"Jika sudah parah, bisa berakhir di ruang bedah untuk operasi pada otot tendon"
Memakai sepatu tumit tinggi terlalu
sering sebetulnya merupakan bentuk kebodohan fesyen. Namun toh banyak wanita rela
menahan rasa sakit akibat memakai sepatu model ini, bahkan dengan tetap memasang
wajah tersenyum di depan umum. Padahal satu penelitian di Amerika menyebutkan,
meski memakainya hanya dalam waktu relatif singkat, bisa memberikan efek besar
pada tubuh.
3.bp.blogspot.com |
Para peneliti di Amerika menemukan wanita
yang mengenakan sepatu tumit tinggi selama 40 jam lebih per pekan, akan
mengubah cara berjalannya ketimbang wanita yang terbiasa mengenakan sepatu
datar. Dikutip dari Symptomfind,
memakai sepatu tumit tinggi terlalu sering dapat menyebabkan cedera pada
berbagai otot dan sendi tubuh. Misalnya saja pada tendon achilles. Ketika
tendon achilles tak bisa berfungsi akibat
memakai sepatu tumit tinggi, maka otot-otot kaki bagian bawah harus mengambil
alih fungsi achilles tendon dan
menyebabkan cedera.
Bagian lainnya yang menderita adalah otot
soleus dan gastrocnemius. Umur kedua otot ini bahkan bisa menjadi semakin
singkat. Seiring waktu, ini bisa menyebabkan otot-otot betis anda menjadi ketat
dan menyakitkan lengan bawah kaki anda ketika berjalan. Memakai sepatu tumit
tinggi juga meningkatkan jumlah tekanan pada lutut, khususnya lutut bagian
dalam yang merupakan salah satu wilayah kaki yang umum menyebabkan wanita
terserang osteoarthritis. Satu studi menyebutkan, tekanan pada sendi lutut akan
meningkat 26 persen saat anda mengenakan sepatu tumit tinggi. Ini berarti anda
membebani lutut anda secara signifikan dibandingkan kemampuannya menopang tubuh
anda (http://www.republika.co.id/berita/humaira/ibu-anak/13/04/20/mlj561-begini-dampak-buruk-high-heels-untuk-kesehatan).
Efek memakai sepatu tumit tinggi terlalu
sering juga dapat mengenai pada telapak kaki seperti berikut ini:
1.
Bunions: pertumbuhan
tulang yang terjadi di sekitar pangkal jempol kaki dan bisa menyebabkan jempol
kaki di sudut jari-jari kaki anda yang lain merasa sakit.
2.
Corns: ini menyebabkan
kulit di beberapa bagian kaki anda menebal. Biasanya, ini disebabkan gesekan
berulang terhadap sepatu.
3.
Hammer toe: kondisi
dimana ujung jari kaki, biasanya kedua kaki, harus turun atau mengerut dan
akhirnya menyebabkan deformitas. Hal ini hanya bisa dikembalikan dengan
menggunakan perangkat medis atau operasi.
4.
Neuroma morton: cedera
pada saraf di pertengah kaki. Hal ini menyebabkan jaringan di sekitar kulit
kaki menebal dan bisa menjadi mati rasa. Operasi bedah kadang-kadang diperlukan
untuk mengangkat jaringan tebal ini dan mengurangi gejala penebalan.
5.
Pump bump: secara teknis
ini disebut juga deformitas haglund. Kondisinya terjadi pertumbuhan tulang yang
terjadi pada tumit sebagai akibat dari tekanan konstan dan gesekan punggung
kuku dan tali dari sepatu hak tinggi. Satu-satunya cara untuk mengobati
kelainan ini adalah operasi, untuk menghilangkan kelebihan pertumbuhan tulang.
6.
Metatarsalgia: merupakan
jenis menyakitkan yang bisa menyebabkan peradangan yang yang terjadi pada
bulatan tumit. Ini diakibatkan tekanan berulang pada tulang metatarsal, yang
merupakan tulang yang berjalan di antara jari kaki dan lengkungan kaki (http://www.republika.co.id/berita/humaira/ibu-anak/13/04/20/mlj4wa-hatihati-pakai-high-heels-ini-bahayanya).
Salah
satu yang pernah menjadi korban sepatu tumit tinggi adalah artis Cathy Sharon. Cathy mengaku
pernah mengalami sakit punggung sampai harus konsultasi ke dokter. Meskipun
sepatu model ini bisa mendongkrak asa percaya dirinya, namun Cathy terpaksa meninggalkan kebiasaan memakai
sepatu tumit tinggi. "Tadinya aku pikir ya udah pijet aja. Pas kemarin
syuting, ternyata punggungnya sakit. Begitu aku ke dokter aku dilarang pakai
sepatu hak," ujar mantan VJ MTV ini (lihat: http://www.lovelytoday.com/entertainment/2010/07/13/2538/cathy-sharon-kapok-pakai-sepatu-high-heel)
Lain
dengan Atiqah Hasiholan (30). Meskipun pernah mengalami masalah karena memakai
sepatu tumit tinggi, Atiqah ogah berisiko kehilangan rasa percaya diri. Atiqah
mengakui, ia pernah mengalami sakit pada pergelangan kakinya. "Kalau lari,
di bagian ankle rasanya
kurang nyaman. Belakangan aku baru tahu itu gara-gara sepatu hak tinggi,"
ujarnya. Lantas apakah Atiqah kapok? "Enggak lah. Harus tetap percaya diri
pakai hak tinggi," ujarnya lagi (http://entertainment.kompas.com/read/2012/02/25/21532149/Atiqah.Hasiholan.Tak.Kapok.Kenakan.High.Heels).
