Bicara soal robot, Jepang memang tiada
duanya. Berbagai jenis robot sepertinya sudah pernah diciptakan di negeri
ini, mulai robot anjing yang bisa bermanja-manja jika dielus-elus, robot yang
bisa menciptakan lagu, robot yang bisa bicara untuk dikirim ke ruang angkasa,
robot yang bisa berpikir, hingga robot yang bisa memimpin pernikahan dan
menjaga pantai.
Robot-robot yang beraksi di kontes RoboGames |
Robot yang terakhir ini tentunya tak
seseksi Pamela Anderson di serial Baywatch, namun dia pastinya pandai berenang.
Robot ini diberi nama Swumanoid. Dia bisa berenang gaya punggung, gaya
kupu-kupu, dan gaya bebas. Dalam gaya bebas, dia bisa melaju dengan kecepatan
0,64 meter per detik, rekor tercepat ketiga yang dimiliki manusia (http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/12/09/10/ma4iyc-peneliti-jepang-kembangkan-robot-penjaga-pantai).
Adalah
suatu prestasi ketika anak negeri berhasil mengalahkan mahasiswa asal Jepang,
meskipun hanya dalam ajang kontes robot
Pekan Raya Persahabatan Indonesia-Jepang di Jakarta, November 2008 lalu. Waktu
itu, Robot GR dari tim Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, memenangi kontes
tersebut (http://forum.indogamers.com/archive/index.php/t-134132.html).
Jepang boleh menguasai teknologi robotik, namun orang yang menciptakan sistem robotika modern pertama ternyata adalah seorang bernama Ibnu Ismail Al Jazari. Lahir di Al Jazira, suatu tempat di antara Sungai tigris dan Efrat, namun kemudian dia tinggal di Diyar Bakir, Turki, selama abad ke-12. Seperti ayahnya ia mengabdi pada raja-raja Urtuq atau Artuqid di Diyar Bakir dari 1174 sampai 1200 sebagai ahli teknik.
Jepang boleh menguasai teknologi robotik, namun orang yang menciptakan sistem robotika modern pertama ternyata adalah seorang bernama Ibnu Ismail Al Jazari. Lahir di Al Jazira, suatu tempat di antara Sungai tigris dan Efrat, namun kemudian dia tinggal di Diyar Bakir, Turki, selama abad ke-12. Seperti ayahnya ia mengabdi pada raja-raja Urtuq atau Artuqid di Diyar Bakir dari 1174 sampai 1200 sebagai ahli teknik.
Di
masanya, Al Jazari telah mampu menciptakan robot manusia (humanoid) yang
bisa diprogram. Al Jazari mengembangkan prinsip hidrolik untuk menggerakkan
mesin yang kemudian hari dikenal sebagai mesin robot. Mesin robot ciptaan Al
Jazari kala itu berbentuk perahu terapung di sebuah danau, yang ditumpangi
empat robot pemain musik untuk menghibur para tamu kerajaan.
Seperti dilansir Apakabardunia.com, teknologi yang dikembangkan Al Jazari mencapai
50 jenis yang ditulis dalam kitab berjudul "The Book of Knowledge of
Ingenious Mechanical Devices". Temuan penting Al Jazari lainnya adalah
pencuci tangan otomatis yang diadopsi dalam sistem kerja toilet modern. Seorang
ahli teknik Inggris, Donal Hill, yang pada 1974 menerjemahkan karya Al-Jazari ini, mengatakan,
”Tak mungkin mengabaikan hasil karya Al-Jazari yang begitu penting. Dalam
bukunya, ia begitu detail memaparkan instruksi untuk mendesain, merakit, dan
membuat sebuah mesin." Salah satu karya Al Jazari yang membuat Donald Hill
kagum adalah jam gajah yang diciptakan pada 1206 (http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/12/12/20/mfaz1r-robot-ternyata-berawal-dari-ilmuwan-muslim-ini).
Dalam hal kontes robot berkelas internasional,
beberapa tahun terakhir ini Indonesia juga boleh berbangga, selain prestasi
mahasiswa Surabaya yang bisa meungguli mahasiswa Jepang tersebut di atas. Dalam
Robowaiter Contest di Harford Connecticut dan Robogames di San Mateo,
California, Amerika Serikta (AS) yang berlangsung 19-21 April 2013 lalu, Universitas
Komputer (Unikom) Bandung berhasil memeroleh medali emas dan perak pada sejumlah
kategori dan mempertahankan juara kategori robowaiter alias robot pelayan sejak
2011 (http://www.metrotvnews.com/foto/detail/2013/04/29/13/2956/Mahasiswa-Unikom-Juara-Lomba-Robot-di-AS).
Tentu bukan karena Indonesia juga juara pemasok pembantu rumah tangga, bukan?
:D
Secara keseluruhan tim Indonesia yang
berangkat ke AS berjumlah 11 orang mahasiswa plus dosen pembimbingnya. Mereka selain
dari Unikom, juga dari Universitas Gajah Mada (UGM) dan Politeknik Negeri
Bandung (Polban).
