3/19/2013

Serat, Susu, dan Air, Satukan Islam dan Yahudi



Ada beberapa hal yang membuat umat berbeda agama, khususnya umat dari agama langit, bersatu. Misalnya saja dalam hal sunat dan mengharamkan makanan tertentu, Islam dan Yahudi bisa bersatu. Atau ketika bicara zionisme (meskipun zionisme sendiri tidak identik dengan agama yahudi secara langsung), Islam dan Kristen yang tak pernah absen gontok-gontokan, bisa menjadi rukun.

Coexist

Tapi sungguh agak berbeda ketika ada hal di luar urusan agama yang bisa membuat umat  agama-agama yang susah rukun ini bersatu. Mereka adalah komunitas muslim dan Yahudi di New York. Apa yang mereka perjuangkan?

Kedua komunitas ini sejenak melupakan tensi tinggi serangan Islamofobia di AS dan konflik Palestina, demi mengampanyekan masalah berat badan. Sebagai kendaraan kampanyenya,  mereka membentuk kelompok yang dinamakan Kelompok Berat Badan Ramping.

“Kami bukan kelompok penggerak resolusi konflik atau perdamaian. Tapi kami membangun dialog dan pemahaman,” ungkap Yale Luttwak, 40 tahun, sutradara yang merupakan pendiri kelompok tersebut, seperti dikutip New York Times, Senin lalu (http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/13/03/18/mjut0m-komunitas-muslim-dan-yahudi-as-kompak-soal-ini).  Dalam rutinitasnya, kelompok tersebut mengampanyekan hidup sehat dan mengurangi berat badan.

Seperti banyak diberitakan, New York memang termasuk kota yang memiliki masalah kesehatan yang cukup parah pada warganya, termasuk masalah obesitas. Dalam hal ini, sang walikota Michael Bloomberg sampai berkali-kali melakukan kampanye hidup sehat. Setelah kampanye mengurangi konsumsi soda, Bloomberg misalnya mencanangkan kampanye pengurangan garam dan sodium (garam adalah bahan utama yang mengandung sodium) pada produk makanan (http://food.detik.com/read/2013/02/15/061815/2170686/294/setelah-soda-new-york-kampanye-kurangi-konsumsi-garam?880004284).

Awalnya, tidak mudah bagi kelompok berat badan sehat ini untuk benar-benar satu tujuan. Setidaknya butuh enam tahun untuk seperti sekarang.  Emma Samuels, anggota kelompok tersebut, mengungkap segala perbedaan dapat disatukan dalam masalah berat badan. Ini menjadi satu hal yang menggembirakan. “Di sini kami bicara tentang asupan serat, susu, dan air. Tentunya, disetiap pembicaraan disisipkan obrolan tentang agama,” kata dia.

Anne Myers, seorang mualaf, menilai banyak medium untuk mempromosikan ajaran Islam. Salah satunya berat badan. “Banyak hal yang keliru tentang Islam, Ini membuat saya berkewajiban untuk meluruskannya,” kata dia. Sejauh ini, kampanye yang dilakukan kelompok ini telah mencapai empat kota besar di AS seperti Chicago, Cleveland, Detroit dan Washington. Ke depan, kelompok ini juga akan menjangkau kota lain di AS.

Dalam sejumlah hal, umat berbeda agama kadang memang dihadapkan pada kebutuhan untuk bersatu, khususnya ketika berurusan dengan masalah ketenteraman hidup dan beribadah. Pemuka agama Islam dan Yahudi misalnya Juli 2012 pernah bersatu memprotes keputusan pengadilan di kota Cologne, Jerman, yang menyatakan bahwa praktik sunat berbahaya. Keputusan ini diambil pengadilan Cologne menyusul komplikasi medis yang dialami bocah empat tahun setelah disunat.

Dokter dalam kasus itu dibebaskan (http://dunia.news.viva.co.id/news/read/334893-dilarang-sunat--muslim-dan-yahudi-eropa-murka). Menanggapi hal ini, kanselir Jerman Angela Merkel untungnya menyatakan bahwa perihal sunat adalah bagian dari kebebasan beragama, dan mendukung pelaksanaan sunat bagi kedua umat beragama itu  (http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2012/07/120713_merkelcircum.shtml).

Ribuan umat Kristen dan Islam juga bersatu menyatakan memusuhi serangan kelompok Boko Haram, yang dianggap sangat mencemaskan keamanan mereka. Kerjasama kedua belah pihak ini dilakukan dengan cara saling melindungi. Jika umat Muslim sedang melakukan ibadah, umat Kristen menjadi pagar bagi sekeliling mereka, begitu juga sebaliknya.

Boko Haram adalah sebuah kelompok sempalan Islam yang kini telah menjadi kambing hitam kekerasan di Nigeria. Kelompok yang berdiri sejak tahun 2002 ini awalnya dikenal damai hingga tahun 2009 pemimpin mereka, ulama muda Muhammad Yusuf tewas dalam tahanan polisi (http://www.hidayatullah.com/read/20717/18/01/2012/hidayatullah.com).

Anehnya, di tengah kebutuhan antar umat beragama untuk bersatu memerangi hal yang mereka sama-sama tidak menoleransinya, masih ada saja sekelompok orang yang mengaku umat beragama (dari agama mana pun) yang sinis dan bahkan mencurigai bersatunya umat seperti ini.**

Newspeg:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar