"Jarang
bermimpi saat tidur, merupakan salah satu gejala stress. Logikanya, mimpi butuh kondisi tidur nyenyak, dan ini sulit
terjadi saat sedang stress"
Pengalaman
emosional sehari-hari, seperti misalnya terjebak macet setiap kali pergi dan
pulang bekerja, dapat terakumulasi tanpa sadar dan mejadi gunung es masalah
kejiwaan. “Kita sangat fokus pada tujuan jangka panjang sehingga melupakan
pentingnya mengatur emosi kita," kata Profesor Psikologi dan Perilaku
Sosial, Susan Charles, Charles seperti diterbitkan jurnal Psychological Science.
ROL |
Data
Midlife Development dan National Study of
Daily Experiences di Amerika Serikat, yang melibatkan pria dan wanita usia
25-74, menunjukkan, masalah kejiwaan ternyata tidak hanya disebabkan oleh
masalah besar, tapi juga pengalaman emosional sehari-hari. Karena itu kata
Charles, belajar bersabar dan mengelola stres yang terjadi sehar-hari, sama
pentingnya dengan diet sehat dan olahraga rutin. Ia juga mengimbau sebaiknya
jangan membiarkan hal sepele merusak perasaan (http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/13/04/05/mks9dz-hatihati-stres-akibat-macet-rusak-kesehatan-jiwa).
Jika
kemacetan menjadi bagian sehari-hari anda, dan anda tidak ingin hal itu mengganggu
jiwa, tentunya harus dicari solusi damainya. Psikiater dari Rumah
Sakit Pusat Pertamina (RSPP), dr Endah Ronawulan SpKJ, mengatakan, satu-satunya
cara adalah dengan mengalihkan perhatian. Pengalihan perhatian bisa dengan
mendengarkan musik bagi yang menyetir. Sedangkan bagi penumpang bisa saja
sambil bermain game, atau ngobrol di
jejaring sosial. ”Kalau tidak kuat lagi, bisa menepikan mobil sebentar untuk
olahraga ringan yang dapat melancarkan sirkulasi darah sehingga anda merasa
rileks,” kata dia (http://health.okezone.com/read/2012/02/02/482/568219/trik-trik-atasi-stres-di-tengah-kemacetan).
Akumulasi
stress dapat menimbulkan gejala yang mungkin anda anggap bukan masalah besar.
Apalagi jika ada obat yang bisa langsung menghilangkan gejala berupa gangguan
kesehatan tersebut seperti misalnya migren dan sakit perut. Apalagi gejala-gejala ini juga kadang sembuh sendiri.
Menurut
Todd Schwedt, MD, direktur pusat sakit kepala di Washington University, migren disebabkan daya tahan tubuh yang menurun, salah satunya
karena stress. Untuk menghindarinya, pastikan pola makan dan tidur dalam
sepekan selalu terjaga. Gejala-gejala lainnya yang patut digurigai adalah kram yang sangat sakit. Ini terutama
terjadi pada wanita. Saat stres, risiko mengalami kram 2 kali lebih besar
karena aktivitas syaraf simpatis lebih tinggi. Olahraga secara teratur dapat
mencegahnya.
Rahang terasa nyeri merupakan tanda stress tengah melanda. Tanpa disadari, gigi atas dan bawah saling menggeretak saat stress, dan memicu tekanan berlebih di pelipis. Gejala ini bisa dicegah dengan memasang pelindung di antara kedua gigi saat tidur malam. Jarang bermimpi saat tidur: mimpi butuh kondisi tidur nyenyak. Ini sulit terjadi saat sedang stres.
Rahang terasa nyeri merupakan tanda stress tengah melanda. Tanpa disadari, gigi atas dan bawah saling menggeretak saat stress, dan memicu tekanan berlebih di pelipis. Gejala ini bisa dicegah dengan memasang pelindung di antara kedua gigi saat tidur malam. Jarang bermimpi saat tidur: mimpi butuh kondisi tidur nyenyak. Ini sulit terjadi saat sedang stres.
Gejala
lainnya adalah: Gusi berdarah—stres
dapat meningkatnya hormon kortisol yang akan melemahkan sistem imun, sehingga
memudahkan infeksi bakteri ke dalam gusi. Kulit gatal-gatal—penelitian di Jepang mengungkap,
stres bisa mengaktifkan sejumlah serabut syaraf yang memicu sensasi gatal. Alergi yang lebih parah dari biasanya—penelitian
di Ohio State University pada 2008 emnyatakan, pikiran gelisah dan tidak tenang
dapat memicu hormon stres memproduksi immunoglobulin, protein dalam darah penyebab reaksi
alergi.
