"Pemerintah Cina telah memusnahkan ribuan unggas di pasar Huhuai, Shanghai,
tempat pertama kali virus ini ditemukan pada merpati"
Virus flu burung strain baru, H7N9, merebak di negeri tirai bambu. Sudah
enam warga Cina yang tewas akibat virus ini, sementara 14 lainnya dinyatakan
terinfeksi. Untuk mencegah penularan ke Indonesia, Kementerian Pertanian telah
mengambil langkah menghentikan impor bulu bebek dari Cina.
Scmp.com |
Penghentian ini dilakukan hingga Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE)
menyatakan produk tersebut aman. Meski hanya sedikit, Indonesia sempat
aktif mengimpor bulu bebek dari Cina. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
menyatakan belum ada vaksin yang bisa menyembuhkan manusia dari serangan H7N9.
Pemerintah Cina telah memusnahkan ribuan unggas di pasar Huhuai, Shanghai,
tempat pertama kali virus ini ditemukan pada merpati (http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/04/07/mkw0sz-indonesia-hentikan-impor-bulu-bebek-dari-cina).
Dinas pertanian Cina, Kamis (4/4), mengatakan, virus H7N9
telah dideteksi dari sampel merpati yang dikumpulkan di satu pasar di Shanghai.
Sampel itu menurut satu pernyataan yang dikeluarkan Kementerian Pertanian Cina,
dikumpulkan di satu pasar yang menjual produk pertanian di Kabupaten Songjiang,
Shanghai, dan diperiksa positif mengandung virus H7N9 oleh laboratorium rujukan
flu unggas nasional.
Setelah melakukan analisis rangkaian gen, laboratorium tersebut menyimpulkan bahwa rangkaian virus H7N9 yang ditemukan pada merpati sangat sejenis dengan yang ditemukan pada orang yang terinfeksi virus H7N9. Dinas kesehatan Cina telah menjanjikan transparansi dan kerja sama dengan WHO sehubungan penularan virus ini ada manusia. Pusat bagi Pencegahan dan Pemantauan Penyakit Cina, Rabu (3/4), mengatakan, tak ditemukan penularan dari manusia-ke-manusia dan tak ada hubungan epidemiologi antara semua kasus yang telah ditemukan (http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/04/04/mkqkb7-virus-h7n9-terdeteksi-di-merpati).
Selain menyetop impor bulu bebek, langkah pencegahan juga
dilakukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dengan berkoordinasi secara intensif dengan WHO untuk
mengikuti perkembangan epidemiologi dengan ketat. Demikian dinyatakan Direktur
Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Tjandra Yoga Aditama.
Langkah lain adalah dengan membagikan informasi ke jajaran kesehatan dan
mengirimkan surat edaran ke semua provinsi, agar setiap pemerintah daerah melakukan
pengamatan ketat dan respon dini. Misalnya dinas-dinas kesehatan (dinkes) harus
mencermati setiap kejadian kematian unggas mendadak di wilayah kerja
masing-masing, terutama yang terjadi secara masal.
Masyarakat luas juga perlu diberikan penyuluhan untuk segera mendatangi
fasilitas pelayanan kesehatan bila ada keluarga atau tetangga yang sakit. “Namun
perlu dijaga agar tidak timbul kepanikan," kata Tjandra, Ahad (7/4). Sementara
itu, Kemenkes membuka posko KLB untuk flu burung. Masyarakat yang menemukan
kasus dengan gejala flu burung dapat melaporkan ke telepon 021-4257125 atau
021-36840901, SMS ke 021-36840901 atau surat elektronik ke poskoklb@yahoo.com (http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/04/07/mkvyf2-ini-langkah-kemenkes-cegah-flu-burung-h7n9).
Sebagai respon kasus tersebut, Otoritas Cina telah memperpanjang
larangan penjualan unggas di kota Nanjing setelah menutup pasar di Shanghai pada
Sabtu (5/4). Otoritas juga sudah memusnahkan sekitar 20.500 burung di dua pasar
unggas di Shanghai. Burung di Cina biasanya dijual dalam kondisi hidup. Dalam
keterangan terakhirnya, WHO menyatakan belum ada bukti penularan dari manusia
ke manusia. Namun, 500 orang yang memiliki kontak dekat dengan 18 orang yang
terinfeksi, dimonitor dengan ketat.
Cina juga menginvestigasi kasus di Provinsi Jiangsu dimana seorang yang melakukan kontak dengan penderita flu burung merasakan gejala sakit. Penyakit dari H7N9 merupakan bentuk avian flu yang sebelumnya belum pernah ditemukan di manusia. Virus tersebut berbeda dengan strain H5N1, virus flu burung yang telah menewaskan 360 orang di dunia sejak ditemukan pada manusia di 2003 (http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/04/07/mkuz0o-cina-konfirmasi-dua-kasus-baru-flu-burung).
Cina juga menginvestigasi kasus di Provinsi Jiangsu dimana seorang yang melakukan kontak dengan penderita flu burung merasakan gejala sakit. Penyakit dari H7N9 merupakan bentuk avian flu yang sebelumnya belum pernah ditemukan di manusia. Virus tersebut berbeda dengan strain H5N1, virus flu burung yang telah menewaskan 360 orang di dunia sejak ditemukan pada manusia di 2003 (http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/04/07/mkuz0o-cina-konfirmasi-dua-kasus-baru-flu-burung).
