Ahad
(28/4/13) waktu setempat, salju menutupi kota di barat laut Arab Saudi, Hael. Cuaca
bersalju ini dilaporkan terjadi selama tiga hari tanpa henti. Kejadian salju turun di negeri gurun beriklim kering dan panas ini sudah yang kedua di 2013 ini. Januari
lalu, warga di wilayah barat laut Arab Saudi, yaitu di dataran tinggi Tabuk,
sekitar 1.500 km dari ibu kota Riyadh, juga mendapatkan hujan salju yang sangat
jarang terjadi. Salju turun di beberapa bagian Arab Saudi mungkin tidak aneh, namun akhir April ini iklim seharusnya sudah memasuki musim kemarau.
Salju tutupi Tabuk Januari 2013. Anehkah? |
Al-Arabiya
melaporkan, Minggu (28/4) hujan es turun dan suhu menurun drastis. Cuaca bersalju ini
beiringan dengan banjir yang menggenangi sejumlah provinsi di kerajaan Saudi. Sekelompok
orang dalam video yang beredar di internet bekerja sama menyelamatkan korban
banjir. Mereka membentuk rantai manusia dan menyelamatkan orang lain yang
terperangkap banjir. Masyarakat setempat lalu memublikasi gambar-gambar terkait
salju dan banjir ini di Twitter
(http://www.republika.co.id/berita/senggang/unik/13/04/29/mm09jm-arab-saudi-tertutup-salju).
Fenomena alam yang jarang terjadi ini menarik
perhatian warga dari berbagai daerah untuk menikmati "kesejukan"
salju. Hujan salju di Arab ini merupakan
yang kedua di 2013 setelah Januari lalu salju yang turun di Tabuk membuat jalan
raya yang menuju Pegunungan Allouz dipenuhi mobil yang sengaja diparkir untuk menikmati
salju. Sejumlah laporan juga mengatakan salju pernah turun di kota Al-Baha,
sebelah barat daya Riyadh, pada Mei 2009, yang merupakan cuaca bersalju terbesar
selama 30 tahun terakhir di sana
(http://internasional.kompas.com/read/2013/04/29/11472960/Tahun.Ini.Dua.Kali.Salju.Guyur.Arab.Saudi).
(http://internasional.kompas.com/read/2013/04/29/11472960/Tahun.Ini.Dua.Kali.Salju.Guyur.Arab.Saudi).
Meskipun ada informasi bahwa hujan salju
sebenarnya fenomena tidak aneh di beberapa wilayah di Arab, namun Arabnews tampak cukup heboh juga
melaporkan fenomena ini. Arabnews
menulis, Tabuk, wilayah padang pasir dan pegunungan di barat laut Arab Saudi,
mengalami fenomena alam yang tidak biasa. ''Tabuk diguyur salju tahunan sejak
Selasa kemarin,'' tulis Arabnews
dalam beritanya yang berjudul
“It's snowing... in Saudi Arabia!” (http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/01/14/mgepyh-salju-turun-di-padang-pasir-arab-saudi).
Pada
Januari 2002, Tabuk yang memang merupakan dataran tinggi di Arab, juga dilaporkan
pernah dihujani salju. Dikutip dari Huffingtonpost,
dalam memori warga di Jebel Jais, satu area pergunungan berjarak 25 kilometer dari kota Ras al Khaimah (RAK), Uni Emirat Arab (UEA), hujan salju pertama pernah turun pada
28 Desember 2004.
Pada
kejadian salju turun lagi di Jebel Jais
pada 2009, Tak ada kata lain dari warga di sana untuk menggambarkan kejadian
itu selain, “Sangat langka.”
Aisha al Hebsy (50) yang telah tinggal di pegunungan dekat Jebel Jais sepanjang
hidupnya, mengatakan,
20 tahun lalu mereka pernah mengalami banyak
hujan es. "Tadi malam juga seperti ini. Pukul empat
pagi kami keluar dan mendapati tanah yang putih." Mayor Saeed Rashid Al Yamahi dari Kepolisian RAK yang terbang menggunakan helikopter ke puncak
Gunung Jebel Jais, mengatakan,
seluruh wilayah itu ditutupi salju
hingga 10 cm
(http://www.huffingtonpost.com/2009/01/25/united-arab-emirates-moun_n_160695.html).
Bahwa
saat ini sedang terjadi perubahan iklim, memang dipercayai banyak orang.
Gejalanya memang bisa diamati dengan seringkali terjadi anakronistis alam,
seperti misalnya hujan yang masih turun di akhir April ini dengan intensitas
sering. Tahun 2011 lalu, saat Jepang dihajar tsunami, salju tengah mengguyur.
Padahal saat itu iklim harusnya sudah mengganti bajunya dengan musim semi.
Mei 2012 lalu, salju juga masih turun di
beberapa tempat di Inggris. Padahal seharusnya warga sudah bisa menikmati harum
musim berbunga itu. Neil Farrington, seorang
warga Inggris yang sempat merasakan iklim
aneh tersebut mengatakan, ketika itu salju turun selama 20 menit, cukup deras,
dengan serpihan besar. "Ini pemandangan yang cukup bagus untuk dilihat,"
kata pria 41 tahun ini.
Ahli meteorologi, Chris Burton, mengaku
cukup kaget dengan fenomena alam ini. Hal lumrah kata dia, jika salju turun di
akhir tahun sampai pekan-pekan pertama di tahun baru. Namun sejauh ini dia
mengaku tidak pernah terdengar salju turun di musim semi. Ia menduga angin
utara yang membawa udara dingin turun dari Kutub Utara dan Skandinavia,
menyebabkan cuaca dingin di tanah yang lebih tinggi. Tempat-tempat yang
dihujani salju di bulan Mei ini termasuk Pennines, Shropshire, bagian dari
Wales, dan Skotlandia (http://www.tempo.co/read/news/2012/05/16/095404214/Ini-Sebab-Salju-Turun-pada-Musim-Semi-di-Inggris).
Tapi apakah salju yang turun di Arab Saudi merupakan fenomena aneh?
Tak banyak informasi yang beredar di
internet mengapa salju bisa turun di negeri beriklim gurun seperti Arab Saudi;
di musim semi pula yang bahkan mulai memasuki siklus kemarau. Banyak blog dan
situs yang justru mengait-kaitkannya dengan tanda-tanda akhir zaman. Blog
bernama Blog.re.or.id misalnya
menulis, turunnya salju di gurun Arab Saudi bukanlah hal aneh. Hadis Riwayat
Muslim misalnya menyebutkan: Hari Akhir tidak akan datang kepada kita sampai
dataran Arab sekali lagi menjadi dataran berpadang rumput dan dipenuhi dengan
sungai-sungai.
Mengenai fenomena-fenomena alam yang
diterangkan di dalam Hadis ini, para ilmuwan dari King Abdul Aziz University pernah
mengkajinya bersama seorang orientalis bernama Profesor Alfred Kroner, ahli
ilmu Bumi terkemuka dunia dari Departemen Ilmu Bumi Institut Geosciences
Johannes Gutenburg University, Mainz, German. Selain mengkaji dari sisi sejarah
agama yang cenderung sulit dijelaskan dan diterima akal manusia, Kroner mengatakan,
mungkin saja gurun pasir di wilayah Semenanjung Arab pada masa lampau pernah
menjadi daerah subur.
Alasan Kroner, selama Era Salju (Zaman Es/Ice
Age, Red), Icebergs di Kutub Utara perlahan-lahan
bergerak ke arah selatan sehingga relatif berdekatan dengan Semenanjung Arab. Pada
saat itu iklim dataran Arab berubah dan menjadi salah satu daerah yang paling
subur dan hijau di muka bumi. Sayangnya, Kroner dalam blog ini hanya memberi kajian
ilmiah tentang kemungkinan salju yang menutupi gurun pada masa lampau, tapi tidak
di masa kini (disarikan dari: http://blog.re.or.id/di-antara-tanda-datangnya-kiamat-padang-rumput-tumbuh-subur-di-jazirah-arab.htm).
Blogger
berikut punya pandangan lain. Menurut pemilik akun Ardi dan Bunda Susi di Kompasiana ini, salju memang setiap
tahun turun di wilayah Arab. Dia menulis, banyak orang Indonesia di tanah air
yang tidak tahu bahwa beberapa negara di Timur Tengah ada juga yang selalu
rutin bersalju. Wartawan di Indonesia lanjut sang blogger, juga selalu
mendramatisasi cerita. Misalnya membuat judul “Salju Ancam Warga Timur Tengah” (seolah olah
mengancam seluruh negara di Timur Tengah yang jumlahnya lebih dari 30 negara), “Salju
Turun di Padang Pasir Arab” (Tidak semua negara Arab Padang Pasir, ada juga
yang ijo royo royo), “Arab Alami Badai Salju Terburuk” (Arab sangat luas sekali,
tidak bisa digeneralisasi salah satu tempat di gunung bisa mewakili seluruh
negara Arab). Atau judul “Gelombang Dingin Tabuk Menjalar ke Bahrain” (Woow,
Semua bumi belahan utara sedang musim dingin, bukan berasal dari Tabuk). “Ini
betul betul parah dan bisa menipu pembaca,” seru sang blogger.
Semua
pembaca pasti berinterpretasi seolah-olah semua negara Arab/Timur Tengah turun
salju, padahal cuma negara negara kecil yang letaknya lebih utara dan punya
gunung tinggi saja seperti Lebanon, Palestina/Israel, Suriah dan Yordania). “Sama
seperti saya kalau membuat tulisan dengan judul ‘Indonesia
Dihantam Badai Salju’. Padahal saya bercerita sebenarnya
tentang badai salju yang terjadi di Cartenz, Puncak Jaya Wijaya Papua, tetapi
karena judul beritanya bombastis, seolah-olah seluruh Indonesia kiamat.” (http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2013/01/14/salju-arab-yang-selalu-bikin-heboh-525277.html). Mungkin saja fenomena ini memang tidak aneh. Yang menjadi mengkhawatirkan adalah, salju ini turun di saat seharusnya iklim sudah berganti ke musim kemarau.**
Newspeg:
Semua koran dan media di Arab akan menulis berita saat salju turun pertama kali saja sekitar bulan Desember. Bulan selanjutnya sudah tidak menulis lagi meskipun salju tambah tebal. Salju hanya turun saat musim dingin dan diatas gunung. Kalau angin kencang salju bisa kemana mana. Tabu, hail, Tufail dll semuanya diatas pegunungan Heejas. Turki jumlah ski resort ada sekitar 30. Lebanon ada 6 Ski Resort, israel ada 3 Ski Resort dan di Sahara juga ada Ski Resort di marocco, Algeria dan Tunisia.http://ardisfamily.blogspot.com/2014/02/fenomena-salju-di-negara-bersalju-arab.html
BalasHapus