Gejala
lainnya adalah mendadak sakit perut—pada
orang stres, risiko mengalami sakit perut meningkat 3 kali lipat. Penyebab
pastinya belum diketahui, tetapi sebuah teori menyebutkan, jaringan syaraf di
otak dan usus saling terhubung. Ketika syaraf otak bereaksi terhadap stres,
syaraf di usus menangkap sinyal yang sama dan memberikan respon tertentu
misalnya rasa mulas.http://wolipop.detik.com/read/2012/12/04/081524/2108445/1135/8-penyakit-yang-bisa-datang-akibat-stres
Masalah atau gangguan kejiwaan merupakan
kondisi adanya gejala klinis berupa sindroma pola perilaku dan pola psikologis
yang sangat berkaitan dengan adanya rasa tidak nyaman, rasa nyeri, dan tidak
tenteram (http://www.deherba.com/jenis-jenis-gangguan-jiwa-pada-manusia.html).
Bagaimana
mengenail gejala gangguan jiwa? Dr Andri Spkj menulis, beberapa gejala umum
gangguan kejiwaan antara lain adalah depresi. Pada gejala depresi, muncul keluhan fisik
seperti lesu dan letih berlebihan serta sulit mempertahankan tidur. Dengan
gejala berat bisa mulai mengeluh ingin mati, merasa tidak berdaya, tidak ada
gairah hidup, dan merasa semuanya hampa.
Cemas juga merupakan gejala gangguan kejiwaan.
Mereka yang cemas biasanya akan mengatakan “takut”, seperti takut mati, takut
gagal, takut gila, takut sakit, dsb. Cemas yang paling sering diderita adalah panik sehingga biasanya keluhannya
berhubungan dengan sistem otak dan otonom seperti jantung berdebar, sesak
napas, rasa ingin muntah, buang-buang air jika stres, keluar keringat dingin,
bibir kering, dan rasa seperti melayang. Keluhan-keluhan ini biasanya jarang
dialami oleh pasien dengan gangguan depresi yang nyata.
Pengalaman klinis mengatakan seseorang yang cemas lebih sering mengeluhkan keluhan fisiknya daripada keluhan perasaannya. Gejala yang lebih parah lagi adalah psikotik. Gejala ini biasanya ditandai halusinasi dan waham yang jelas. Halusinasi adalah gangguan persepsi, baik auditorik maupun visual yang biasanya disebabkan proses di otak. Biasanya pasien mendengar bisikan atau melihat sesuatu yang tidak dilihat orang lain. Waham adalah keyakinan yang salah tentang sesuatu yang dipertahankan walaupun sudah diberikan bukti-bukti yang mendukung bahwa hal tersebut tidak benar. Misalnya yang paling sering adalah Waham Paranoid, pasien merasa dia dicurigai atau ada orang yang mau berbuat jahat terhadap pasien. Pada pasien Psikotik keyakinan ini dipertahankan dengan kukuh walaupun sudah diberikan bukti-bukti yang mengatakan lain (http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2011/06/08/tips-mengenali-gangguan-jiwa-cemas-depresi-psikotik-371312.html).
Jika
anda merasa memiliki beberapa gejala seperti di atas, mungkin saatnya anda
berpikir serius untuk mengelola stress agar tidak menjadi masalah kejiwaan yang
lebih serius, bahkan mengundang bebagai penyakit sindrom metabolisme. Salah
satu cara mengelola stress adalah dengan memperbaiki gaya hidup, baik dalam hal
memilih jenis makanan maupun dalam hal kebiasaan sehari-hari.
Jenis
makanan yang dapat menetralisasi tubuh dari stress sehari-hari misalnya dengan mengonsumsi
biji-bijian. Biji-bijian dapat membantu meningkatkan hormon serotonin (hormon
yang membuat perasaan menjadi lebih baik). Selain itu juga harus pandai memilih
makanan yang dapat menurunkan lemak jahat (LDL) di tubuh seperti
makanan-makanan yang mengandung omega 3.
Omega
3 dapat berperan sebagai antidepresan, karena memicu produksi hormon serotonin,
yang bekerja memperbaiki komunikasi antara sel-sel otak, sehingga dapat
membantu melawan depresi. Contoh makanan dengan lemak baik atau lemak sehat
adalah salmon, alpukat, walnut, kacang tanah, biji-bijian dan minyak zaitun.
Jangan
lakukan diet karbohidrat dan lemak. Alih-alih ingin ingin langsing, justru ini
bisa memperparah stress. Solusinya, tetap memilih makanan yang sehat dengan
porsi sewajarnya. Selain itu, lakukan kebiasaan-kebiasaan yang memang selayakna
dilakukan dalam pola hidup yang sehat seperti tidur yang cukup, dan berolahraga
secara teratur (http://artikelkesehatan99.com/7-cara-mengatasi-stres-sekaligus-mengontrol-berat-badan/).
Newspeg:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar