3/30/2013

Raih 83,3% SMS, Nama "Gelora Bandung Lautan Api" Diresmikan



“Nama  Gelora Rosada yang mengundang kontroversi hanya memperoleh dukungan SMS sebanyak 5,0 persen”

Suara rakyat yang sehat akhirnya menunjukkan giginya di kota Bandung. Setelah sempat menimbulkan polemik karena ada aspirasi “aneh” dari pihak dalam DPRD kota Bandung, Stadion Utama Sepakbola (SUS) di Kecamatan Gedebage, Bandung Timur, akhirnya resmi ditetapkan dengan nama Gelora Bandung Lautan Api (BLA).
Gelora BLA, masih dalam pembangunan (detik.com)

Penetapan nama Gelora BLA  dilakukan dalam Rapat Paripurna DPRD Kota Bandung, Kamis (28/3). Penetapan nama Gelora BLA diambil dari hasil jajak (polling) pendapat yang dilakukan melalui short message service (SMS) sejak 4-22 Maret. Dari 14.777 SMS yang masuk, sebanyak 83,3% memilih nama  Gelora BLA. Nama Gelora Gedebage mendapat dukungan SMS  2.047 (11,7%), sedangkan nama  Gelora Rosada yang kemunculannya mengundang kontroversi hanya memperoleh dukungan SMS sebanyak 871 (5,0%). (http://www.republika.co.id/berita/nasional/jawa-barat-nasional/13/03/30/mkg5jd-akhirnya-nama-stadion-gelora-bandung-lautan-api-disahkan)

Awalnya, Tim Kajian Teknis Akademisi Penamaan SUS di Gedebage ini, merekomendasikan dua nama. Dua nama yang muncul adalah Gelora BLA dan Gelora Gedebage. "Kajian ini dilihat dari aspek sejarah, sosiologis, hukum, dan bahasa. Setelah dikaji puluhan nama, ada 8 kriteria yang harus dipenuhi. Dari sekitar 40-an nama, mengerucut menjadi 23, lalu muncul 2 nama," ujar Ketua Tim, Nina Herlina Lubis, usai ekspos hasil kajian penamaan SUS tersebut di kantor DPRD Kota Bandung Kamis (17/1/2013).

Namun kata Nina, Nantinya DPRD-lah yang akan mengkaji lebih jauh. “Kami tidak punya kewenangan. Kami hanya memberi rekomendasi," ucapnya. Mungkin di sinilah muncul celah kenapa nama Gelora Rosada masuk ke dalam opsi jajak pendapat tersebut. Padahal Nina mengatakan, penamaan dengan nama tokoh umumnya setelah yang bersangkutan meninggal dunia.

Selain Nina, anggota tim pengkaji lainnya yang merupakan pakar dari berbagai disiplin ilmu di Universitas Padjajaran (Unpad), adalah: Didin Muhafidin (kajian historis, pendahuluan dan kesimpulan), Hernadi Affandi (kajian hukum), Budi Rajab (kajian sosilologi dan antropologi), Awaludin Nugraha (historis), Agus Nero (bahasa Indonesia), dan Teddy Muhtadin (bahasa Sunda). (http://m.inilah.com/read/detail/1948387/sus-gedebage-tim-unpad-akhirnya-usulkan-2-nama).

Sementara itu, Ketua DPRD Kota Bandung, Erwan Setiawan, sempat menyesalkan usulan nama Gelora Rosada yang disampaikan mendadak. "Kenapa baru datang hari ini? Seharusnya kan minggu lalu," dalih Erwan, Senin (14/1/2013). (http://m.inilahkoran.com/read/detail/1947114/ketua-dprd-sesalkan-usulan-gelora-rosada-mendadak).

Padahal di jejaring sosial, warga Bandung gelisah setelah mendengar pernyataan Erwan yang menyebutkan bahwa 100 persen masyarakat menginginkan nama Gelora Rosada (http://news.detik.com/bandung/read/2012/09/07/163451/2011506/486/penolakan-gelora-rosada-jadi-nama-sus-gedebage-ramai-di-dunia-maya). Nama Rosada diambil dari nama Walikota Bandung, Dada Rosada, yang saat ini sedang dibelit kasus korupsi dana Bansos, dan sedang dicegah pergi ke luar negeri oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Salah satu yang tidak sungkan-sungkan mengusulkan nama lain di luar yang telah direkomendasikan tim ahli, adalah Wakil Ketua DPRD Bandung, Asep Dedy. Adanya usulan dari pihak dalam DPRD ini seolah memubazirkan anggaran yang telah dikeluarkan untuk membentuk tim kajian sebesar Rp 90 juta. “Itu (rekomendasi dua nama SUS dari tim kajian) sudah final," kata Anggota Komisi A DPRD Bandung Lia Nur Hambali, usai rapat gabungan dengan Komisi A dan D DPRD Kota Bandung serta Tim Kajian di Ruang Rapat Paripurna DPRD Kota Bandung, Kamis (17/1/2013).

Lia beranggapan tim kajian Unpad yang terdiri dari akademisi yang ahli di bidangnya, tidak main-main mengusulkan dua nama ini. Lia berpendapat dua nama ini lah yang harus dipolling dan tidak perlu ditambahkan nama lainnya. Menurutnya hasil kerja Tim Pengkaji pun harus dihormati. Menurut Lia, terasa percuma jika hasil kerja kajian tim tersebut tidak terpakai (http://news.detik.com/bandung/read/2013/01/17/191643/2145608/486/dewan-tidak-satu-suara-soal-usulan-dua-nama-stadion-dari-unpad?g771108fvt).

Sebelumnya, puluhan orang yang mengaku dari komunitas insan olahraga Kota Bandung mendatangi Gedung DPRD Kota Bandung untuk menyampaikan aspirasi terkait nama SUS tersebut. Aan Johana, perwakilan komunitas tersebut mengatakan, pihaknya menginginkan stadion tersebut diberi nama Gelora Rosada.

“Kami sudah melakukan studi banding ke beberapa wilayah lainnya. Di Kuningan misalnya ada nama stadion yang diambil dari salah satu nama tokoh masyarakat bernama Mas’ud,” katanya. Pada kesempatan itu, pihaknya agar nama Gelora Rosada dimasukan sebagai salah satu nominasi (http://www.bolajabar.com/index.php/2013/01/14/stadion-gedebage-puluhan-orang-datangi-dprd-kota-bandung-usulkan-nama-gelora-rosada/).

Sebelum akademisi digaet untuk penamaan SUS tersebut, usulan penamaan dengan nama walikota Bandung yang masa jabatannya tersisa beberapa bulan lagi ini, sempat meresahkan warga Bandung dan memicu banyak cibiran, termasuk di media sosial (Facebook dan Twitter).

Satu fanpage di Facebook dengan alamat Simamaung.com sampai menggelar jajak pendapat. Hasilnya ketika itu hanya 112 yang setuju penamaan Gelora Rosada, sedangkan 1.806 akun menolak. Jajak pendapat itu menurut adminnya digelar setelah mendengar pernyataan Ketua DPRD Kota Bandung Erwan Setiawan yang menyatakan bahwa seratus persen masyarakat menginginkan nama Gelora Rosada. Gerakan penolakan juga terjadi di twitter. Hashtag #TolakNamaGeloraRosada ramai dikicaukan. Bahkan sempat masuk menjadi trending topic Indonesia (http://news.detik.com/bandung/read/2012/09/07/163451/2011506/486/penolakan-gelora-rosada-jadi-nama-sus-gedebage-ramai-di-dunia-maya).

Sedangkan Anggota Komisi D DPRD Provinsi Jabar, Ujang Pahfulwaton, mengungkapkan, dana pembangunan SUS Gedebage tidak sepenuhnya dari (APBD) Kota Bandung (apalagi dari kocek Dada Rosada, Red). Hampir setengah kata dia, bersumber dari APBD Provinsi Jabar yang merupakan dana publik.  “Jadi alangkah baiknya namanya (nama SUS  Gedebage) yang mewakili masyarakat Jawa Barat karena itu kan stadion milik publik Jabar," ujar Ujang. Dikatakan Ujang, anggaran yang digelontorkan Provinsi Jabar untuk pembangunan SUS Gedebage lebih dari Rp 300 miliar (http://m.pikiran-rakyat.com/node/202561?page=4).

Sementara itu, sang pemilik nama Rosada, saat ini tengah pusing tujuh keliling. KPK akan memanggil Wali Kota Bandung ini atas kasus penerimaan hadiah terkait dana Bantuan Sosial di Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung. "KPK berencana memanggil Dada Rosada tapi belum tahu kapan waktunya," kata Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Johan Budi di Jakarta, Kamis (28/3). Pada hari sama, KPK telah memeriksa mantan Sekretaris Daerah Pemkot Bandung, Edi Siswadi, dan Bendahara Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Bandung, Pupung Khadijah (http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/13/03/28/mkd9i3-kpk-segera-periksa-wali-kota-bandung-dada-rosada).**


News peg:



Tidak ada komentar:

Posting Komentar