"Kemana Masalah Premanisme di Negeri ini Akan Bermuara?"
Bicara
mengenai seseorang bernama Hercules, masyarakat Indonesia khususnya di
perkotaan sudah mafhum bahwa yang sedang dibicarakan adalah mengenai premanisme. Disukai atau tidak, dia telah menjadi salah
satu (kalau tak mau disebut salah dua) ikon premanisme di negeri ini, kendatipun
Hercules sendiri mengaku bahwa dia sudah bertobat dan kini dia adalah seorang pengusaha (http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/13/03/11/mjhmrt-hercules-saya-pengusaha-bukan-pemeras).
Hercules |
Seperti ramai diberitakan belakangan ini, pria bernama lengkap Hercules Rosario Marshal ini diciduk polisi di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat pada Jumat (8/3) pukul 18.00. Alasan penangkapan tersebut menurut pihak kepolisian karena anak buah Hercules kerap melakukan aksi pemerasan dan kekerasan. Total kawanan Hercules yang ditangkap sebanyak 50 orang. (lihat:http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/13/03/08/mjcf6c-hercules-diamankan-setelah-baku-tembak). Pencidukan ini sempat menimbulkan kericuhan karena terjadi baku tembak antara polisi dengan kawanan pemuda anak buah Hercules.
Dari
lokasi kejadian, polisi menyita empat buah mobil. Dari dalamnya ditemukan
sebuah parang, pistol revolver yang berisi enam peluru, senapan angin berikut
sepuluh dus peluru, BPKB, uang Rp 300 ribu, handphone, kartu intelijen atas
nama Franky Hercules, alat pancing, dan pisau dapur (lihat: http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/13/03/09/mjdpk3-empat-mobil-hercules-yang-disita-polisi-berisi-senjata-api).
Mengenai kartu intelijen, pihak polisi sudah mengeluarkan pernyataan bahwa itu
palsu, hanya untuk gagah-gagahan.
Sebenarnya,
bukan pertama kali ini Hercules dan komplotannya berurusan dengan kepolisian. Namun
bagaikan gerombolan mafioso, sulit sekali tampaknya polisi memberantas aksi premanisme ini, bahkan untuk sekadar mengusut tindak pidana yang dilakukan mereka. Beberapa
penyebabnya antara lain, karena kelompok preman ini berbalut organisasi resmi.
Hercules
misalnya, adalah Ketua Umum Gerakan Rakyat Indonesia Baru, satu ormas yang
berafiliasi ke partai politik pimpinan Prabowo Subianto, Gerindra (ihwal
kedekatan Hercules dengan Prabowo, bisa dicek di sini atau di sini). Saat peresmian
kantor GRIB bertempat di Jl Sakti Raya IV No 8, Kemanggisan, Palmerah, Jakarta
Barat, Minggu (20/5/2012), yang dihadiri langsung oleh Prabowo, Hercules
berkata, "Pokoknya saya tekankan harga mati, kerja keras bergandeng tangan
dengan Gerindra untuk menyukseskan Bapak Prabowo sebagai Presiden 2014-2019.
Indonesia ini menjadi Indonesia baru bersama Prabowo!" (http://news.detik.com/read/2012/05/20/145111/1920245/10/prabowo-hadiri-peresmian-kantor-grib-pimpinan-hercules). Hercules memang memiliki kedekatan emosional dengan Prabowo saat bersama-sama "berkiprah" di Timor-Timur.
Kedekatan dengan Prabowo ini juga ditunjukkan dengan dukungan terang-terangan Hercules untuk pasangan Jokowi-Ahok saat pemilu DKI Jakarta lalu (lihat: http://www.tempo.co/read/news/2012/03/25/228392318/Kei-dan-Hercules-Tunggu-Order-Amankan-Pilgub-DKI). Sementara itu, menanggapi pertanyaan wartawan soal penangkapan Hercules, Gubernur DKI Jokowi hanya menyatakan bahwa dia mendukung pemberantasan premanisme. "Kami di Pemprov hanya membantu dengan taruh Satpol PP di pasar-pasar, terminal, KBT, dan ditaroh di Monas itu," ujarnya (http://jakarta.tribunnews.com/2013/03/10/berantas-premanisme-jokowi-enggan-tanggapi-penangkapan-hercules).
Kedekatan dengan Prabowo ini juga ditunjukkan dengan dukungan terang-terangan Hercules untuk pasangan Jokowi-Ahok saat pemilu DKI Jakarta lalu (lihat: http://www.tempo.co/read/news/2012/03/25/228392318/Kei-dan-Hercules-Tunggu-Order-Amankan-Pilgub-DKI). Sementara itu, menanggapi pertanyaan wartawan soal penangkapan Hercules, Gubernur DKI Jokowi hanya menyatakan bahwa dia mendukung pemberantasan premanisme. "Kami di Pemprov hanya membantu dengan taruh Satpol PP di pasar-pasar, terminal, KBT, dan ditaroh di Monas itu," ujarnya (http://jakarta.tribunnews.com/2013/03/10/berantas-premanisme-jokowi-enggan-tanggapi-penangkapan-hercules).
Kriminolog
Universitas Indonesia, Josias Simon, kepada Republika (http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/03/10/mjg5di-kini-preman-banyak-berkedok-organisasi-resmi)
mengatakan, sulitnya melakukan tindakan hukum terhadap mereka karena organisasi
ini (organisasi preman pada umumnya, Red) di belakangnya berdiri para tokoh,
pejabat, pengusaha, atau pun politisi. Bahkan, lanjutnya, banyak pihak yang
membuatkan organisasi resmi bagi para preman tersebut. Lalu sebagai gantinya, mereka
diminta untuk mengamankan atau mendukung kepentingan tertentu. Akibatnya, jika
kelompok ini tersandung suatu masalah, maka akan sulit bagi para penegak hukum
untuk mengusutnya, karena mereka akan berhadapan dengan pihak-pihak yang berada
di belakangnya.
Selain memiliki beking tokoh-tokoh penting, Hercules juga dikenal cukup dermawan. GRIB pernah ramai diberitakan karena membantu korban musibah kebakaran di Sawah Besar, Jakarta Pusat 2012 lalu. Hercules pernah mengaku telah meninggalkan dunia hitam dan kini menjadi pengusaha perikanan. Suatu saat dia pernah berkata agar polisi tak segan menembak preman, kalau perlu langsung di kepala (lihat: http://news.detik.com/read/2012/02/26/144036/1851794/10/).
Selain memiliki beking tokoh-tokoh penting, Hercules juga dikenal cukup dermawan. GRIB pernah ramai diberitakan karena membantu korban musibah kebakaran di Sawah Besar, Jakarta Pusat 2012 lalu. Hercules pernah mengaku telah meninggalkan dunia hitam dan kini menjadi pengusaha perikanan. Suatu saat dia pernah berkata agar polisi tak segan menembak preman, kalau perlu langsung di kepala (lihat: http://news.detik.com/read/2012/02/26/144036/1851794/10/).
Ke mana kasus penangkapan Hercules akan bermuara? Kabar terakhir, Hercules dari tempatnya ditahan di tahanan Polda Metro Jaya sesumbar. Atas kasus pemerasan dan kepemilikan senjata api yang sedang meililitnya ini, dia akan menyiapkan 30 pengacara yang akan membelanya tanpa dibayar (http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/13/03/12/mjjqqc-hercules-30-pengacara-siap-bela-saya-tanpa-dibayar). Semula, pihak partai Gerindra juga menyatakan bersedia menyiapkan kuasa pengacara jika Hercules memintanya (http://www.tempo.co/read/news/2013/03/09/064466092/Jika-Diminta-Gerindra-Siapakan-Pengacara-Hercules).
Sementara
itu, anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Edi Hasibuan seperti
diberitakan Republika Online menyatakan, penangkapan tokoh pemuda asal Timor, Nusa Tenggara Timur ini, tidak
terkait unsur politis melainkan murni kriminal. Edi menyatakan seluruh pihak,
seperti Polri, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, bahkan TNI, termasuk masyarakat,
harus sepakat dan bertindak mengatasi aksi premanisme yang meresahkan
masyarakat ini.**
(penyusun tulisan: ruri andayani)
News
peg:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar