7/05/2013

Hanya Anna yang Bersedia Memberi “Suaka” pada Snowden



Dua puluh satu negara sudah, dikirimi Edward J.Snowden surat permohonan suaka. Akan tetapi, belum satupun yang menyatakan bersedia menampungnya. Bahkan Ekuador yang semula paling “dinominasikan” bakal memberi suaka pada Snowden, telah menyatakan penolakannya. Sementara masih tertahan di bandara Sheremetyevo, Moskow, Rusia, tanpa kejelasan nasib, seorang mantan mata-mata Rusia menawarinya tempat berlabuh.

Anna Capman (telegraph.co.uk)
"Snowden, maukah menikah denganku?" tulis si mantan mata-mata, Anna Chapman, Kamis (5/7/13), dalam akun Twitter-nya. Anna bersimpati kepada orang yang membocorkan dokumen rahasia Amerika Serikat (AS) tersebut. Perempuan berusia 31 tahun ini merupakan agen real estate di AS ketika dituduh mengumpulkan informasi untuk Rusia, pada 2010. Dia bersama dengan sembilan orang lainnya pun kemudian dideportasi ke Rusia. Saat ini, Anna telah menjadi selebritas dengan menjadi pembawa acara televise bertajuk Secrets of the World. "@nsa, maukan menjaga anak-anak kami?" kicaunya lagi.

Snowden sendiri hingga kini masih sulit dikontak. Sementara permintaan suaka ke Rusia pun kemungkinan ditolak. Kantor berita AP, Jumat (5/7), menulis, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov, mengatakan, Rusia belum menerima suaka politik dari Snowden dan memutuskan dia harus menyelesaikan masalahnya sendiri (http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/07/05/mpgn6m-kesulitan-suaka-mantan-matamata-rusia-ajak-snowden-menikah).

Diancam AS, Ekuador Surut
Ekuador yang semula tampak paling bersemangat memberi suaka pada Snowden, dengan berbagai dalih akhirnya menyatakan tidak bersedia menampungnya juga. Presiden Ekuador, Rafael Correa, mengatakan Snowden saat ini menjadi tanggung jawab Rusia sebagai negara yang memberinya dokumen. Namun Rusia pun ternyata menolak permintaan suaka Snowden. Bahkan Presiden Vladimir Putin mengatakan agar pembocor rahasia intelijen AS tersebut menghentikan menyakiti Amerika Serikat. Tercatat sejumlah negara lainnya yang sudah menyatakan penolakan permintaan suaka Snowden adalah Brasil, Finlandia, India, Polandia, Austria, Spanyol, dan Norwegia (http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/07/02/mpbh2h-permintaan-suaka-snowden-ditolak-ekuador).

Mengenai penolakan Ekuador, muncul analisis bahwa telah terjadi dilema dalam diri Correa. Di satu sisi, mengabulkan suaka Snowden akan meningkatkan citranya di dalam negeri sebagai pembela hak asasi manusia. Namun, Corea juga akan berpikir tentang dampak pemberian suaka itu terhadap ekspor komoditas ke AS senilai 400 juta dolar AS. (http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/06/26/moz2gz-presiden-rusia-snowden-orang-bebas-yang-kedatangannya-tak-diharapkan).

Sementara itu, Sekretaris Deputi Kehakiman Norwegia, Paal Loenseth, kepada penyiar negara NRK mengatakan, menyampaikan permohonan suaka dari luar negeri secara prinsip tidak diperbolehkan. “Mengajukan permohonan untuk suaka seharusnya dilakukan di tanah Norwegia. Berdasarkan prosedur yang normal... Permintaannya akan disangkal," tambah Loenseth (http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/07/02/mpaxvp-norwegia-snowden-kemungkinan-tak-dapat-suaka).

Italia menyusul kemudian dalam deretan negara-negara yang menolak suaka Snowden, dengan alasan hampir sama dengan Norwegia. Menurut Menteri Luar Negeri Italia, Emma Bonino, permohonan suaka politik itu diajukan dua hari lalu melalui mesin faks yang dikirim ke Kedutaan Besar Italia. “Peraturan menetapkan bahwa pencari suaka harus datang langsung, baik ke kedutaan besar atau di wilayah Italia, namun kondisinya ini tidak terpenuhi untuk menyetujui permohonan itu,” ujar Bonino. Namun tampaknya Italia memang sudah tidak bersedia mengabulkan suaka Snowden dengan dalih apapun, terutama masalah politik negara ini.

Snowden saat ini diyakini berada di zona transit di bandara Sheremetyevo, Moskow, sejak tiba dari Hong Kong pada 23 Juni. Hong Kong adalah tempat Snowden pertama kali melarikan diri dengan membawa rahasia yang diambil dari Badan Keamanan Nasional AS (NSA/National Security Agency), yang berisi program spionase/pengintaian negeri adidaya tersebut terhadap sejumlah negara termasuk negara-negara sekutunya di Eropa.

Pengintaian itu dilakukan melalui internet dan jaringan telepon. Kontan Eropa berang pada AS yang membuat sang Presiden, Barrack Obama, bingung mau menaruh muka di mana. Sebelum melarikan diri ke Hong Kong, Snowden sempat memberi bocoran tersebut pada dua media terkemuka, The Guardian dan The Washington Post. Namun belum semua informasi rahasia tersebut diungkap ke publik (http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/07/05/mpfnga-italia-tolak-permohonan-suaka-snowden).

Atas kesulitannya memperoleh suaka, mantan pegawai Central Intelligent Agency (CIA) ini curhat kepada Wikileaks, lembaga pendukung aksinya itu. Seperti dilansir BBC, Selasa (2/7), Snowden menuduh Obama telah memerintahkan wakil presidennya untuk menekan para pemimpin negara-negara dimana Snowden mengajukan suaka, agar menolak permintaan suakanya. Menurutnya, langkah Obama tersebut merupakan penipuan pemimpin dunia, bukan keadilan.

Dalam pernyataan itu, Snowden menggambarkan dirinya sebagai orang tanpa negara. Dia menuduh pemerintah AS menghentikannnya dari memiliki hak dasar untuk mencari suaka. Pada Ahad (30/6) malam, pria berusia 30 tahun tersebut mengajukan permohonan suaka di Rusia. Permintaan itu diajukan Sarah Harrison, tim legal Wikileaks yang menjadi wakil Snowden. Namun, Kremlin belum membuat komentar atas hal tersebut (http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/07/02/mpato7-snowden-ekuador-contoh-bagi-dunia).

Pada 25 Juni, dalam jumpa pers ketika mengunjungi Finlandia, Putin sempat menyatakan menolak seruan AS untuk mengektradisi Snowden, meskipun dia  mengatakan bahwa kedatangan Snowden itu tidak diharapkannya. Rusia kata Putin, hanya mengekstradisi warga asing ke negara-negara yang memiliki perjanjian ekstradisi formal. Keengganan Putin menyerahkan Snowden ke AS, telah berisiko mempertajam ketegangan antara Washington dan Moskow serta Beijing (yang juga dituduh AS berkomplot melindungi Snowden), di saat mereka berusaha mengakhiri konflik di Suriah.

Peraturan transit di laman bandara Sheremetyevo menyebutkan bahwa warga negara asing dapat tetap di bandara hingga 24 jam tanpa visa Rusia dan harus memiliki tiket untuk tujuan mereka selanjutnya. Namun tak ada pejabat Rusia yang bersedia memberikan penjelasan atas hal ini dalam kasus Snowden (http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/06/26/moz4pp-snowden-tolak-ekstradisi-di-bandara-moskow). Kenyataannya, Snowden hingga saat tulisan ini diturunkan masih belum bisa meninggalkan area transit bandara Moskow tersebut, karena sejak paspornya dicabut AS, surat perjalanannya tidak berlaku. "Snowden tidak memiliki dokumen sah perjalanan. Ia tidak terbang ke Kuba atau tempat lain karena alasan tersebut," kata sumber yang mengenal persis masalah tersebut, kepada kantor berita Ria Novosti.

Laporan itu diperoleh setelah Snowden kembali gagal masuk ke penerbangan Aerofflot pukul 10.05 GMT (17.05 WIB), yang terbang dari Moskow ke Havana, Kamis (27/6), rute yang paling mungkin untuk penerbangan lanjutannya. Pejabat tinggi di kementerian luar negeri Ekuador pada Rabu membantah pernyataan laman Wikileaks, yang menyebut Quito memberi surat perjalanan bagi Snowden setelah paspor AS-nya dibatalkan (http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/06/27/mp1xz1-tak-punya-dokumen-perjalanan-snowden-tertahan-di-moskow).

Ketiadaan dokumen perjalanan, tampaknya juga menghalangi Snowden datang ke Venezuela untuk mengajukan suaka ke negara ini. Padahal Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, Kamis (27/6), telah mengulang tawaran suakanya kepada buronan pembocor informasi intelijen AS ini. "Jika pemuda itu membutuhkan perlindungan kemanusiaan dan yakin bahwa dia bisa datang ke Venezuela, maka Venezuela siap melindungi pemuda pemberani ini sesuai aturan kemanusiaan, sehingga masyarakat dapat mengetahui kebenaran, dan penderitaannya bisa berakhir," kata Maduro, seperti dilansir AFP, Jumat (28/6). (http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/06/28/mp3r9y-venezuela-kembali-tawarkan-suaka-ke-snowden). **

Tidak ada komentar:

Posting Komentar