“Korea Utara semburkan ancaman-ancaman
serangan pada Korea Selatan dan para sekutunya”
Menghadapi ancaman Amerika Serikat dan
para sekutu jirannya, Korea Selatan dan Jepang, Korea Utara memperbanyak
sesumbar. Terakhir, dalam rapat pleno Komisi Sentral Partai Buruh Korea Utara
yang dipimpin Kim Jong Un, Korea Utara bertekad akan mengembangkan
dan meluncurkan satelit-satelit yang lebih canggih.
Kim Jong Un meneropong Korsel |
Pertemuan itu dilakukan sehari sebelum
parlemen negara itu bertemu 1 April di tengah ketegangan yang meningkat dengan
Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS). Perkembangan terakhir,
sejumlah sumber memberitahu VOA bahwa
sekelompok jet tempur siluman Amerika F-22 diterbangkan dari pangkalan udara
Kadena, Jepang, ke pangkalan udara Osan, selatan Seoul, untuk bergabung dalam
latihan militer bersama di Korsel (http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/04/01/mkjrbz-korut-senjata-nuklir-kami-tak-bisa-diganggu-gugat).
Aksi-aksi militer AS dan sekutunya ini,
tampaknya kian memancing
Korut lebih sering mengeluarkan ancaman serangan. ''Negara itu telah mengancam
akan melancarkan serangan hampir setiap hari sejak dikenakan sanksi oleh PBB,''
demikian laporan Xinhua yang
dipantau Antara di
Jakarta, Senin (1/4). (http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/04/01/mkjwvo-selandia-baru-desak-korut-berhenti-mengancam).
Berbagai
pernyataan politis dari pihak Korut muncul sejak negara ini resmi menyatakan perang terhadap
Korsel, pada Jumat, 29 Maret lalu. "Mulai saat ini,
hubungan (Korea) Utara dengan (Korea) Selatan memasuki perang dan segala
masalah yang muncul di antara Utara dan Selatan akan ditangani secara
tepat," ujar pernyataan yang dibawa oleh KCNA.
Pernyataan
perang dari Korut ini seolah mengakhir gencatan senjata yang disepakati antara
kedua negara bertetangga ini sejak perang pertama mereka pecah pada 1950-1953. Kedua
Korea secara teknis memang masih dalam keadaan perang karena perang pada 1950-an
itu tidak diakhiri dengan satu perjanjian damai, melainkan sekadar gencatan.
Karena itu, Korut awal Maret lalu mengumumkan, gencatan senjata itu tidak
berlaku lagi. ''Kondisi lama di Semenanjung Korea tersebut, yaitu tak ada
perdamaian tapi juga tak ada perang, akhirnya usai,'' kata satu pernyataan dari pihak Korut yang disiarkan KCNA (http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/04/01/mkjwvo-selandia-baru-desak-korut-berhenti-mengancamdanhttp://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/03/31/mkif98-korea-utara-umumkan-perang-ini-nasib-kompleks-industri-antarkorea).
Sebelumnya, ketegangan di Semenanjung
Korea yang meninggi menyebabkan militer Korut menerapkan status siaga perang
dan menggeser sistem rudal jarak jauhnya ke arah pangkalan militer milik AS di
kawasan Pasifik dan Korsel.
Keputusan perang ini menyusul kenekatan AS menerbangkan beberapa pesawat siluman di langit Semenanjung Korea pada Kamis (28/3) malam, waktu setempat. Presiden Korut, Kim Jong-un mengatakan, aksi manuver pesawat Stealth B-52 milik Paman Sam itu adalah aksi konfrontatif. “Waktunya telah datang menuntaskan perhitungan dengan imperialis AS,'' kata dia, dalam surat pernyataan yang disiarkan KCNA, Jumat (29/3). Keputusan Jong-un ini terkeras sepanjang konfrontasi teranyar antara Korut dan AS ini (http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/03/30/mkg62e-korea-utara-nyatakan-perang).
Keputusan perang ini menyusul kenekatan AS menerbangkan beberapa pesawat siluman di langit Semenanjung Korea pada Kamis (28/3) malam, waktu setempat. Presiden Korut, Kim Jong-un mengatakan, aksi manuver pesawat Stealth B-52 milik Paman Sam itu adalah aksi konfrontatif. “Waktunya telah datang menuntaskan perhitungan dengan imperialis AS,'' kata dia, dalam surat pernyataan yang disiarkan KCNA, Jumat (29/3). Keputusan Jong-un ini terkeras sepanjang konfrontasi teranyar antara Korut dan AS ini (http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/03/30/mkg62e-korea-utara-nyatakan-perang).
Pesawat pengebom B-52 itu terbang dari
pangkalan militer AS di Missouri, untuk bergabung dengan pasukan militer AS di
wilayah perbatasan dua Korea, untuk melakukan latihan perang. Meski tidak
memuntahkan peluru atau pun senjata berat lainnya, aksi pesawat tersebut
terpantau jaringan radar pertahanan milik Korut di Pyongyang. Aksi itu mendesak
rapat mendadak antar pimpinan militer di Korut (http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/03/28/mkexpd-korea-utara-siaga-perang).
