“Suhari Sargo: jangan kendarai moge saat kondisi lelah"
Akibat motornya menabrak pohon palem di
kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, pada Jumat dini hari (26/4) sekitar pukul
01.00, nyawa ustad Jeffry Al Buchori, tak tertolong. Kondisi motor Kawasaki
ER-6n yang dikendarainya malam itu, mengalami rusak di bagian depan.
Motor Uje, rusak di bagian muka |
Motor milik almarhum ustad yang akrab
dipanggil Uje (singkatan dari Ustad Jeffry) ini, kini (Jumat, 26/4) disimpan di
Kantor Satuan Wilayah Lalu Lintas (Satwil Lantas) Jakarta Selatan (http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/04/26/mlv9t3-kondisi-motor-milik-almarhum-uje).
Spekulasi mengenai penyebab meninggalnya Uje bermunculan di berbagai media.
Misalnya saja mengenai berapa kecepatan
motor yang dikendarai oleh Uje saat menabrak pohon di Jalan Gedung Hijau Raya tersebut.
Kasat Lantas Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Hindarsono, mengatakan,
pihaknya telah meminta keterangan ahli dari Kawasaki Indonesia selaku
distributor motor ER-6n yang digunakan Uje. Namun, pihak Kawasaki tidak bisa member
perkiraan detail mengenai kecepatan motor tersebut.
"Dari saksi ahli tadi, kita
koordinasi dengan mereka selaku ATPM (agen tunggal pemegang merek) Kawasaki,
tapi mereka tidak bisa beri penjelasan tepatnya kendaraan itu berhenti di
kilometer berapa. Tapi, yang pasti, kecepatannya lumayan tinggi," kata
Hindarsono di kantornya. Sementara menurut analisis Kepala Unit Penegakkan
Hukum (Kanit Gakkum) Polda Metro Jaya, AKBP Sudarmanto, motor yang dibawa Uje
adalah tipe motor sport berkapasitas 600 cc. "Kawasaki Ninja yang cc-nya
250 saja bisa digeber melebihi 100 kilometer per jam," ujar Sudarmanto (http://megapolitan.kompas.com/read/2013/04/26/15294714/Misteri.Kecepatan.Motor.Uje.Sebelum.Kecelakaan).
Sudarmanto memperkirakan, Uje menabrak
trotoar samping kiri dan membentur pohon palem. Akibat benturan itu, Uje
terpental ke depan kurang lebih 3-4 meter. "Luka fatal di bagian muka.
Meskipun pakai helm, karena kecepatannya cukup tinggi, pohon palem yang
ditabrak kena muka, dan kemudian mental," ucapnya (http://www.jpnn.com/read/2013/04/26/169149/Motor-Uje-Seharga-Rp-102-Juta-).
Adik kandung Uje, Deki Fajar Sidiq,
menuturkan, saat kecelakaan terjadi, Uje memakai helm half face atau helm yang
bagian depan wajah terbuka. Moge yang dikendarai Uje adalah moge dengan power, akselarasi, balance, riding position yang
nyaman. Bobot kendaraannya ringan dengan body street fighter yang aerodinamis ( http://wartakota.tribunnews.com/detil/berita/135670/harga-kawasaki-650-cc-yang-dikendarai-uje-rp-102-juta).
Kawasaki ER-6n, seperti dilansir Otosia.com, baru resmi dipasarkan di
Indonesia tahun lalu. Motor tersebut dibanderol dengan harga Rp 102.500.000 dan
menurut pihak Kawasai sudah on-the road
Jabodetabek. Di awal peluncurannya, model ini ditawarkan dengan harga Rp 99
jutaan. Dilihat dari bentuk fisik, motor almarhum Uje ini
belum dilengkapi sistem pengereman anti-lock
breaking system (ABS). Sementara belum lama PT Kawasaki Motor Indonesia
(KMI) mengeluarkan ER-6n dan Ninja 650 (fairing) versi ABS. Kawasaki ER-6n ABS dijual Rp 111,5
juta, dan Rp 116 juta untuk model fairing.
Kawasaki ER-6n adalah motor tanpa fairing alias naked, dan merupakan saudara lain dari
ER-6f yang memiliki fairing dan bernama lain Kawasaki 650R. Maksimum tenaganya mencapai
53kW pada 8.500 RPM dengan torsi maksimum 64 Nm pada 7.000 RPM. Dengan
kapasitas silinder 649 cc, ia sudah menggunakan sistem DOHC untuk 8 katupnya,
serta memanfaatkan sistem pasokan bahan bakar fuel injeksi berdiameter 38 mm x 2.
AKBP
Ipung Purnomo, salah satu instruktur safety
riding yang juga pengurus di IMI, HDCI, hingga Ikatan Motor Besar Indonesia,
mengatakan, meski tergolong moge, ukuran Kawasaki ini sendiri cukup kompak.
"Dengan Ninja yang 250 (ukuran besarnya) enggak beda jauh. Power memang beda. Sama Tiger tidak beda
jauh," ujarnya (http://id.berita.yahoo.com/uje-kendarai-kawasaki-er-6n-non-abs-051500097.html).
Tip Mengendarai Moge
Sementara
itu pakar otomotif, Suhari Sargo, mengatakan, butuh keterampilan dalam
mengendarai moge (motor gede). "Gampang-gampang sulit," kata Suhari
ketika dihubungi Tempo, Jumat (26/4/13). Ada beberapa hal yang harus disadari dalam
mengendarai moge , pertama, pengendara harus paham bahwa moge memiliki bobot
yang berat. Moge
milik Uje, Kawasaki ER-6N, memiliki bobot 204 kilogram, dua kali lipat berat tipe
motor sport seperti Yamaha Byson atau
Honda Tiger. Sebagai perbandingan, moge macam Harley Davidson memiliki berat
sampai 250-300 kilogram.
Karena
beratnya itu lanjut Suhari, diperlukan tenaga ekstra ketika membawa moge,
terutama pada tumpuan di kaki. Jika tidak kuat menahan bobot moge ini,
dikhawatirkan pengendara akan cedera saat bertumpu. Selanjutnya, saat melaju,
pengendara moge juga perlu memperhitungkan kecepatan. Di Amerika, Suhari
menceritakan, moge bisa dipacu di atas 60 kilometer per jam karena jalanan di
sana cenderung halus.
Sedangkan
di Indonesia, kecepatan ideal adalah di bawah 40 kilometer per jam.
"Karena jalan banyak lubang dan cenderung kasar," kata Suhari. Maka dengan tenaga besar, di atas 650 cc, jelas
Suhari, moge cenderung tidak stabil saat mengalami gangguan di jalan. "Ini
karena pengaruh beratnya juga." Menurut Suhari, seharusnya semua pengendara
moge tahu teknik pengereman ketika kendaraan slip. Kuncinya adalah jangan panik,
dan tidak langsung menekan rem, karena tindakan ini justru bisa menambah slip.
Seharusnya,
ujar Suhari, pengendara tetap tenang dan menurunkan gas perlahan dengan
menginjak rem sedikit. Terakhir adalah soal fisik si pengendara. Ukuran moge
yang besar dan tenaganya yang jumbo membutuhkan kemampuan fisik lebih saat
menungganginya. "Jangan kendarai moge saat kondisi lelah," kata
Suhari (http://www.tempo.co/read/news/2013/04/26/124476067/Ustad-Uje-Kecelakaan-Ini-Tip-Kendarai-Motor-Gede).
Masih
mengenai motor Kawasaki ER-6n, Pardede, salah seorang pemilik Kawasaki ER 6n
mengatakan, untuk memiliki motor yang masuk kategori moge ini butuh waktu dua
minggu sejak pemesanan. Sebab, motor ini harus di pesan dulu ke Jepang kemudian
dikirim ke Indonesia. "Barangnya impor," kata Pardede kepada JPNN, Jumat (25/4). Pecinta Moge ini
menjelaskan, pajaknya saja mencapai Rp 2,1 juta per tahun untuk yang sudah memiliki
motor. "Memang pajaknya nambah karena saya sudah punya motor satu
sebelumnya," ucapnya (http://www.jpnn.com/read/2013/04/26/169149/Motor-Uje-Seharga-Rp-102-Juta-).
Secara
tampilan, Kawasaki ER-6n didesain sangat mencerminkan sosok gagah, tangguh, dan
macho bagi kaum pria. Selain itu, moge ini juga didesain untuk yang menyukai touring menggunakan motor, seperti
halnya hobi Uje. Dari foto pasca
kecelakaan, dapat diketahui moge Uje sudah terpasang breket untuk touring box di bagian belakang motor (http://www.otosia.com/berita/12-fitur-kawasaki-er-6n-moge-almarhum-uje.html). Dari sekian analisis polisi maupun para pemerhati sepeda motor, dengan memahami
penilaian Suhari Sargo bahwa moge cenderung tidak stabil jika mengalami
gangguan, apalagi dikatakan bahwa jalanan di kawasan Pondok Indah mulus, bukan tak mungkin gangguan datang misalnya dari kucing yang melintas yang mengejutkan Uje, dan membuat mogenya oleng. Selain mungkin karena mengantuk juga. Wallahualam.
**
Newspeg:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar