7/13/2013

Liburan ke P.Komodo, Gwyneth Paltrow: Mimpi Saya Terwujud



Sejak masuk menjadi satu dari tujuh keajaiban dunia yang baru, Pulau Komodo kini mulai dikenal dunia. Aktris ternama Hollywood, Gwyneth Paltrow, bahkan menjadikan pulau ini sebagai tujuan libur musim panasnya pada Mei  2013 lalu. Dalam tulisan yang ia muat dalam blognya, www.goop.com, Paltrow menulis, “Mimpi saya terwujud saat saya melakukan perjalanan ke Indonesia untuk pertama kalinya." Dalam blognya itu, Paltrow juga memuat peta kuno Pulau Komodo dan sekitarnya, yang menunjukkan pengetahuannya bahwa P. Komodo ada di Indonesia. Namun apa yang dilakukan media sekelas Daily Mail?

GP bersama kru kapal liburannya di P.Komodo (detik.com)
Media yang namanya cukup terpandang di Inggris ini, dalam satu artikel online-nya, secara tidak akurat telah menyebut bahwa Pulau Komodo terdapat di Jepang. Artikel yang dipublikasikan pada 11 juli 2013 tersebut menceritakan tentang pengaruh pemanasan global pada kadal. Disebutkan, bahwa ilmuwan meyakini kadal pemakan daging tumbuh lebih besar dari sepupu mereka pemakan tumbuhan karena kurangnya predator. Dengan temuan itu, Daily Mail menuliskan bahwa kadal terbesar saat ini, seperti karnivora komodo di Pulau Komodo, tumbuh besar karena ketiadaan mamalia besar (predator) yang memakan mereka.

Dalam artikel yang dimuat di media Inggris tersebut (lihat: http://www.dailymail.co.uk/sciencetech/article-2360392/Could-global-warming-lead-10ft-reptiles-Scientists-say-small-plant-eating-lizards-grow-size-Komodo-dragons.html), dituliskan: “Because today’s largest lizards, like the carnivorous Komodo Dragon of Komodo Island, Japan, are found soley on mammal-free islands, scientists have suggested that lizards can grow large only in the absence of large mammals that compete with them or eat them.” (http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/07/12/mpts5r-media-inggris-sebut-pulau-komodo-ada-di-jepang).

Namun pihak yang pernah memperjuangkan Pulau Komodo menjadi satu dari New Seven Wonders of Nature, boleh bangga ketika Gwyneth Paltrow mengaku puas setelah berlibur ke pulau ini. "Mimpi saya terwujud saat saya melakukan perjalanan ke Indonesia untuk pertama kalinya," kenang Gwyneth Paltrow dalam tulisan yang ia muat dalam blognya itu (lihat: http://www.goop.com/journal/go/233/indo-mag).

Paltrow berlibur ke Pulau Komodo pada Mei silam, bersama suaminya, Chris Martin, dan dua orang anaknya. Selama kunjungannya itu, Paltrow merasakan sensasi bertemu komodo langsung di alam liar. "Tidak pernah kami bayangkan sebelumnya bahwa kami bisa melihat komodo di alam liar, berenang bersama penyu besar, atau diajarkan membuat hidangan asli di situ," tulis Gwyneth. Dalam blognya tersebut, Gwyneth juga mengunggah foto-foto saat ia berpetualang di sana.

Ia juga mengunggah gambar kapal yang membawa mereka mengarungi laut Indonesia selama empat hari. Tidak ketinggalan bintang Iron Man ini juga mengunggah sejumlah foto makanan khas yang mereka santapselama di sana, di antaranya adalah pepes ikan, orek tempe, serta sambal colo-colo (http://www.republika.co.id/berita/senggang/blitz/13/07/12/mpt47x-gwyneth-paltrow-liburan-ke-pulau-komodo).

Pulau Komodo resmi masuk menjadi New 7 Wonders of Nature pada 16 Mei 2012. Konfirmasi ini didapat setelah menunggu lebih dari lima bulan, setelah lebih dari 200 juta suara mendukungnya dalam kompetisi tersebut. ''Saya berterima kasih atas dukungan rakyat atas proses panjang sehingga akhirnya Taman Nasional Komodo bisa diakui secara internasional. Voting berakhir November lalu dan dibutuhkan sekian lama untuk mengaudit,'' ujar Dewan Pembina Yayasan Komodo Kita, Jusuf Kalla (JK), kala itu.

Pengakuan resmi itu dilakukan dengan pencabutan tanda provisial yang tertera di logo Taman Nasional Komodo di situs resmi www.n7w.com. Pencabutan dilakukan secara langsung oleh pihak penyelenggara yang disaksikan oleh JK dan Ketua Dewan Pengawas Yayasan Komodo Kita, Sofyan Wanandi, juga oleh duta Komodo seperti Bunda Ivet Slank ('http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/05/16/m446ea-taman-nasional-komodo-resmi-jadi-new-7-wonders-of-nature).

Dengan adanya konfirmasi tersebut, maka berakhirlah polemik tentang kesahihan kompetisi tersebut yang sempat dipertanyakan sejumlah pihak ketika itu. Bertempat di Gedung PMI Pusat, Jakarta Selatan, tim Pendukung Pemenangan Komodo (P2Komodo), menggelar telekonferensi dengan pihak New 7 Wonder di Swiss pada 11 November 2012. Pada kesempatan itu, pihak tim P2Komodo yang diwakili Widia Jatiningrum, menyatakan, kompetisi New7 Wonder adalah kontes popularitas berskala global yang didahului seleksi dengan kriteria ilmiah.

"Penilaiannya dilakukan oleh ilmuwan dan ahli terkenal dunia," ujarnya. Ia mengakui, untuk mengikuti kompetisi ini harus membayar biaya pendaftaran sebesar 199 dollar AS. Tetapi biaya tersebut kata Widia, sangat murah dibandingkan dengan biaya pendaftaran World Heritage UNESCO yang 675 dolar AS. Dikatakan Widia, kompetisi ini hanya diselenggarakan sekali seumur hidup. Tetapi dampaknya akan sangat panjang serta akan masuk dalam ingatan penduduk dunia untuk para generasi mendatang. "Ini adalah cara yang sangat efektif untuk mempromosikan Indonesia dan Komodo untuk generasi ke generasi," katanya (http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/11/11/04/lu496h-pendukung-komodo-jawab-kritikan-dengan-jumpers-bersama-panitia-langsung-dari-swiss).

Kecenderungan Eksploitasi P.Komodo
Sejak menyandang predikat New7Wonders of Nature, Pulau Komodo memang makin banyak dikunjungi. Salah satu indikatornya adalah jadwal penerbangan yang melonjak dua kali lipat. "Frekuensi kunjungan meningkat drastis," ujar Dirjen  Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Sudirman Saad. Akan tetapi kondisi ini ternyata menimbulkan dilema bagi Pulau Komodo. Di satu sisi, nama Indonesia otomatis terangkat di dunia internasional. Namun di sisi lain, ada kecenderungan eksploitasi yang tidak terkendali, meskipun belum sampai merusak lingkungan. Jika tidak ada penanganan profesional, eksotisme Pulau  Komodo akan terancam dengan melonjaknya jumlah pengunjung.

Saat ini pemerintah masih mengkaji metode pengelolaan yang tepat untuk kawasan ini.  Dengan statusnya sebagai kawasan konservasi hutan dan laut, peraturan yang ada menyebutkan bahwa hanya 10 persen dari total kawasan konservasi yang boleh dimanfaatkan untuk kebutuhan pariwisata. Pemerintah, ujar Sudirman, perlu mengatur sistem kelola agar kebutuhan antar sektor saling terpenuhi (http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/04/01/mkl2s1-lebih-terkenal-pulau-komodo-punya-dilema-baru).

Adanya kecenderungan pemanfaatan keterkenalan Pulau Komodo dapat dilihat dari harga tanah di kawasan Pulau Komodo dan sekitarnya yang melonjak. "Harga tanah pun disini langsung meroket, menjadi 10 jutaan per meter,’’ ujar Asisten I Bidang Pemerintahan Kabupaten Manggarai Barat, Benedektus Banu. Bagaimana tidak, menurut Benedekus, seperti dikutip dari rilis resmi Jusuf Kalla (Senin/27/5/13), jumlah wisatawan yang dahulu di bawah 20 ribuan, kini melonjak mendekati angka 50 ribuan per tahun.

Suasana di Labuan Bajo, sejak Komodo dikukuhkan sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia, terus menunjukkan geliat pembangunan. Media Officer Jusuf Kalla, Husain Abdullah, mengatakan, beberapa tanda-tanda kemajuan dan pembenahan infrastuktur sudah mulai terlihat. Bandara Komodo di Labuan Bajo, kini dibangun lebih modern dan rencananya akan dipakai saat event Sail Komodo, 9-14 September 2013 (http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/05/27/mngdz4-harga-tanah-di-pulau-komodo-capai-rp-10-juta-per-meter).**

Tidak ada komentar:

Posting Komentar