Mengamati perkembangan wabah virus flu burung strain baru ini, pemerintah
Amerika Serikat (AS) menyatakan kesiapan membantu petugas kesehatan dunia jika
diperlukan. Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS memeriksa urutan
genetika virus, dan menilai tingkat keparahannya, kata badan itu dalam
lamannya. “Tindakan itu rutin dilakukan setiap kali strain
baru flu terdeteksi," kata juru bicara Gedung Putih, Caitlin Hayden,
seperti dilansir Reuters (http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/04/05/mks1bi-gedung-putih-lacak-perkembangan-flu-burung-cina).
Meskipun WHO menyatakan belum ada vaksin yang bisa menyembuhkan
manusia dari serangan H7N9, namun sebelumnya BBC melaporkan bahwa tes
menunjukkan virus dapat diobati dengan obat anti flu, Tamiflu, dan Relenza. Flu
burung ditandai dengan infeksi pernapasan yang parah. Pemerintah Cina juga
menyarankan warganya untuk meningkatkan kebersihan, termasuk mencuci tangan dan
menghindari kontak langsung dengan hewan sakit dan mati. WHO tidak
merekomendasikan pembatasan perjalanan atau perdagangan dengan Cina (http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/04/05/mkri4p-lima-orang-tewas-karena-flu-burung-di-cina).
Pada 1 April lalu, Komisi Kesehatan Nasional dan Keluarga
Berencana Cina merilis bahwa ada seorang perempuan berusia 35 terinfeksi virus sejenis di kota Chuzhou provinsi Anhui dan langsung dirawat intensif, setelah sebelumnya dikabarkan dua pria warga Shanghai meninggal karena terinfeksi H7N9. Kedua pria itu adalah seorang pria 87 tahun yang diidentifikasi sebagai korban pertama H7N9. Dia diketahui
mulai mengalami sakit sejak 19 Februari lalu, dan ditemukan meninggal pada 27
Februari. Pria kedua masih berusia 27, sakit sejak 27 Februari, meninggal
pada 4 Maret.
Belum teridentifikasi apakah para korban saling menularkan satu sama lain.
Pasalnya, di antara 88 orang yang memiliki kedekatan dengan para korban, tidak
ditemukan infeksi. Juru bicara badan kesehatan PBB, WHO, Timothy O'Leary,
menyatakan bahwa WHO tengah mengawasi perkembangan terbaru infeksi H7N9.
"Belum
ada bukti penularan manusia dengan manusia. Perkembangan virus pun tidak
signifikan. Risiko pada kesehatan masyarakat pun rendah,” jelas O’Leary, Senin
(1/4). Dia menjelaskan, H7N9 dikenal sebagai jenis virus patogen rendah yang
tidak mudah ditularkan antar manusia. Kasus kematian manusia akibat flu burung,
ujar O’Leary, biasanya disebabkan virus H5N1 yang tersebar di kawasan Asia
sejak 2003 (http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/04/01/mkk7o7-dua-warga-shanghai-meninggal-terinfeksi-flu-burung).
Sementara virus flu burung strain baru merebak di Cina, di Indonesia Badan
Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN), mewakili negara, pada Kamis (7/2) memanggil
dua instansi yang diduga terkait kasus korupsi proyek vaksin flu burung. Kedua
instansi tersebut yaitu Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan PT Biofarma.
Ketua BAKN, Sumarjati Arjoso, mengatakan pemanggilan dua institusi tersebut
berdasarkan telaah BAKN terhadap hasil audit BPK bahwa terdapat potensi
kerugian negara sebesar Rp 468,98 miliar. Sebelumnya, BAKN menggulirkan hasil
telaahnya agar ditindaklanjuti Komisi IX DPR. Namun setelah Komisi IX sempat
membuat Panja Flu Burung, kasus ini justru menguap begitu saja di komisi
tersebut.
Di ranah hukum, kasus ini sudah ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
dan kepolisian. Namun, terdapat perbedaan hasil penyelidikan antara KPK dengan
kepolisian. Perbedaan terjadi disebabkan ada pembagian tugas untuk menyelidiki
proyek yang dilaksanakan secara tahun jamak (multi years) tersebut.
KPK menyelidiki proyek vaksin flu burung tahun anggaran 2011 dan menyelidiki
pengadaan pabrik vaksin flu burung senilai Rp 1,3 triliun yang dibangun di
kawasan Pasteur, Bandung. Dalam penyelidikannya, KPK menemukan dugaan
keterlibatan M Nazaruddin saat menjabat bendahara umum Partai Demokrat.
Sedangkan kepolisian menyelidiki proyek vaksin flu burung tahun anggaran
sebelumnya, yakni 2008 hingga 2010. Dari hasil penyelidikan kepolisian di
Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan di Kemenkes dalam kasus
yang merugikan negara sebesar Rp 300 miliar ini, penyidik menetapkan seorang
pejabat instansi tersebut sebagai tersangka.
Polisi juga sudah menggeledah PT Biofarma di Pasteur maupun Cisarua, Bandung,
sebuah gudang di kota yang sama, laboratorium di sebuah universitas negeri di
Surabaya, dan kantor Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Kementerian Kesehatan RI (http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/13/02/07/mhud2f-bakn-panggil-kemenkesbiofarma-soal-kasus-flu-burung).**
Tidak ada komentar:
Posting Komentar