3/12/2013

Hercules oh Hercules...



 "Kemana Masalah Premanisme di Negeri ini Akan Bermuara?"

Bicara mengenai seseorang bernama Hercules, masyarakat Indonesia khususnya di perkotaan sudah mafhum bahwa yang sedang dibicarakan adalah mengenai premanisme.  Disukai atau tidak, dia telah menjadi salah satu (kalau tak mau disebut salah dua) ikon premanisme di negeri ini, kendatipun Hercules sendiri mengaku bahwa dia sudah bertobat dan kini dia adalah seorang pengusaha (http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/13/03/11/mjhmrt-hercules-saya-pengusaha-bukan-pemeras).
Hercules

Seperti ramai diberitakan belakangan ini, pria bernama lengkap Hercules Rosario Marshal ini diciduk polisi di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat pada Jumat (8/3) pukul 18.00. Alasan penangkapan tersebut menurut pihak kepolisian karena anak buah Hercules kerap melakukan aksi pemerasan dan kekerasan. Total kawanan Hercules yang ditangkap sebanyak 50 orang. (lihat:http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/13/03/08/mjcf6c-hercules-diamankan-setelah-baku-tembak). Pencidukan ini sempat menimbulkan kericuhan karena terjadi baku tembak antara polisi dengan kawanan pemuda anak buah Hercules.

Dari lokasi kejadian, polisi menyita empat buah mobil. Dari dalamnya ditemukan sebuah parang, pistol revolver yang berisi enam peluru, senapan angin berikut sepuluh dus peluru, BPKB, uang Rp 300 ribu, handphone, kartu intelijen atas nama Franky Hercules, alat pancing, dan pisau dapur (lihat: http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/13/03/09/mjdpk3-empat-mobil-hercules-yang-disita-polisi-berisi-senjata-api). Mengenai kartu intelijen, pihak polisi sudah mengeluarkan pernyataan bahwa itu palsu, hanya untuk gagah-gagahan.

Sebenarnya, bukan pertama kali ini Hercules dan komplotannya berurusan dengan kepolisian. Namun bagaikan gerombolan mafioso, sulit sekali tampaknya polisi memberantas aksi premanisme ini, bahkan untuk sekadar mengusut tindak pidana yang dilakukan mereka. Beberapa penyebabnya antara lain, karena kelompok preman ini berbalut organisasi resmi.

Hercules misalnya, adalah Ketua Umum Gerakan Rakyat Indonesia Baru, satu ormas yang berafiliasi ke partai politik pimpinan Prabowo Subianto, Gerindra (ihwal kedekatan Hercules dengan Prabowo, bisa dicek di sini atau di sini). Saat peresmian kantor GRIB bertempat di Jl Sakti Raya IV No 8, Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat, Minggu (20/5/2012), yang dihadiri langsung oleh Prabowo, Hercules berkata, "Pokoknya saya tekankan harga mati, kerja keras bergandeng tangan dengan Gerindra untuk menyukseskan Bapak Prabowo sebagai Presiden 2014-2019. Indonesia ini menjadi Indonesia baru bersama Prabowo!" (http://news.detik.com/read/2012/05/20/145111/1920245/10/prabowo-hadiri-peresmian-kantor-grib-pimpinan-hercules). Hercules memang memiliki kedekatan emosional dengan Prabowo saat bersama-sama "berkiprah" di Timor-Timur. 

Kedekatan dengan Prabowo ini juga ditunjukkan dengan dukungan terang-terangan Hercules untuk pasangan Jokowi-Ahok saat pemilu DKI Jakarta lalu (lihat: http://www.tempo.co/read/news/2012/03/25/228392318/Kei-dan-Hercules-Tunggu-Order-Amankan-Pilgub-DKI). Sementara itu, menanggapi pertanyaan wartawan soal penangkapan Hercules, Gubernur DKI Jokowi hanya menyatakan bahwa dia mendukung pemberantasan premanisme. "Kami di Pemprov hanya membantu dengan taruh Satpol PP di pasar-pasar, terminal, KBT, dan ditaroh di Monas itu," ujarnya (http://jakarta.tribunnews.com/2013/03/10/berantas-premanisme-jokowi-enggan-tanggapi-penangkapan-hercules).
 
Kriminolog Universitas Indonesia, Josias Simon, kepada Republika (http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/03/10/mjg5di-kini-preman-banyak-berkedok-organisasi-resmi) mengatakan, sulitnya melakukan tindakan hukum terhadap mereka karena organisasi ini (organisasi preman pada umumnya, Red) di belakangnya berdiri para tokoh, pejabat, pengusaha, atau pun politisi. Bahkan, lanjutnya, banyak pihak yang membuatkan organisasi resmi bagi para preman tersebut. Lalu sebagai gantinya, mereka diminta untuk mengamankan atau mendukung kepentingan tertentu. Akibatnya, jika kelompok ini tersandung suatu masalah, maka akan sulit bagi para penegak hukum untuk mengusutnya, karena mereka akan berhadapan dengan pihak-pihak yang berada di belakangnya. 

Selain memiliki beking tokoh-tokoh penting, Hercules juga dikenal cukup dermawan. GRIB pernah ramai diberitakan karena membantu korban musibah kebakaran di Sawah Besar, Jakarta Pusat 2012 lalu. Hercules pernah mengaku telah meninggalkan dunia hitam dan kini menjadi pengusaha perikanan. Suatu saat dia pernah berkata agar polisi tak segan menembak preman, kalau perlu langsung di kepala (lihat:  http://news.detik.com/read/2012/02/26/144036/1851794/10/).


Ke mana kasus penangkapan Hercules akan bermuara? Kabar terakhir, Hercules dari tempatnya ditahan di tahanan Polda Metro Jaya sesumbar. Atas kasus pemerasan dan kepemilikan senjata api yang sedang meililitnya ini, dia akan menyiapkan 30 pengacara yang akan membelanya tanpa dibayar (http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/13/03/12/mjjqqc-hercules-30-pengacara-siap-bela-saya-tanpa-dibayar). Semula, pihak partai Gerindra juga menyatakan bersedia menyiapkan kuasa pengacara jika Hercules memintanya (http://www.tempo.co/read/news/2013/03/09/064466092/Jika-Diminta-Gerindra-Siapakan-Pengacara-Hercules).

Sementara itu, anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Edi Hasibuan seperti diberitakan Republika Online menyatakan, penangkapan tokoh pemuda asal Timor, Nusa Tenggara Timur ini, tidak terkait unsur politis melainkan murni kriminal. Edi menyatakan seluruh pihak, seperti Polri, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, bahkan TNI, termasuk masyarakat, harus sepakat dan bertindak mengatasi aksi premanisme yang meresahkan masyarakat ini.**

(penyusun tulisan: ruri andayani)

News peg:



Tidak ada komentar:

Posting Komentar