiap tahunmencapai 200 juta dolar (http://www.scribd.com/doc/96682991/Kenapa-Hari-Tanpa-Tembakau-Sedunia-Jatuh-Pada-31-Mei). Namun setelah 25 berlalu, jumlah perokok di Indonesia bukannya berkurang malah semakin banyak. Bahkan kian banyak juga ditemukan wanita yang merokok. Usia perokok pun kian muda.

Boleh jadi pembengkakan jumlah perokok ini berkaitan dengan makin banyaknya jumlah stasiun televisi  yang berimplikasi pada makin luasnya sebaran iklan rokok. Tulus Abadi dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesi a (YLKI) mengatakan, iklan dan sponsor rokok sangat besar kontribusinya terhadap tingginya jumlah perokok di Indonesia. Indonesia kata Tulus,  saat ini menduduki peringkat ke-3 jumlah perokok terbanyak setelah Cina dan India.

Saat ini ujarnya, di Indonesia ada sekitar 70 juta perokok aktif. “Itu salah satunya karena pengaruh iklan," ujar Tulus di tengah aksi damai menolak iklan rokok di Bundaran HI, seminggu sebelumnya.Tulus mengungkapkan, semua negara di dunia saat ini sudah melarang iklan rokok, kecuali Indonesia dan beberapa negara di Afrika. Tulus lalu mengambil contoh Cina yang sudah sangat ketat dalam mengontrol iklan rokok (http://health.detik.com/read/2013/05/26/113932/2256010/763/ylki-70-juta-rakyat-indonesia-merokok-karena-pengaruh-iklan).

Namun seiring dengan semakin membengkaknya jumlah perokok, survei WHO menyebutkan bahwa sebanyak 70 persen dari para perokok sebenarnya merasa tersiksa dan memiliki keinginan kuat berhenti merokok. Para perokok ini juga sadar merokok sangat mengganggu kesehatan. Di Inggris, dari sekitar 1-5 orang dewasa yang merokok per hari, dua pertiganya berniat ingin berhenti merokok.

Dokter spesialis penyakit dalam, Agus Suryanto SpPd, mengungkapkan, survei yang dilakukan WHO memperkirakan dari 70 persen perokok, yang benar-benar tercapai keinginannya untuk berhenti merokok hanya kurang dari lima persen. Mereka ini berhasil berhenti tanpa bantuan, namun hanya sementara alias kembali lagi merokok karena efek ketergantungannya yang sulit dihilangkan.

Ciri-ciri perokok yang sudah ketergantungan /ketagihan, jelas Agus, biasanya akan mudah tersinggung, insomnia, mudah cemas, tidak sabar, mudah depresi, serta sulit konsentrasi, sehingga solusinya ya harus merokok lagi. Hasil penelitian sejumlah pihak membuktikan zat nikotin yang terkandung dalam rokok memiliki efek ketergantungan yang sangat tinggi dibanding zat adiktif lainnya, dan juga lebih sulit disembuhkan dibandingkan ketergantungan zat adiktif lainnya. Apalagi dampak merokok juga merugikan lingkungan sekitarnya.

Untuk menyembuhkan pecandu rokok, kata Agus, biasanya tidak cukup hanya dengan niat kuat, tetapi perlu terapi dengan dibantu obat-obatan. Pasalnya  lanjut Agus, sifat adiktif nikotin mengakibatkan ketergantungan secara fisiologis maupun psikologis, sehingga si perokok harus mencoba berulangkali hingga dapat berhenti total. Bagi yang bertekad ingin berhenti merokok, Agus mengatakan, ada obat pendukung yang cukup  signifikan menurunkan perasaan ingin kembali merokok yakni Varenicline. Obat ini juga memiliki efek antagonis mengurangi rasa nikmat jika seorang pasien merokok lagi (http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/08/10/24/9669-70-persen-perokok-ingin-berhenti).