Bagi
yang keukeuh harus memakai sepatu hak
tinggi, informasi ini mungkin bisa jadi pegangan. Suite101, melansir tulisan mengenai manfaat memakai sepatu tumit tinggi, bahkan manfaat
secara fisik. Disebutkan bahwa untuk fisik wanita, sepatu high heels membuat wanita harus mengubah sikap tubuhnya menjadi
sempurna. Punggung tegak lurus dan pundak tegap. Saat terbiasa memakai high heels, secara tidak langsung para
wanita pun terbiasa memiliki postur tubuh yang sempurna.
Postur
dan sikap tubuh sempurna, kata tulisan tersebut, akan membuat para wanita
terhindar dari berbagai keluhan seperti sakit pinggang, pundak, dan leher. Tak
hanya itu, memakai high heels juga
membuat otot vagina wanita terlatih layaknya senam kegel, sehingga otot vagina
terus kencang dan membuat kehidupan seks Anda makin dahsyat. Dari segi
penampilan, high heels akan membuat
wanita terlihat lebih menarik. Kaki terlihat lebih jenjang dan seksi.
Penampilan yang baik akan membuat kepercayaan wanita membaik (lihat: http://wolipop.detik.com/read/2010/12/15/173726/1525690/233/manfaat-memakai-high-heels).
Jika
anda sudah insyaf dari memakai sepatu hak tinggi, para desainer saat ini mulai
menukar aneka stiletto dan sepatu platform dengan beragam sepatu yang lebih
nyaman, termasuk sepatu teplek alias tumit datar. “Ini pengaruh dari mode high street,'' ujar Roberto Cavalli, desainer asal Italia (http://www.republika.co.id/berita/humaira/etalase/13/02/25/miroev-tinggalkan-high-heels-ini-saatnya-flat-shoes).
Dari
mana sebenarnya ide pertama membuat sepatu dengan tumit tinggi? Meski kini
menjadi a must have bagi banyak kaum
wanita, namun pada awalnya sepatu tumit tinggi merupakan kebutuhan penting bagi
laki-laki selama beberapa generasi.
"Sepatu berhak tinggi dulu digunakan selama beberapa abad di seluruh wilayah timur sebagai bentuk alas kaki untuk berkuda," kata Elizabeth Semmelhack dari Museum Sepatu Bata di Toronto, Kanada, seperti dilansir BBC. Karena itu sepatu berhak tinggi justru merupakan kebutuhan laki-laki saat bertempur di Persia (Iran). Ketika para tentara berdiri di pijakan kaki, hak tinggi membantu mereka tetap berada dalam posisinya agar dapat menembakkan anak panah dengan efektif.
"Sepatu berhak tinggi dulu digunakan selama beberapa abad di seluruh wilayah timur sebagai bentuk alas kaki untuk berkuda," kata Elizabeth Semmelhack dari Museum Sepatu Bata di Toronto, Kanada, seperti dilansir BBC. Karena itu sepatu berhak tinggi justru merupakan kebutuhan laki-laki saat bertempur di Persia (Iran). Ketika para tentara berdiri di pijakan kaki, hak tinggi membantu mereka tetap berada dalam posisinya agar dapat menembakkan anak panah dengan efektif.
Gelombang
ketertarikan kepada sesuatu yang berbau Persia pun terjadi di Eropa Barat.
Model sepatu Persia pun diadopsi oleh para aristokrat salah satunya penggunaan
hak tinggi. Salah seorang raja yang menggunakan sepatu hak tinggi adalah Louis
XIV dari Prancis, dengan lapisan berwarna merah. Kemudian, Charles II dari
Inggris dalan potret penobatannya di tahun 1661 tampak menggunakan sepatu
dengan gaya hak merah dari Prancis (http://www.republika.co.id/berita/senggang/unik/13/01/26/mh8q0v-sepatu-hak-tinggi-ternyata-pernah-dipakai-pria).
Dari tahun ke tahun, tren sepatu tumit
tinggi terus berkembang, hingga akhirnya menjadi tren fesyen tetap bagi wanita.
Model sepatu tumit tinggi yang paling umum adalah stiletto yang runcing,
sabrina, block, blade,dan lain-lain. Sekarang ini bahkan muncul tren sepatu
wedges. Wedges adalah model sepatu yang memiliki ciri bersol tebal pada ada
seluruh bagian telapak kaki. Dengan wedges, selain tetap mendapatkan efek
tinggi, risiko pegal atau lelah pada kaki juga lebih dapat diminimalisasi,
karena tumpuan badan merata pada telapak kaki (lihat: http://margarethacyntia.blogspot.com/2011/09/sepatu-wedges-nyaman-di-kaki-nyaman-di.html).
Berikut ini saran bagi yang tetap ingin memakai
sepatu hak tinggi seperti halnya Atiqah Hasiholan, meskipun hati sebenarnya menjerit
kesakitan, yaitu: jangan merasa sayang membeli sepatu berharga mahal, apalagi
anda berniat sering-sering menggunakannya. Prinsipnya, ada harga ada kualitas. Cermati
mutu taps atau heels protectors-nya. Tidak lucu kan bila langkah menjadi
terseok-seok gara-gara taps yang
terlepas di tengah jalan (lihat: http://infosepatu.wordpress.com/2011/04/13/cara-memakai-high-heels-yang-baik-dan-benar/).**
News peg:
berarti kita gak boleh sering-sering memakai wedges ya...tpi klo kita memekai kaos kaki muslimahsaat memekai wedges itu apakah bisa membantu untuk menurunkan resiko cidera di otot dan sendi ?...
BalasHapusmohon pencerahnnya..:)