Pada ajang Fire Fighting Home Robot
Contest, yang digelar pada 7-9 April 2013 di kampus Trinity College, Hartford,
Connecticut, ketiga tim dari tiga kampus di Indonesia ini masing-masing
berhasil menyabet 2 emas, 1 perak dan 1 perunggu untuk UGM, 1 emas dan 1 perak
untuk Unikom, dan 1 emas dan 1 perunggu untuk Polban. Sedangkan pada ajang
RoboGames Robolympics terbesar di dunia yang digelar di San Mateo, San
Francisco 19-21 April 2013 lalu, tim mahasiswa dari UGM mengantongi 2 emas dan
satu perak. Sedangkan Tim Unikom berhasil mengantongi 2 emas, 3 perak dan 1 perunggu.
Tim juri bahkan sempat memuji tiga robot Unikom: robot yang memiliki “keahlian” dapat membuka kulkas dan menjamu makan orang cacat (robowaiter), robot yang sanggup menjadi petugas pemadam kebakaran, dan robot yang sanggup memanjat (elevator) dari bawah ke atas dalam dunia luar angkasa. Ketiga robot ini tampil prima ketika diuji: berhasil lulus tes kehandalan di depan para tim juri dalam hal kecepatan, keberhasilan melewati tantangan tanpa masalah, dan tidak ada "error" dalam menerima perintah (http://www.tempo.co/read/news/2013/04/24/061475447/Mahasiswa-Indonesia-Borong-Medali-di-Kontes-Robot).
Tim juri bahkan sempat memuji tiga robot Unikom: robot yang memiliki “keahlian” dapat membuka kulkas dan menjamu makan orang cacat (robowaiter), robot yang sanggup menjadi petugas pemadam kebakaran, dan robot yang sanggup memanjat (elevator) dari bawah ke atas dalam dunia luar angkasa. Ketiga robot ini tampil prima ketika diuji: berhasil lulus tes kehandalan di depan para tim juri dalam hal kecepatan, keberhasilan melewati tantangan tanpa masalah, dan tidak ada "error" dalam menerima perintah (http://www.tempo.co/read/news/2013/04/24/061475447/Mahasiswa-Indonesia-Borong-Medali-di-Kontes-Robot).
Mengenai robot yang
berhasil mempertahankan juara kategori robot pelayan alias robowaiter sejak
2011, adalah buah tangan Ferry Ebitnaser. Robot yang
diberi nama DU 99 RWE4-V13 ini, dibuat mahasiswa jurusan teknik komputer Unikom
ini dengan biaya lebih dari Rp 10 juta. "Pengerjaan
paling berat adalah begadang ketika harus menyelesaikan robot," kata Ferry
di kampusnya, Senin (29/4/2013). Namun kerja kerasnya tak sia-sia.
Selain
meraih juara 1 kategori robowaiter, robot buatan Ferry juga dikagumi beberapa
negara lainya yang turut menjadi kontestan. "Meski saya tidak ikut ke Amerika, tidak
masalah. Yang penting saya senang bisa menjadi juara," kata dia. Faktor
yang membuat robot milik Ferry menang adalah, dia berhasil menyelesaikan
tantangan seperti menyediakan piring sebelum makan dan mengambilnya kembali
setelah selesai makan. "Robot ini
fungsinya sebagai pelayan. Robot ini juga di-update menggunakan kamera untuk mengenali objek," kata Ferry (http://www.inilah.com/read/detail/1983759/robot-buatan-mahasiswa-unikom-jadi-primadona-di-us).
Unikom
sendiri tercatat sejak 2009 selalu mengukir prestasi dalam kontes robot dunia. Pada
April 2012 di ajang yang sama, Muhammad Yazid Alqahar (21), mahasiswa juruan
Tekhnik Informatika, berhasil menjuarai kategori Sotting Gallery untuk robot
penembak otomatis ciptaannya. Pada ajang Robo Games tersebut, robot Yazid
dinilai sebagai robot penembak tercepat dan terakurat, hingga 90 persen (http://adsense-tuba.blogspot.com/2012/10/mahasiswa-unikom-pencipta-robot.html).
Pada
2009, Tim Robot Unikom masih di ajang tahunan International Robogames, di San
Francisco, AS, berhasil meraih juara
pertama dan memperoleh medali emas, dengan menyingkirkan lawan-lawan dari
negara maju seperti Inggris dan AS. Robot yang menang ketika itu adalah Robot
DU-114 yang meraih waktu tercepat dalam mencari sumber api dan memadamkannya
dengan semprotan air secara otomatis. Sekedar informasi, pengamblan nama depan
DU pada nama-nama robot buatan mahasiswa Unikom adalah diambil dari nama jalan
tempat kampus Unikom berada, yakni Jalan Dipati Ukur (http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/berita/09/06/19/57069-mahasiswa-unikom-juara-kontes-robot-internasional).**