"Syafi'i Maarif: Paus baru diharap tidak mendukung zionisme"
Paus
baru Gereja Katolik Vatikan membuat misa publik pertamanya setelah terpilih
pada 14 Maret 2013. Dalam misa tersebut,
Paus Fransiskus memperingatkan Gereja Katolik bukan Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) yang merupakan kelompok amal namun lupa misi sebenarnya. Jika pendahulunya,
Paus Benediktus menyampaikan khotbah pertamanya mengenai visi luas
gereja, Paus Fransiskus akan berfokus pada iman. Demikian diberitakan Republika Online.
Paus Fransiskus I |
Meski
begitu, sebagai paus yang selain merupakan Kepala Negara Vatikan juga sebagai pimpinan
spiritual tertinggi Gereja Katolik, dia harus segera menghadapi berbagai
skandal yang membelit gereja katolik seperti skandal seks, korupsi, dan
perselisihan. Selain itu, dia juga memiliki pe-er untuk kembali menjalin
hubungan harmonis dengan dunia Islam setelah paus sebelumnya dianggap
provokatif pada dunia Islam.
Seperti
kita ketahui, Paus Bendiktus XVI sepanjang masa jabatannya seringkali membikin
merah telinga pimpinan Islam dunia. Pada 2006, dia menguraikan sebuah anekdot
yang menggambarkan Nabi Muhammad suka
berperang dan menyebarkan ajaran dengan pedang.
Memang, ia berulang kali membantah hal itu dan meminta maaf.
Lalu
hubungan Islam-Kristen mesra kembali tiga tahun kemudian. Namun, putus lagi
menyusul seruan Paus Benediktus agar pimpinan
dunia Arab melindungi minoritas Kristen setelah terjadinya serangan
bom bunuh diri pada Januari 2011 di Gereja di Alexandria, Mesir (http://www.tempo.co/read/news/2013/03/15/117467237/Al-Azhar-Sambut-Gembira-Paus-Fransiskus).
Terakhir, beredar foto paus bernama asli Joseph Alois Ratzinger ini seperti sedang salat
di Mesjid Biru Turki. Mungkin ini upaya terakhirnya sebelum mundur untuk
menyampaikan pesan perdamaian seperti paus terdahulunya, Paus Yohanes Paulus II, yang rela mencium
Al-Quran.
Atas seruan Paus
Benediktus tersebut, Imam Besar Al-Azhar, Ahmed Al-Thayeb, sempat melontarkan kritik.
Menurut Thayeb, apa yang dilakukan Paus merupakan bentuk intervensi yang tidak
patut terhadap urusan dalam negeri Mesir. Pemimpin umat Khatolik sedunia itu seharusnya memberikan solusi bukan mengeluarkan pernyataan yang memicu
ketegangan, demikian dikatakan Thayeb yang secara
terang-terangan juga mengutuk pemboman gereja Malam Tahun Baru yang menelan
korban 21 jiwa itu (http://www.tempo.co/read/news/2013/03/15/117467237/Al-Azhar-Sambut-Gembira-Paus-Fransiskus).
Gaya Paus
Benediktus ini memang berbeda sekali dengan Paus Yohanes Paulus
II, yang mampu meningkatkan hubungan antara Islam dan Katolik. Ia mempertemukan
pemimpin Yahudi, Kristen dan Islam di Assisi, Italia. Upaya itu membuatnya
dihormati seluruh umat agama di dunia (http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/03/14/mjn7o5-paus-fransiskus-i-diharapkan-tak-seperti-benediktus).
Dengan melihat
latar belakang Paus baru yang datang dari negara dunia ke-3 ini, dunia Islam
berharap jembatan yang rusak antara Islam dan Kristen bisa dibangun lagi. Wakil
Rektor Universitas Lahore, Pakistan, Adil Najam mengatakan, umat Islam seluruh
dunia berharap Paus terpilih akan meniru langkah yang dilakukan Paus Yohanes
Paulus II. Adil menganggap Paus Yohannes mampu mendedikasikan kedudukannya
untuk meningkatkan hubungan dengan umat agama lain, termasuk umat Islam. "Paus
sebelumnya gagal melakukannya. Karena itu, menjadi satu harapan bahwa seseorang
akan menyembuhkan luka dan membangun kembali jembatan yang rusak," ujarnya
(http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/03/14/mjn7o5-paus-fransiskus-i-diharapkan-tak-seperti-benediktus).
Hal senada dikatakan cendikiawan
muslim yang juga pimpinan Muhammadiyah, Syafi’i Maarif. Paus baru juga,
menurutnya, jangan sampai meniru kekeliruan paus sebelumnya yang sempat
mengeluarkan pernyataan menyingung umat Islam, dan tidak mendukung zionisme (http://www.radioaustralia.net.au/indonesian/radio/onairhighlights/reaksi-tokoh-muslim-indonesia-atas-paus-fransiskus-dialog-kemanusiaan/1102668).
Paus Fransiskus
yang semula merupakan Kardinal Argentina bernama asli Mario Jorge Bergoglio,
dianggap telah memecah tradisi kepausan Gereja Katolik Roma. Ia menjadi paus
pertama dalam 1.300 tahun yang bukan berasal dari Eropa. Ia pun paus pertama
yang memilih nama Fransiskus I, dari nama santo Fransiskus Asisi yang membuang
kekayaannya untuk hidup melayani dalam kemiskinan.
Fransiskus atau
Francis menjadi paus ke-266 sepanjang sejarah 2.000 tahun gereja berdiri. Fransiskus akan menjabat posisi pimpinan tertinggi Gereja
di tengah berbagai krisis yang melanda Vatikan mulai skandal-skandal, perselisihan
internal dalam birokrasinya, termasuk masalah finansial. Seperti halnya Paus
Yohanes Paulus II dan Benediktus XVI, Fransiskus juga seorang konservatif. Ia
menentang keras pernikahan sejenis dan aborsi. Agaknya kebijakan moral tanpa
kompromi dari dua paus sebelumnya akan ia teruskan (http://internasional.kontan.co.id/news/misi-terberat-paus-fransiskus-i/2013/03/14).
Dalam hal
penentangan terhadap pernikahan sejenis, Paus Fransiskus pernah berseteru
dengan mantan Presiden Argentina Nestor Kirchner (yang adalah suami dari
Presiden Argentina sekarang). Meskipun begitu Kirchner tetap memberi selamat
pada Fransiskus atas terpilihnya dia sebagai paus.
Media lalu sempat merilis foto Kirchner yang bersalaman dengan Paus Fransiskus saat dia masih menjabat sebagai Uskup Agung Buenos Aires. Meski demikian, Paus Fransiskus tetap menolak untuk memberikan dukungan atas kebijakan Kirchner yang pro-aborsi dan pro-gay (http://international.okezone.com/read/2013/03/14/414/775517/suami-presiden-argentina-pernah-dikecaman-paus-fransiskus).
Selain itu, dia dikenal sederhana. Dia
memilih naik bus ketika bekerja dibandingkan naik limosin yang disediakan
untuknya. Bergoglio juga memilih tinggal di sebuah apartemen dibandingkan istana uskup
agung. Dia memasak makanannya sendiri. Banyak yang menyebut, Paus Fransiskus
tersebut memiliki reputasi menyuarakan rakyat miskin (http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/03/14/mjmop7-biasa-naik-bus-paus-baru-akan-naik-mercedes-rp-49-m).
(penyusun
tulisan: ruri andayani)
News peg:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar