3/22/2013

Tuding Iran Kembangkan Bom Nuklir, Negeri Sendiri Ogah Diperiksa



“Israel diperkirakan memiliki ratusan senjata nuklir. Ini membuat program nuklir India, Pakistan, dan Korea Utara, tampak kerdil”

Di tengah semakin gencar Israel memprovokasi negara-negara sekutunya untuk mendukung pemikiran bahwa Iran mengembangakan bom nuklir, dugaan dan kecurigaan sebaliknya justru semakin mengemuka. Salah satu yang mencurigakan adalah Israel menolak mengizinkan pemeriksaan atau pengawasan internasional atas program nuklirnya. Israel bahkan tak setuju memasuki proses dialog mengenai program nuklirnya, sementara tekanan sama justru terus dilakukan terhadap Iran.

otherwords.org

Aktivis perdamaian Inggris 17 Maret 2013 lalu, mengecam Amerika Serikat (AS) dan Inggris karena membiarkan Israel melaksanakan program nuklir rahasianya, namun pada saat sama selalu mengecam program nuklir negara lain. Kate Hudson, aktivis Campaign for Nuclear Disarmament (CND), berikrar akan berusaha kuat membongkar rahasia program nuklir Israel. 

Ia mengecam rezim Zionis itu karena beroperasi sepenuhnya di luar NPT (Nuclear Non-Proliferation Treaty) yang merupakan kerangka kerja IAEA (International Atomic Energy Agency). Hudson menyoroti fakta benar-benar ada standar ganda Barat ketika menangani program nuklir Iran. "Kelompok kami berusaha keras mengakhiri standar ganda ketika sampai pada cara pemerintah kami menangani Iran," kata Hudson.  

Dalam salah satu rahasia yang paling disembunyikan di dunia, rezim Zionis dilaporkan berubah menjadi raksasa nuklir. Israel diperkirakan memiliki ratusan senjata nuklir yang membuat Israel menempati posisi ke-5 negara-negara pengembang nuklir. Ini membuat program nuklir India, Pakistan, dan Korea Utara, tampak kerdil (lihat: http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/03/18/mju60m-aktivis-inggris-ancam-bongkar-nuklir-rahasia-israel).

Sebelumnya, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengeluarkan pernyataan bahwa program nuklir Iran kian mendekati "garis merah". Dia pun memperingatkan dan mengajak negara-negara besar memberikan sanksi setimpal kepada Iran. Netanyahu bahkan sudah tak sabar segera menggunakan kekuatan militer guna menghentikan upaya Iran dalam mengembangkan nuklir. "Iran memperkaya semakin banyak uranium," kata Netanyahu kepada kelompok lobi pro Israel utama di AS, American Israel Public Affairs Committee/AIPAC (http://news.menits.com/post/1840858278/2013/03/05/Iran-Kembangkan-Nuklir,-Israel-Kian-Galau-.html). 

AS sendiri sudah sejak lama "tanpa malu-malu" selalu mendukung Israel. Januari 2012 pihak kementerian pertahanan AS untuk kesekian kalinya menyatakan dukungannya pada Israel. "Jika mereka (Iran) melanjutkan (program nuklir) dan kita mendapatkan data intelijen bahwa mereka melanjutkan mengembangkan senjata nuklir,  kita akan mengambil langkah apapun yang diperlukan untuk menghentikannya," kata Menteri Pertahanan AS kala itu, Leon Panetta (http://www.intelijen.co.id/warta/1790-iran-bisa-kembangkan-bom-nuklir-dalam-setahun). 

Keinginan untuk segera menggempur Iran ini mengingatkan kita pada alasan yang selalu dibuat-buat AS di masa Presiden George W.Bush untuk menggempur Irak dengan alasan bahwa Saddam Husein tengah mengembangkan senjata biologis. Kenyataannya, sampai sekarang tuduhan tersebut tidak pernah terbukti. Hal ini menimbulkan dugaan di seluruh dunia bahwa AS hanya sedang mengincar untuk menguasai minyak Irak.

Negara non-blok dan muslim telah berulangkali mengecam kemunafikan Barat ini dengan menolerir produksi atom Israel. Pada saat yang sama, Barat mengutuk Iran karena kegiatan nuklirnya yang sah dan bertujuan sipil serta sepenuhnya berada di bawah kendali pengawas nuklir PBB (http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/03/18/mju60m-aktivis-inggris-ancam-bongkar-nuklir-rahasia-israel).

Sementara itu, laporan intelijen negaranya sendiri yang menyatakan bahwa tidak ada bukti kuat Iran tengah mengembangkan bom nuklir, tidak digubris. Pernyataan tersebut, seperti diberitakan New York Times dan dilansir AFP pada Februari 2012, disampaikan satu sumber dari kalangan pejabat intelijen AS yang dirahasiakan namanya. Bahkan penilaian tersebut telah ditegaskan kembali dalam Laporan Nasional Intelijen AS tahun 2010 dan disepakatai 16 badan intelijen Amerika. Laporan intelijen tersebut menyatakan, isu pengembangan senjata nuklir sengaja dihembuskan Iran demi memperkuat posisinya di dunia internasional (http://news.detik.com/read/2012/02/25/161657/1851474/1148/intelijen-as-tak-temukan-bukti-soal-iran-kembangkan-senjata-nuklir).

Direktur Institut Orientologi Akademi Sains Nasional Armenia, Ruben Safrastyan, mengatakan, tidak ada organisasi intelijen di dunia yang bisa membuktikan Iran membuat senjata nuklir. Dalam satu wawancara dengan situs Rusia Regnum, Januari 2013, Safrastyan mengatakan, informasi dari semua organisasi intelijen menunjukkan Iran belum mampu mencapai tingkat pengayaan uranium untuk memungkinkan membuat senjata nuklir. 

Menurutnya, ancaman-ancaman AS dan militer rezim Zionis serta propaganda media mengenai kemungkinan serangan militer terhadap Iran merupakan bagian dari perang psikologis terhadap Iran, dengan tujuan menciptakan ketidakpuasan dan kekhawatiran di kalangan rakyat Iran (terhadap pemimpinnya). http://emka.web.id/ke-nu-an/2013/ilmuwan-as-perkuat-bukti-iran-tidak-kembangkan-senjata-nuklir/

Namun entah apa tujuannya, AS keukeuh. Februari 2013 lalu Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, mengatakan, jika program nuklir Iran bertujuan damai, seharusnya tidak sulit bagi negara itu untuk membuktikannya. Kepada wartawan Kerry mengatakan, pembicaraan nuklir dengan Iran akhir bulan ini bisa membuat kemajuan hanya jika Iran berniat memberi “tawaran nyata dan terlibat dalam dialog yang nyata” (http://www.voaindonesia.com/content/menlu-as-tak-sulit-jika-iran-ingin-buktikan-nuklirnya-untuk-damai/1604069.html).

Padahal sebuah laporan yang disebutkan sebagai hasil studi Departemen Pertahanan AS yang dirilis 2008 telah menyatakan sebaliknya. Laporan tersebut menyinggung mengenai kepemilikan Israel terhadap senjata-senjata nuklir. Dalam laporan setebal 37 halaman yang dibuat oleh Komando Pasukan Gabungan AS, disebutkan Israel adalah satu negara di wilayah Barat yang memiliki kekuatan nuklir, bersama Iran, Pakistan, India, China, Korea Selatan, serta Rusia. 

Laporan militer AS itu kian menguatkan keyakinan negara-negara dunia bahwa Israel sudah memiliki kekuatan nuklir jauh sebelum pengembangan senjata nuklir Israel terbongkar lewat salah satu teknisinya bernama Mordechai Vanunu. Wartawan investigasi kawakan asal AS, Seymour Hersh dalam artikelnya berjudul "The Samson Option" juga pernah membeberkan strategi nuklir Israel yang akan digunakan untuk menyerang negara-negara Arab, jika Israel merasa eksitensinya terancam. Sampai saat ini, Israel diduga sudah memiliki sekitar 200 sampai 400 misil berkepala nuklir, informasi yang tidak pernah disangkal, namun juga tidak dibenarkan (http://www.eramuslim.com/berita/dunia-islam/militer-as-akui-israel-kembangkan-senjata-nuklir.htm#.UUv3XTezauI).

Menanggapi pernyataan Presiden Barack Obama yang tidak akan membiarkan jika Iran memproduksi senjata nuklir, Khatib Shalat Jumat Tehran, Hujjatul Islam wal Muslimin Kazem Seddiqi, awal Maret lalu mengatakan, aktivitas damai nuklir negaranya ini sebagai hak legal mereka. Berdasarkan penjelasan dan fatwa Rahbar (Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran) serta ajaran agama Islam, sebut Seddiqi, produksi senjata nuklir merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan (http://indonesian.irib.ir/politik1/-/asset_publisher/Cu0D/content/khatib-jumat-tehran-aktivitas-damai-nuklir-iran-hak-bangsa-negara-ini).

Dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Iran, Ali Akbar Salehi, di sela-sela KTT Gerakan Non-Blok (GNB) di Teheran, 30 Agustus 2012, Sekjen PBB, Ban Ki-moon, mengatakan, setiap negara memiliki hak menggunakan energi nuklir bertujuan damai. Ban juga menekankan pentingnya membangun kepercayaan antara Iran dan kelompok 5+1, yang terdiri dari Cina, Rusia, Perancis, Inggris, Amerika Serikat dan Jerman (http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/12/09/01/m9n79f-sekjen-pbb-iran-berhak-manfaatkan-nuklir-secara-damai).


Newspeg: 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar