Dua puluh satu
negara sudah, dikirimi Edward J.Snowden surat permohonan suaka. Akan tetapi,
belum satupun yang menyatakan bersedia menampungnya. Bahkan Ekuador yang semula
paling “dinominasikan” bakal memberi suaka pada Snowden, telah menyatakan
penolakannya. Sementara masih tertahan di bandara Sheremetyevo, Moskow, Rusia,
tanpa kejelasan nasib, seorang mantan mata-mata Rusia menawarinya tempat
berlabuh.
Anna Capman (telegraph.co.uk) |
"Snowden,
maukah menikah denganku?" tulis si mantan mata-mata, Anna Chapman, Kamis
(5/7/13), dalam akun Twitter-nya. Anna bersimpati kepada orang yang
membocorkan dokumen rahasia Amerika Serikat (AS) tersebut. Perempuan berusia 31
tahun ini merupakan agen real estate
di AS ketika dituduh mengumpulkan informasi untuk Rusia, pada 2010. Dia bersama
dengan sembilan orang lainnya pun kemudian dideportasi ke Rusia. Saat ini, Anna
telah menjadi selebritas dengan menjadi pembawa acara televise bertajuk Secrets
of the World. "@nsa, maukan menjaga anak-anak kami?" kicaunya lagi.
Snowden
sendiri hingga kini masih sulit dikontak. Sementara permintaan suaka ke Rusia
pun kemungkinan ditolak. Kantor berita AP, Jumat (5/7), menulis, Wakil
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov, mengatakan, Rusia belum menerima suaka
politik dari Snowden dan memutuskan dia harus menyelesaikan masalahnya sendiri
(http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/07/05/mpgn6m-kesulitan-suaka-mantan-matamata-rusia-ajak-snowden-menikah).
Diancam AS, Ekuador
Surut
Ekuador
yang semula tampak paling bersemangat memberi suaka pada Snowden, dengan
berbagai dalih akhirnya menyatakan tidak bersedia menampungnya juga. Presiden Ekuador,
Rafael Correa, mengatakan Snowden saat ini menjadi tanggung jawab Rusia sebagai
negara yang memberinya dokumen. Namun Rusia pun ternyata menolak permintaan
suaka Snowden. Bahkan Presiden Vladimir Putin mengatakan agar pembocor rahasia
intelijen AS tersebut menghentikan menyakiti Amerika Serikat. Tercatat sejumlah
negara lainnya yang sudah menyatakan penolakan permintaan suaka Snowden adalah
Brasil, Finlandia, India, Polandia, Austria, Spanyol, dan Norwegia (http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/07/02/mpbh2h-permintaan-suaka-snowden-ditolak-ekuador).
Mengenai
penolakan Ekuador, muncul analisis bahwa telah terjadi dilema dalam diri Correa.
Di satu sisi, mengabulkan suaka Snowden akan meningkatkan citranya di dalam
negeri sebagai pembela hak asasi manusia. Namun, Corea juga akan berpikir
tentang dampak pemberian suaka itu terhadap ekspor komoditas ke AS senilai 400
juta dolar AS. (http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/06/26/moz2gz-presiden-rusia-snowden-orang-bebas-yang-kedatangannya-tak-diharapkan).
Sementara
itu, Sekretaris Deputi Kehakiman Norwegia, Paal Loenseth, kepada penyiar negara
NRK mengatakan, menyampaikan
permohonan suaka dari luar negeri secara prinsip tidak diperbolehkan. “Mengajukan
permohonan untuk suaka seharusnya dilakukan di tanah Norwegia. Berdasarkan
prosedur yang normal... Permintaannya akan disangkal," tambah Loenseth (http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/07/02/mpaxvp-norwegia-snowden-kemungkinan-tak-dapat-suaka).
Italia
menyusul kemudian dalam deretan negara-negara yang menolak suaka Snowden,
dengan alasan hampir sama dengan Norwegia. Menurut Menteri Luar Negeri Italia,
Emma Bonino, permohonan suaka politik itu diajukan dua hari lalu melalui mesin
faks yang dikirim ke Kedutaan Besar Italia. “Peraturan menetapkan bahwa pencari
suaka harus datang langsung, baik ke kedutaan besar atau di wilayah Italia,
namun kondisinya ini tidak terpenuhi untuk menyetujui permohonan itu,” ujar
Bonino. Namun tampaknya Italia memang sudah tidak bersedia mengabulkan suaka
Snowden dengan dalih apapun, terutama masalah politik negara ini.
Snowden saat ini
diyakini berada di zona transit di bandara Sheremetyevo, Moskow, sejak tiba
dari Hong Kong pada 23 Juni. Hong Kong adalah tempat Snowden pertama kali
melarikan diri dengan membawa rahasia yang diambil dari Badan Keamanan Nasional
AS (NSA/National Security Agency), yang berisi program spionase/pengintaian
negeri adidaya tersebut terhadap sejumlah negara termasuk negara-negara
sekutunya di Eropa.
Pengintaian itu
dilakukan melalui internet dan jaringan telepon. Kontan Eropa berang pada AS
yang membuat sang Presiden, Barrack Obama, bingung mau menaruh muka di mana.
Sebelum melarikan diri ke Hong Kong, Snowden sempat memberi bocoran tersebut
pada dua media terkemuka, The Guardian dan The Washington Post. Namun belum
semua informasi rahasia tersebut diungkap ke publik (http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/07/05/mpfnga-italia-tolak-permohonan-suaka-snowden).
Atas
kesulitannya memperoleh suaka, mantan pegawai Central Intelligent Agency (CIA)
ini curhat kepada Wikileaks, lembaga pendukung aksinya itu. Seperti dilansir BBC, Selasa (2/7), Snowden menuduh Obama
telah memerintahkan wakil presidennya untuk menekan para pemimpin negara-negara
dimana Snowden mengajukan suaka, agar menolak permintaan suakanya. Menurutnya,
langkah Obama tersebut merupakan penipuan pemimpin dunia, bukan keadilan.
Dalam pernyataan
itu, Snowden menggambarkan dirinya sebagai orang tanpa negara. Dia menuduh
pemerintah AS menghentikannnya dari memiliki hak dasar untuk mencari suaka. Pada
Ahad (30/6) malam, pria berusia 30 tahun tersebut mengajukan permohonan suaka
di Rusia. Permintaan itu diajukan Sarah Harrison, tim legal Wikileaks yang
menjadi wakil Snowden. Namun, Kremlin belum membuat komentar atas hal tersebut
(http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/07/02/mpato7-snowden-ekuador-contoh-bagi-dunia).
Pada
25 Juni, dalam jumpa pers ketika mengunjungi Finlandia, Putin sempat menyatakan
menolak seruan AS untuk mengektradisi Snowden, meskipun dia mengatakan bahwa kedatangan Snowden itu tidak
diharapkannya. Rusia kata Putin, hanya mengekstradisi warga asing ke
negara-negara yang memiliki perjanjian ekstradisi formal. Keengganan Putin menyerahkan
Snowden ke AS, telah berisiko mempertajam ketegangan antara Washington dan
Moskow serta Beijing (yang juga dituduh AS berkomplot melindungi Snowden), di
saat mereka berusaha mengakhiri konflik di Suriah.
Peraturan
transit di laman bandara Sheremetyevo menyebutkan bahwa warga negara asing
dapat tetap di bandara hingga 24 jam tanpa visa Rusia dan harus memiliki tiket
untuk tujuan mereka selanjutnya. Namun tak ada pejabat Rusia yang bersedia
memberikan penjelasan atas hal ini dalam kasus Snowden (http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/06/26/moz4pp-snowden-tolak-ekstradisi-di-bandara-moskow).
Kenyataannya, Snowden hingga saat tulisan ini diturunkan masih belum bisa meninggalkan
area transit bandara Moskow tersebut, karena sejak paspornya dicabut AS, surat
perjalanannya tidak berlaku. "Snowden tidak memiliki dokumen sah
perjalanan. Ia tidak terbang ke Kuba atau tempat lain karena alasan
tersebut," kata sumber yang mengenal persis masalah tersebut, kepada
kantor berita Ria Novosti.
Laporan
itu diperoleh setelah Snowden kembali gagal masuk ke penerbangan Aerofflot pukul
10.05 GMT (17.05 WIB), yang terbang dari Moskow ke Havana, Kamis (27/6), rute
yang paling mungkin untuk penerbangan lanjutannya. Pejabat tinggi di
kementerian luar negeri Ekuador pada Rabu membantah pernyataan laman Wikileaks,
yang menyebut Quito memberi surat perjalanan bagi Snowden setelah paspor AS-nya
dibatalkan (http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/06/27/mp1xz1-tak-punya-dokumen-perjalanan-snowden-tertahan-di-moskow).
Ketiadaan
dokumen perjalanan, tampaknya juga menghalangi Snowden datang ke Venezuela
untuk mengajukan suaka ke negara ini. Padahal Presiden Venezuela, Nicolas
Maduro, Kamis (27/6), telah mengulang tawaran suakanya kepada buronan pembocor
informasi intelijen AS ini. "Jika pemuda itu membutuhkan perlindungan
kemanusiaan dan yakin bahwa dia bisa datang ke Venezuela, maka Venezuela siap melindungi
pemuda pemberani ini sesuai aturan kemanusiaan, sehingga masyarakat dapat
mengetahui kebenaran, dan penderitaannya bisa berakhir," kata Maduro,
seperti dilansir AFP, Jumat (28/6). (http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/06/28/mp3r9y-venezuela-kembali-tawarkan-suaka-ke-snowden).
**
Tidak ada komentar:
Posting Komentar