Ketegangan di semenanjung Korea meningkat
setelah Korut melakukan ujicoba nuklir pada 12 Februari 2013, menyusul ujicoba
sama pada 2006 dan 2009. Tes tersebut membuat PBB meningkatkan sanksi atas
Korut. Dewan Keamanan (DK) PBB dengan suara bulat, termasuk sekutu utama Korut, China, menyetujui
resolusi memberlakukan sanksi baru yang keras terhadap Korut sebagai tanggapan
terhadap uji coba nuklir tersebut.
Tujuannya sanksi
tersebut selain akan semakin mengucilkan Korut dari hubungannya dengan dunia
luar, juga untuk menghentikan Pyongyang memperoleh teknologi baru nuklir atau
rudal balistik. Duta Besar AS, Susan Rice, yang memimpin negosiasi dengan
mitranya dari China, mengatakan, resolusi itu akan menaikkan biaya program
nuklir ilegal Korut (http://www.voaindonesia.com/content/pbb-jatuhkan-sanksi-berat-atas-korut/1617373.html).
Namun
bukannya melunak, Korut malah makin berang, hingga akhirnya menyatakan perang
terhadap Korsel dan sekutunya itu. Pemerintah Korut bahkan telah memerintahkan tentara dan unit
roketnya bersiap menyerang pangkalan Amerika Serikat di Hawai, Guam, dan
daratan utama AS. Pengumuman itu diberitakan kantor berita KCNA setelah
Pyongyang mengancam AS.
Kerjasama militer AS dan Korsel (antara
lain dengan adanya manuver B-52 di Semenanjung Korea), semakin memperparah
ketegangan dengan Korut. Beberapa pekan terakhir, ancaman Korut meningkat.
Pyongyang menggertak akan meledakkan bom nuklir di pangkalan AS di Jepang. Sementara
itu BBC melansir, Korut tidak
memiliki teknologi yang cukup untuk menjangkau daratan utama AS dengan senjata
nuklir atau roket. Meski, Korut bisa menarget pangkalan militer AS di wilayah
sekitarnya (http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/03/26/mk9qqh-korut-perintahkan-tentara-dan-roket-bersiap-serang-as).
Pihak Korut mengatakan perangkat militer
tersebut disiapkan untuk mengamankan kedaulatan dan martabat. Menurut mereka,
musuh Korut telah melebihi batas bahaya. dan satu perintah akan diberikan untuk
menyerang.
Dari
Pentagon, Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) menyatakan bahwa mereka menganggap
serius ancaman Korut ini. "Kami menanggapi semua yang mereka katakan dan
lakukan dengan serius," kata Juru Bicara Pentagon, George Little seperti
dilansir PressTV, Rabu (27/3).
Menurut Little, Korut tidak mendapatkan
apa-apa dengan mengancam dan memprovokasi selain pengucilan. Ancaman tersebut
dinilai juga memundurkan langkah internasional untuk mencapai perdamaian dan
stabilitas di Asia (http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/03/27/mkazxc-ini-respons-pentagon-soal-ancaman-korea-utara).
Sementara
itu, Park Geun-hye, Presiden perempuan pertama Korsel, saat memperingati ulang
tahun ketiga penenggelaman kapal perang Korsel yang menewaskan 46 pelaut, mengeluarkan imbauan
kepada Utara untuk menghentikan ambisi nuklirnya demi menyelamatkan rakyatnya
yang kelaparan. Menanggapi itu, juru bicara Komisi Reunifikasi Damai Korea
seperti dikutip KCNA, Rabu (27/3), meminta agar Presiden Korsel itu "menjaga
mulutnya".
Kebencian
Korut terhadap pemimpin-pemimpin Korsel diungkapkan dengan retorika-retorika
menyerang ke pribadinya. Korut misalnya menyindir Park dengan menyebut ada “kipas-kipas berbisa dari busananya”.
Korut juga menyebut Lee Myung-Bak, pendahulu Park, yang memotong bantuan ke
Pyongyang selama lima tahun memerintah Korsel, sebagai "tikus
sialan". Negara penganut paham sosialis ini juga menembak dan menggantung
boneka Lee.
Pada
saat berkampanye sebagai presiden pada 2012 lalu, Park menempatkan upaya
membangun persahabatan dengan Pyongyang pada prioritas utama, namun selalu
diakhir dengan menyatakan, peningkatan
hubungan dengan Utara tergantung pada kemauan Utara menghentikan program
senjata nuklirnya (http://www.republika.co.id/berita/internasional/palestina-israel/13/03/27/mkb3ga-korut-presiden-korsel-lebih-baik-jaga-mulut).
(penulis: ruri andayani)
(penulis: ruri andayani)
News
peg:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar