7/13/2013

Banyak yang Tak Bermerek dan Murah, Tren Tablet Mulai Usang



Harga komputer tablet anjlok di tengah membanjirnya produk baru dan semakin sengitnya persaingan di pasar ini. Sejumlah penjual melepas tablet dengan harga kurang dari 100 dolar AS. Rob Enderle, analis dari Enderle Group, mengatakan, banjir perangkat tablet kualitas rendah bisa menjadi bumerang yang mematikan selera konsumen. "Begitu pasar menjadi jenuh, Anda akan menyaksikan harga semakin tertekan," kata Enderle.

ROL
Jitesh Ubrani, analis pada lembaga riset IDC, mengatakan, banyak tablet murah berasal dari vendor kecil tidak bermerek. Vendor kecil ini mulai melirik pasar tablet karena melihat pasar PC (personal computer/computer pribadi) jatuh. Ubrani memperkirakan harga rata-rata tablet kian jatuh dan pengapalan tablet diperkirakan bakal melampaui pengiriman seluruh PC pada 2015—mengingat harganya yang kian terjangkau (http://www.republika.co.id/berita/trendtek/gadget/13/07/12/mpsdz2-harga-tablet-kian-anjlok).

Sementara itu, Kepala Eksekutif Blackberry, Thorsten Heins, dengan nada sedikit sesumbar, mengklaim bahwa telepon genggam layar lebar akan menggantikan tablet dalam lima tahun ke depan. "Dalam lima tahun saya tidak berpikir akan ada alasan untuk memiliki tablet. Mungkin layar lebar di meja kerja, (tapi) bukan semacam tablet. Tablet sendiri tidak bagus untuk model bisnis," ujarnya dilansir The Telegraph. Ucapannya ini sempat menuai kritik para analis (http://www.republika.co.id/berita/trendtek/gadget/13/05/01/mm4076-blackberry-tablet-hanya-bertahan-lima-tahun).

Saat ini, Amazon telah memangkas harga tablet produksinya Kindle HD sampai 169 dolar AS di AS, dan 139 pounsterling di Inggris. Sedangkan Barnes & Noble menekan harga tablet Nook buatannya menjadi 129 dolar AS. "Sejak Hewlett-Packard (HP) meluncurkan tabletnya, ada banyak tekanan terhadap harga-harga," kata Enderle. HP menjual Slate yang berukuran tujuh inci dan bersistem operasi android dengan harga 139 dolar AS, sehingga komputer tablet seukuran sampul buku ini bisa dijangkau pasar (http://www.republika.co.id/berita/trendtek/gadget/13/07/12/mpsdz2-harga-tablet-kian-anjlok).

Tablet Jadi Komputer Utama
Satu kelompok riset teknologi menyebutkan, penjualan PC terus menurun karena banyak orang memilih tablet ketimbang PC sebagai perangkat komputer utama. Gartner, demikian nama kelompok riset yang berbasis di Amerika Serikat (AS) itu, mengatakan, penjualan PC menurun hampir 11 persen pada kwartal kedua tahun 2013 dari periode yang sama tahun lalu. Kelompok itu mengatakan, ini kwartal kelima berurutan penjualan menurun; paling lama dalam sejarah pemasaran PC seperti dilansir VOA.

Laporan itu mengatakan, konsumen di berbagai penjuru dunia kini lebih memilih membeli tablet karena harganya lebih terjangkau. Di pasar-pasar yang sedang bangkit, kelompok itu mengatakan, tablet-tablet yang murah kini menjadi perangkat komputer utama bagi banyak orang. Komputer jenis tablet menjadi populer setelah iPad yang diproduksi Apple dirilis pada 2010. Harga-harga tablet sejak itu jatuh di tengah-tengah kompetisi yang memanas dari para produsen yang membanjiri pasar dengan alternatif-alternatif yang lebih murah (http://www.republika.co.id/berita/trendtek/gadget/13/07/12/mpshcr-makin-murah-penjualan-tablet-meroket).

Komputer tablet adalah suatu komputer portabel lengkap yang seluruhnya berupa layar sentuh datar. Ciri pembeda utamanya adalah penggunaan layar sebagai piranti masukan dengan menggunakan pensil stilus, pena digital, atau ujung jari, alih-alih menggunakan papan ketik atau tetikus. Sejarah computer tablet dimulai ketika Microsoft memperkenalkan versi Windows XP untuk komputer tablet yang disebutnya Tablet PC pada tahun 2000. Sementara Apple baru menyusul meluncurkan versi komputer tabletnya pada 2010 dengan nama iPad. Pada 2011 Samsung menguntit dengan meluncurkan versi komputer tablet Galaxy Tab 7 (yang kemudian dilanjutkan dengan peluncuran Samsung Galaxy Tab 7.0 Plus) dan 10.1(P7100). (https://id.wikipedia.org/wiki/Komputer_tablet).

BlackBerry: Saatnya Ber-smartphone-ria
Sementara itu, Kepala Eksekutif Blackberry, Thorsten Heins, sesumbar  bahwa telepon genggam layar lebar akan menggantikan tablet dalam lima tahun ke depan. Dengan demikian, lanjutnya, Blackberry tidak akan memasuki bisnis tablet PC lagi. BlackBerry beberapa waktu lalu, melahirkan tablet PC yang dinamai BlackBerry PlayBook. Namun, perangkat genggam yang mengusung sistem operasi pendahulu BlackBerry 10, QNX, itu, tak terlalu laku di pasaran. Namun Heins tak rendah diri. Ia malah kemudian menyatakan baru saja mengembalikan laptopnya ke departemen teknologi informasi BlackBerry dan sekarang hanya menggunakan smartphone dan tablet. Namun, ia percaya bahwa tak lama lagi ia hanya akan membawa smartphone ke mana-mana.

Sebagai bukti, kata Heins, beberapa pelanggan di beberapa negara Afrika dan Asia yang merupakan pasar utama yang menjaga BlackBerry tetap hidup,  sudah menggunakan smartphone untuk menjalankan usaha mikro. "Mereka benar-benar dekat dengan komputasi mobile daripada kita," katanya. Heins menjelaskan, perusahaannya mengejar target memutuskan duopoli di pasar smartphone dunia yang saat ini dipegang Apple dan Samsung. "Saya ingin mendapatkan pangsa pasar sebanyak-banyaknya yang saya bisa," katanya.

Sesumbar  Heins ini sempat menuai kritik sejumlah analis. Pasalnya tablet telah menjadi pendapatan utama bagi pesaingnya dalam bidang smartphone apalagi tablet, yakni Apple dan Samsung. Namun, semakin berkurangnya margin keuntungan iPads (memang) menunjukkan minat pasar terhadap tablet berkurang dari waktu ke waktu (http://www.republika.co.id/berita/trendtek/gadget/13/05/01/mm4076-blackberry-tablet-hanya-bertahan-lima-tahun/http://www.republika.co.id/berita/trendtek/gadget/13/05/01/mm3ydj-bos-blackberry-tablet-usang-lima-tahun-lagi).

Di tengah Blackberry, Apple, dan Samsung berebut pasar, Intel  malah sibuk memperkenalkan komputer masa depan jenis baru, yang akan disebut komputer  2-in-1 (two in one). Senior Vice President and General Manager PC Client Group Intel, Kirk Skaugen, mengatakan, komputer 2-in-1 ini dimaksudkan untuk mengisi celah yang kini ada di antara perangkat untuk konsumsi konten (smartphone dan tablet), dan produktivitas (PC dan notebook).

Executive Vice President and General Manager of Sales and Marketing Group Intel, Tom Kilroy, dalam acara peluncuran prosesor Intel Core Generasi ke-4, Selasa (4/6/2013), mengatakan, "Konsep dua alat dalam satu kemasan ini mengombinasikan produktivitas, kemampuan menjalankan aplikasi-aplikasi standar Windows, dan portabilitas." Diharapkan kata Killroy, perangkat ini bisa mengombinasikan aspek produktivitas pada notebook tradisional, dan aspek entertainment pada tablet. Dia memperkirakan harga perangkat 2-in-1 ini akan dibanderol sebesar 399 dolar AS (http://tekno.kompas.com/read/2013/06/05/09494136/Masa.Depan.Komputer.adalah.2in1)**

Tidak ada komentar:

Posting Komentar