Akunpunktur dan Hipnotis
Namun kajian penelitian atas 14 studi internasional menunjukkan bahwa sebagian pasien yang ingin berhenti merokok tak tertarik pada pengobatan. Pada penelitian yang dipimpin Mehdi Tahiri dari McGill University di Montreal, Kanada, terungkap bahwa secara umum perokok yang ingin berhenti mula-mula harus mengikuti terapi standar seperti memakai pengganti nikotin, pengobatan, dan penyuluhan perilaku. Namun kata Tahiri, dalam banyak kasus, terapi standard tak berhasil. “Lalu saya menyarankan akupunktur dan hipnotis sebagai pilihan."

Para peneliti mendapati sebagian studi itu memperlihatkan perokok yang menjalani akupunktur tiga kali lebih mungkin untuk terbebas dari tembakau, enam bulan atau satu tahun kemudian. Hal serupa terjadi pada empat percobaan dengan menggunakan hipnotis; perokok memiliki angka keberhasilan lebih tinggi dengan terapi tersebut dibandingkan yang mendapat sedikit bantuan. Memang, angka keberhasilan tidak selalu sama pada setiap studi, namun ada kecenderungan luas yang merujuk kepada manfaat pengobatan alternatif tersebut (http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/12/05/07/m3myi4-mau-berhenti-merokok-ini-dia-cara-yang-gampang).

Aktris Hollywood, Charlize Theron, adalah contoh perokok berat yang berkali-kali gagal, namun akhirnya berhasil meninggalkan rokok setelah menjalani hipnoterapi dan menganut pola hidup sehat termasuk yoga dan Pilates. Aktris lainnya yang memiliki keinginan kuat berhenti merokok dan berhasil adalah Cameron Diaz dan Jennifer Aniston (http://palembang.tribunnews.com/2013/04/18/ini-tips-sukses-berhenti-merokok-ala-pesohor-hollywood).

Jika tekad kuat sudah membara, sebenarnya dengan berolahraga pun selain menyehatkan juga dapat mengurangi hasrat untuk merokok. "Tentu saja olahraga hanya memiliki efek sementara. Namun, ini sangat dianjurkan,’’ kata Adrian Taylor, Profesor Psikologi Olahraga dan Kesehatan di University of Exeter, Inggris, seperti dilansir Dailymail. Penelitian itu menunjukkan, perokok yang berolahraga memiliki keinginan untuk mengurangi merokok ketimbang perokok yang tidak berolahraga. Dijelaskan Taylor, olahraga dapat meningkatkan mood seseorang sehingga bisa mengalihkan pikirannya dari rokok (http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/12/05/07/m3myi4-mau-berhenti-merokok-ini-dia-cara-yang-gampang).

Banyak orang tidak berhenti merokok karena mereka berpikir akan sulit. Bagaimana tidak, nikotin pada rokok bersifat mengurangi/menekan rasa cemas dan membuat individu yang mengonsumsi merasa lebih tenang dan terjaga. Meskipun pada akhirnya nikotin juga lah yang membuat stamina menurun dan bahkan mengancam tubuh dengan berbagai penyakit mematikan. Selain dengan cara-cara di atas, beberapa tip berikut ini juga niscaya dapat membantu.

Pertama, buat tulisan di tempat-tempat yang mudah terbaca mengenai alasan berhenti merokok. Misalnya, berapa banyak uang yang bisa disimpan bila tidak merokok, atau stamina yang melorot, cemas pada kesehatan anak, serta alasan-alasan merugikan lainnya jika tetap merokok. Kedua, berdekatanlah selalu dengan orang-orang yang mendukung untuk berhenti merokok. Jika tak ada, pertimbangkan bergabung dengan kelompok yang ingin berhenti merokok, termasuk di internet.

Ketiga, tandai pada kalender hari untuk berhenti merokok. Pikirkan bahwa hari itu adalah hari di mana Anda akan menjadi individu baru yang bebas rokok. Keempat, buang rokok yang berada di sekitar Anda, begitu juga korek apinya. Keempat, hilangkan semua bau rokok yang menempel pada pakaian dengan mencuci bersih, begitu juga dengan mobil. Keenam, kenali kebiasaan yang memicu keinginan untuk merokok, seperti saat minum kopi, sesudah makan, saat berada di rumah sahabat, atau saat mengendarai mobil (http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/13/05/10/mmgqpc-bertekad-berhenti-merokok-baca-ini-dulu).**

Tidak ada komentar:

Posting Komentar