Kevin
Rudd, kembali menjabat sebagai Perdana Menteri (PM) Australia setelah
mengalahkan Julia Gillard dalam pemungutan suara di Kaukus Partai Buruh yang
berlangsung Rabu (26/6/13). Rudd pun segera menyusun pasukan bagi armada
kabinetnya, salah satunya dengan mendudukkan seorang Muslim sebagai sekretaris parlemen
untuk PM dan untuk broadband. Dia adalah Ed Husic, pria 43 tahun keturunan Bosnia. Sontak Australia
heboh. Mereka tak siap melihat ada pejabat negaranya diambil sumpah menggunakan Alquran, yang
disebut-sebut sebagai kitab suci teroris.
Ed Husic (theaustralian.com.au) |
Rudd
kembali berada di puncak posisi Pemerintahan Australia usai tiga tahun dan tiga
hari sejak dia digulingkan dalam pemungutan suara partai yang memenangkan
Gillard ketika itu. Dalam pemilihan pemimpin Partai Buruh pada Rabu kemarin itu,
dia mengamankan 57 suara dari Gillard yang mendapat 45 suara. "Mengapa
saya mengambil tantangan ini? Saya tidak punya keinginan untuk diam dan
membiarkan pemerintahan Abbott (Tony Abbott, pemimpin oposisi dari Partai Konservatif)
untuk mengambil kekuasaan di negara ini," ungkapnya dikutip BBC (http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/06/27/mp162z-kevin-rudd-dilantik-jadi-pm-australia).
Pada 1 Juli 2013,
Rudd pun melantik jajaran anggota kabinet baru dalam upacara pengambilan sumpah
jabatan di Gedung Pemerintah di Canberra. Selain menampilkan sejumlah menteri perempuan:
Jacinta Collins, Menteri Kesehatan dan Lansia; Julie Collins, Menteri
Perumahan, Tuna-wisma dan Urusan Perempuan; dan Catherine King, Menteri
Regional Australia), Rudd juga mengangkat Ed Husic, politisi Muslim berdarah
Bosnia. Ed Husic menjadi Muslim Australia pertama yang diambil sumpahnya
sebagai anggota kabinet untuk posisi Sekretaris Parlemen bagi Perdana Menteri.
Perwakilan
Kerajaan Inggris, Gubernur Jenderal Quentin Bryce, saat mengambil sumpah para
anggota kabinet baru ini mengatakan, pelantikan anggota kabinet baru yang
disusun PM Kevin Rudd merupakan momen yang sangat indah bagi kehidupan
multikultur di Australia dan bermakna mendalam bagi tujuan bangsa dan negara
Australia. Rudd sendiri mengklaim kabinet barunya adalah tim yang kuat. "Ini
adalah tim yang kuat dan saya bangga memimpin tim ini,” kata Rudd. Namun
pemimpin oposisi, Tony Abbott, mengatakan, dia sama sekali tidak terkesan dengan
tim kabinet baru Rudd. "Kabinet baru ini, mereka bahkan bukan tim B,
mereka adalah tim C,” katanya (http://www.republika.co.id/berita/internasional/abc-australia-network/13/07/01/mp8ymp-pm-kevin-rudd-lantik-kabinet-baru).
Dilecehkan di Facebook
Terpilihnya Ed
Husic sebagai Sekretaris Parlemen ini tak begitu mulus diterima masyarakat
Australia, utamanya pendukung kubu konservatif. Penolakannya sepele, tapi
sensitif, yakni adanya ketidaksiapan masyarakat Australia melihat pejabat
negara diambil sumpah menggunakan Alquran. Kalangan yang menolak Husic ini menyerangnya
melalui opini berbau SARA di akun Facebook Husic.
"Ini
sejarah terburuk ketika seorang pejabat Australia bersumpah dengan
Alquran," kata mereka. "Bersumpah dengan kitab suci teroris, sama
halnya dengan Alqaidah, menjijikan," kata mereka lagi (http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/13/07/03/mpcmkn-bersejarah-pejabat-australia-disumpah-dengan-alquran).
Namun ada juga yang memberi dukungan. “Selamat, Anda layak mendapatkannya! Menyedihkan ketika
orang-orang Kristen yang menggunakan Alkitab malah
menginspirasikan kebencian,” tulis satu komen.
Menanggapi
hal itu, Husic pun bersikap bijak. "Ada
orang-orang yang sangat ekstrim di dalam iman saya, juga di luar iman saya. Mereka akan selalu berusaha mencari cara
untuk memecah belah orang. Yang
penting
sekarang adalah bahwa arus utama
Australia ingin semua orang bekerja sama," ujarnya (http://www.guardian.co.uk/world/2013/jul/02/ed-husic-swearing-in-quran).
Husic pun mengatakan bahwa tidak mungkin dia mengambil sumpah menggunakan Alkitab.
“Tapi saya juga tidak perlu menegaskan siapa saya,” ujarnya.
“Yang
jelas, ini merupakan bagian alami dari demokrasi. Mereka (para pengutuk di Facebook) pasti punya pandangan berbeda
soal status saya," kata dia seperti dikutip The Telegraph, Rabu
(3/7). Di tempat terpisah, Abbott mengatakan bahwa masyarakat Australia harus
menghormati keyakinan Husic. "Saya menghormati pilihannya, demikian pula
masyarakat Australia juga harus menghormatinya," kata dia (http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/13/07/03/mpcmkn-bersejarah-pejabat-australia-disumpah-dengan-alquran).
Terpilih
menjadi Sekretaris Parlemen untuk PM dan untuk broadband, Ed Husic resmi menggantikan posisi Andrew Leigh, loyalis PM
sebelumnya, Julia Gillard. Karir politik Husic dimulai ketika ia memenangkan
kursi di negara bagian Sydney tahun 2010 (http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/13/07/01/mp9530-pertama-dalam-sejarah-muslim-australia-terpilih-jadi-sekretaris-parlemen).
Pelecehan tajam dan fanatik yang
diposting warga Australia di laman Facebook-nya,
tak mengurangi suka
citanya dilantik sebagai anggota kabinet
Muslim pertama Australia.
Husic mengatakan,
setelah ia menerima
"kehormatan besar" dari penawaran Rudd
ini,
dia menelepon orang tuanya. Orangtua Husic
adalah generasi pertama keluarganya yang bermigrasi dari Bosnia ke Australia pada 1960-an. "Seperti kebanyakan anak-anak dari
orang tua migran, saya juga
ingin memberikan sesuatu kepada
negeri ini, untuk menunjukkan
rasa terima kasih atas kesempatan
untuk bisa
maju di negara ini," ujar pemilik nama lengkap Edham Nurredin Husic
ini
(http://www.guardian.co.uk/world/2013/jul/02/ed-husic-swearing-in-quran).
Husic
mengawali karirnya sebagai mantan kepala serikat pekerja. Ia tumbuh di daerah
Sydney Barat. Ia meraih 150 kursi DPR di Canberra untuk Partai Buruh berkuasa
pada 21 Agustus 2010 dalam jajak pendapat. Dia juga berhasil menjadi anggota
parlemen Australia ke-43 yang diambil sumpahnya oleh kepala pengadilan tinggi
di Canberra pada 28 September 2010.
Dalam sebuah wawancara dengan TV ABC mengenai keyakinannya, Husic mengatakan, "Jika seseorang menanyakan kepada saya apakah saya muslim, saya jawab iya. Tapi jika seseorang menanyakan apakah saya beribadah dan pergi ke masjid dan mengerjakan segala sesuatunya dengan merujuk keimanan? saya jawab tidak," ujar pria kelahiran 3 Februari 1970 ini (http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/10/09/29/137022-anggota-dpr-australia-islam-pertama-disumpah).
Dalam sebuah wawancara dengan TV ABC mengenai keyakinannya, Husic mengatakan, "Jika seseorang menanyakan kepada saya apakah saya muslim, saya jawab iya. Tapi jika seseorang menanyakan apakah saya beribadah dan pergi ke masjid dan mengerjakan segala sesuatunya dengan merujuk keimanan? saya jawab tidak," ujar pria kelahiran 3 Februari 1970 ini (http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/10/09/29/137022-anggota-dpr-australia-islam-pertama-disumpah).
Mengenai Ed
Husic, Juru Bicara Kedutaan Besar Australia di Jakarta, Ray Marcello,
mengatakan, Husic kerap memperjuangan soal mahalnya peralatan teknologi
informasi yang ada di Australia. “Sebagai contoh, beberapa lagu yang kami unduh
melalui i-Tunes, harganya lebih mahal di Australia," ujar Marcello. Oleh
sebab itu dia kerap melayangkan surat protes ke beberapa perusahaan produsen
teknologi informasi seperti Apple. Marcello juga mengatakan tidak ada
diskriminasi sama sekali di Australia bagi warga muslim untuk masuk ke dunia
politik.
"Dalam negara kami, tidak ada sistem kuota. Siapa pun boleh mencalonkan
diri. Tidak peduli apa pun agama dan jenis kelaminnya," kata Marcello (http://dunia.news.viva.co.id/news/read/416982-jejak-kaki-muslim-australia-di-gedung-parlemen).**
Tidak ada komentar:
Posting Komentar