Ketika terjadi pengapuran dan pengerasan pada dinding pembuluh darah terutama di jantung, istilah medisnya adalah aterosklerosis, apa yang akan terjadi? Jawabannya, jantung koroner dan stroke, dua penyakit yang belakangan ini kian ngetren, dan ditahbiskan sebagai pembunuh nomor satu di dunia.
Gambar bagaimana LDL menyumbat aliran darah |
Jika anda termasuk yang sering makan
di sembarang waktu dengan jenis makanan sembarangan pula, maka waspadalah,
karena pola makan amburadul adalah awal muawal aterosklerosis.
Aterosklerosis terjadi akibat tingginya kandungan kolesterol jahat (low density lipoprotein/LDL) di dalam darah.
Akibat
proses Aterosklerosis itu, pembuluh darah koroner atau pembuluh darah di
jantung menjadi sempit sehingga bisa menyebabkan penyakit jantung dan stroke,
demikian dikatakan Dokter dan ahli gizi di RS Islam Jakarta Pondok Kopi, dr
Khomimah SpPD (lihat: http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/13/03/02/mj0uci-awas-pola-makan-amburadul-picu-stroke-diabetes). Pola makan amburadul bagaimana yang bisa menyebabkan tingginya LDL dalam darah?
Pola makan yang berantakan biasanya juga disebabkan kesibukan sehari-hari
yang tinggi. Jika sarapan sangat disarankan, orang sibuk bahkan tak sempat melakukannya. Akibatnya,
terjadi "balas dendam" pada siang harinya. Mending kalau balas dendam
dengan makanan yang banyak mengandung serat tinggi, ketika makan siang
pilihannya malah makan gorengan hingga daging berlemak.
Sudah begitu, stress membuat anda banyak ngemil, dan lalu diperparah dengan
makan berat penuh karbohidrat pada malam hari. Semakin lengkap jika anda seorang perokok, karena merokok berkontribusi terhadap pengerasan pembuluh darah dan merupakan faktor risiko
utama untuk penyakit jantung dan stroke (lihat: bahaya-merokok-yang-wajib-diketahui).
Baik
buruknya pola makan bisa ditinjau dari berbagai sisi, bukan hanya dari jenis
yang dimakan, tapi juga jadwal makan, jumlah yang dimakan, dan jurus memasaknya.
Ahli
gizi dari Rumah Sakit MRCCC Siloam Semanggi, dr. Samuel Oetoro, MS, SpGK, mengklasifikasikannya
menjadi 4J, yaitu: jumlah, jenis,
jadwal, dan jurus memasak (lihat:
http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/13/02/18/mie361-empat-kunci-pola-makan-sehat).
Jumlah mengacu pada
jumlah makanan yang dikonsumsi yang harus sesuai dengan kebutuhan tubuh, tidak
boleh lebih atau pun kurang. Sedangkan jenis,
berarti jenis makanan yang dikonsumsi harus mengandung gizi seimbang yang tepat
untuk tubuh: ada karbohidrat, protein, lemak, serta vitamin dan mineral. Mengenai
jadwal, polanya harus tiga kali
makan besar dalam sehari, kecuali dalam kondisi tertentu seperti pada penderita
diabetes dan gangguan lambung. Sedangkan jurus
memasak berkaitan dengan cara mengolah masakan: misalnya jangan terlalu
matang, jangan terlalu banyak garam apalagi MSG (lihat:
http://majalahkesehatan.com/kontroversi-bahaya-efek-samping-msg/),
gula atau pun bahan makanan olahan, karena semua ini akan mengurangi kadar
sehat dalam makanan.
Dengan menegasikan faktor-faktor
pola makan sehat di atas, otomatis anda telah mengundang kolesterol/lemak jahat (LDL) masuk ke dalam
saluran-saluran pembuluh darah, untuk kemudian akan menyumbat suplai oksigen ke
otak. Beberapa hal yang harus dihindari agar badan tidak menimbun LDL antara
lain:
1. Mengonsumsi
makanan yang mengandung terlalu banyak lemak jenuh. Lemak jenuh
(saturated fat) banyak terdapat pada daging merah, susu, telur, mentega, keju,
minyak kelapa, dan kelapa sawit. Otomatis makanan yang mengandung bahan-bahan
tersebut juga berpotensi memiliki kandungan lemak jenuh yang tinggi seperti
pada kue, kerupuk, keripik, grengan, dll.
2. Perhatikan
berat badan, karena kegemukan/obesitas dapat merupakan indikator serius bagi adanya gangguan kelancaran metabolisme
pada pembuluh-pembuluh darah di tubuh.
3. Kurang berolah raga. Latihan fisik selama 30 menit sehari telah terbukti menurunkan kadar
kolesterol jahat dan meningkatkan kadar kolesterol baik. Dengan melakukan
latihan fisik secara teratur minimal 5 jam per minggu, Anda bisa secara
dramatis mengurangi kadar kolesterol jahat.
Selain faktor-faktor di atas, usia dan jenis kelamin
juga menjadi hal penting yang harus diperhatikan, seban semakin meningkat usia,
risiko mengalami timbunan LDL akan meningkat juga. Untuk laki-laki bahkan harus
lebih hati-hati karena risiko tersebut datang rata-rata 10 tahun lebih cepat dibanding
perempuan. Satu organisasi kolesterol melansir, risiko kolesterol tinggi akan
meningkat pada laki-laki berusia di atas 45 tahun dan pada perempuan di atas 55
tahun. Bagi perempuan biasanya kadar kolesterol ini akan meningkat ketika
masa menopause (lihat: http://www.deherba.com/siapa-saja-yang-memiliki-risiko-kolesterol-tinggi.html).
Namun Dokter Khomimah mengatakan, bahwa faktor
ketururan/genetis sebenarnya memegang peranan hampir 80 persen sebagai penentu
risiko penyakit jantung dan stroke. Meski begitu, bukan berarti yang 20 persen
bisa disepelekan, karena biasanya meskipun keluarga membawa faktor genetis, namun sebelum penyakit
tersebut benar-benar diderita, biasanya orang akan abai terhadap faktor
keturunan ini.
Lawan LDL dengan HDL
Kondisi kadar kolesterol jahat yang
tinggi dalam darah, tidak berarti yang bersangkutan harus diet ketat. Bahkan
kolesterol jahat itu harus dilawan dengan memakan makanan yang bisa menurunkan kadar LDL tersebut. Makanan yang dapat menstimulasi lemak baik (high density lipoprotein/HDL) di dalam tubuh antara lain adalah kacang-kacangan, daging
ikan segar yang kaya omega 3, minyak zaitun, kayu manis, buah dan sayuran, agar-agar,
oatmeal, dan juga semua makanan berserat tinggi lainnya.**
(penulis: ruri andayani)
Newspeg:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar