“Orang
dewasa sebaiknya tidak mengonsumsi lebih dari 500 gram daging dalam sepekan.
Jumlah ini setara dengan tiga potong kecil per hari”
Mengapa
perlu mengurangi porsi daging merah (daging sapi, kambing, domba) dalam
menu sehari-hari? Alasannya jelas, karena kandungan lemak jenuhnya yang tinggi
daging merah bisa memicu penyakit-penyakit yang berkaitan dengan sindrom metabolisme tubuh seperti jantung,
stroke, hipertensi, juga berbagai jenis kanker.
Parade.com |
Satu
studi besar di AS seperti dilansir Real Age, menunjukkan, wanita yang
menyantap 3,6 ons (360 gram) daging merah setiap hari—kurang dari satu burger
kecil—risiko terserang stroke meningkat hingga 42 persen, dibanding dengan yang
hanya menyantap 100 gram. Efek daging olahan lebih buruk lagi, hanya 150 gram
tiap hari bisa menggenjot risiko stroke hingga 15 persen.
Lemak
jenuh yang ada pada daging merah, dapat meningkatkan risiko penyumbatan
pembuluh darah. Dipadu dengan kandungan garam yang tinggi saat daging diproses,
bisa mempercepat produksi radikal bebas yang merusak sel dan meningkatkan
tekanan darah, para biang kerok dari stroke (http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/13/04/04/mkq580-sering-makan-daging-merah-risikonya-mengerikan).
Dengan alasan
sama, Departemen Kesehatan Inggris telah membuat pedoman baru mengenai berapa
konsumsi daging merah yang seharusnya. Pedoman tersebut menyarankan agar orang
dewasa tidak mengonsumsi lebih dari 500 gram daging dalam sepekan. Jumlah ini
setara dengan tiga potong kecil per hari. Atau secara konkretnya sama juga dengan
hanya mengonsumsi tiga sosis, satu potong steak kecil, dan tiga potong daging
domba, dalam sepekan.
Pedoman ini dikeluarkan sepekan setelah British Nutrition Foundation merilis studi terbaru mereka yang menyatakan, mayoritas orang dewasa yang hobi mengonsumsi daging merah mempunyai kaitan dengan penyakit kanker. Penelitian ini memperingatkan bahwa meskipun daging merah adalah sumber zat besi, namun konsumen harus mengingat risikonya bagi penyakit jantung dan kanker. Penelitian telah menunjukkan, daging merah secara signifikan meningkatkan risiko kanker usus. Ini adalah bentuk paling umum kanker pada 6.500 warga Inggris setiap tahun (http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/kesehatan/11/02/21/165333-cegah-kanker-depkes-inggris-tetapkan-batasan-konsumsi-daging).
Pedoman ini dikeluarkan sepekan setelah British Nutrition Foundation merilis studi terbaru mereka yang menyatakan, mayoritas orang dewasa yang hobi mengonsumsi daging merah mempunyai kaitan dengan penyakit kanker. Penelitian ini memperingatkan bahwa meskipun daging merah adalah sumber zat besi, namun konsumen harus mengingat risikonya bagi penyakit jantung dan kanker. Penelitian telah menunjukkan, daging merah secara signifikan meningkatkan risiko kanker usus. Ini adalah bentuk paling umum kanker pada 6.500 warga Inggris setiap tahun (http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/kesehatan/11/02/21/165333-cegah-kanker-depkes-inggris-tetapkan-batasan-konsumsi-daging).
Sudah
menjadi kesepakatan tak tertulis bahwa mengonsumsi apa pun harus sesuai dengan
kebutuhan tubuh. Pengaruh negatif mengonsumsi daging merah pun akan muncul jika
kita mengonsumsinya dalam jumlah yang melebihi kapasitas konsumsi orang normal.
Sebab pada kenyataannya, daging merah
merupakan sumber terbaik elemen nutrisi esensial dan berbagai vitamin yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh. Banyak dari mineral-mineral ini tidak ditemukan pada
biji-bijian dan sayuran.
Daging
merah mengandung protein tinggi dan mikro nutrien yang sangat esensial bagi
kesehatan kita. Sering kali kita mengabaikan bahwa masalah kesehatan justru
bisa timbul akibat kurangnya mengonsumsi daging merah. Banyak wanita muda dan
remaja yang mengalami difisiensi zat besi akut akibat kurangnya mengonsumsi
daging (http://web.ipb.ac.id/~lppm/ID/index.php?view=warta/isinews&id=542).
Penting untuk
diketahui bagi para vegetarian (yang beralasan untuk kesehatan) dan
wanita-wanita yang ingin menjaga kelangsingan tubuhnya, bahwa mengonsumsi
daging merah justru baik untuk kesehatan dan bahkan kandungan proteinnya bisa
dijadikan pola untuk berdiet.
Misalnya saja,
dengan mengonsumsi daging merah yang tanpa lemak, justru sebaliknya malah baik
untuk para penderita penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan arthritis. Sebab
daging sapi tanpa lemak misalnya, masih bisa menjadi sumber protein yang baik.
Bagi Anda yang sedang menjalani diet, daging sapi tanpa lemak ini juga baik untuk membantu menurunkan berat badan Anda. Protein membantu Anda merasa kenyang lebih lama, sehingga membuat Anda tak mudah tergoda pada camilan-camilan yang dapat meningkatkan berat badan. Demikian dilansir Joybauer.
Daging sapi
merupakan sumber yang baik untuk sumber nutrisi, seperti zat besi, seng,
riboflavin, vitamin, dan mineral yang menjaga kesehatan mata, rambut, dan
kulit, juga baik untuk melawan gejala migrain. Tetap tetap ingat untuk menjaga
porsi makan daging Anda agar tidak melebihi kebutuhan tubuh (http://health.okezone.com/read/2012/10/26/486/709605/daging-sapi-tanpa-lemak-baik-untuk-diet).
Untuk
lebih jelas lagi, berikut ini tiga manfaat konsumsi daging untuk menunjang
kesehatan. Pertama, daging mengandung sejumlah besar protein yang penting
untuk tubuh. Protein dapat membantu meningkatkan kesehatan secara keseluruhan
di samping manfaat lain seperti perbaikan dan pembangunan jaringan tubuh, serta
produksi antibodi yang akan melindungi tubuh dari infeksi, sehingga memperkuat
sistem kekebalan tubuh. Intinya, karena daging mengandung semua asam amino
esensial, mereka berada di peringkat teratas sebagai salah satu sumber protein
terbaik.
Kedua,
di samping kaya nutrisi, daging merupakan sumber terbaik zat besi, seng, dan
selenium. Zat besi dalam hemoglobin memiliki fungsi penting membantu mengangkut
oksigen ke berbagai bagian tubuh. Sedangkan seng, membantu pembentukan jaringan
dan metabolisme. Sementara selenium memecah lemak dan bahan kimia dalam tubuh.
Ketiga,
kebutuhan tubuh terhadap vitamin A, B dan D ditemukan dalam daging. Manfaat vitamin
tersebut selain untuk kesehatan mata, gigi, dan tulang yang kuat, juga
mendukung kerja sistem saraf pusat sehingga mempromosikan kesehatan mental
juga. Tidak hanya itu, konsumsi daging juga dapat membuat kulit menjadi lebih
sehat (http://health.kompas.com/read/2012/01/27/13404157/3.Manfaat.Konsumsi.Daging.Merah)
Bagaimana sebaiknya
memilih dan mengolah daging? Pilihlah daging yang masih segar dan baru. Atau
bila membeli daging impor di supermarket, pilih daging berlabel “good”, karena
paling rendah kandungan lemaknya. Jika mendapatkan daging berlemak, sebelum
dimasak sedapat mungkin pisahkan lemak dari daging.
Usahakan memasak
dengan cara direbus atau dipanggang, Menggoreng daging akan menambah kandungan
lemak dan kolesterol. Batasi porsi daging dengan hanya menyantap 3-5 ons saja
setiap kali makan. Serta hindari makan lebih dari 6 kali porsi daging setiap
minggunya (http://www.livestockreview.com/2012/01/kelebihan-daging-merah/).
Bagi yang sudah
memiliki risiko penyakit-penyakit seperti telah disebut di atas, mungkin memang
tidak ada salahnya jika benar-benar total berhenti makan daging merah. Terlebih
jika anda kesulitan mengakses perolehan daging merah yang tanpa lemak. Daging
merah meskipun banyak mengandung zat penting, bukannya tak tergantikan. Beberapa
zat dalam daging merah bisa diganti dengan mengonsumsi ikan.
Ikan
seperti salmon, tuna dan makarel sangat kaya omega-3 yang sehat bagi jantung
dan jelas baik untuk tubuh anda. Untuk asupan protein rendah kalori, bisa
diperoleh dari ayam atau kalkun tanpa kulit, juga tahu hingga susu tanpa lemak—sumber pangan yang cocok untuk membentuk otot serta menjaga anda awet muda. Mengonsumsi
kacang-kacangan dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) sebagai
pemicu berbagai penyakit kardiovaskuler (yang berkaitan dengan jantung dan
metabolismenya). Sumber pangan biji-bijian seperti kacang hijau, buncis, dan kedelai,
selain tinggi protein juga kaya serat plus mengandung antioksidan dan flavonoids
(http://www.livestockreview.com/2012/01/kelebihan-daging-merah/danhttp://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/13/04/04/mkq580-sering-makan-daging-merah-risikonya-mengerikan).**
Newspeg:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar