“Nama Gelora Rosada yang
mengundang kontroversi hanya memperoleh dukungan SMS sebanyak 5,0
persen”
Suara rakyat yang sehat akhirnya
menunjukkan giginya di kota Bandung. Setelah
sempat menimbulkan polemik karena ada aspirasi “aneh” dari pihak dalam DPRD kota
Bandung, Stadion Utama Sepakbola (SUS) di Kecamatan Gedebage, Bandung Timur, akhirnya
resmi ditetapkan dengan nama Gelora Bandung Lautan Api (BLA).
Gelora BLA, masih dalam pembangunan (detik.com) |
Penetapan nama Gelora BLA
dilakukan dalam Rapat Paripurna DPRD Kota Bandung, Kamis (28/3). Penetapan nama
Gelora BLA diambil dari hasil jajak (polling) pendapat yang dilakukan melalui short message service (SMS)
sejak 4-22 Maret. Dari 14.777 SMS yang masuk, sebanyak 83,3% memilih nama
Gelora BLA. Nama Gelora Gedebage mendapat dukungan SMS 2.047 (11,7%),
sedangkan nama Gelora Rosada yang kemunculannya mengundang kontroversi
hanya memperoleh dukungan SMS sebanyak 871 (5,0%). (http://www.republika.co.id/berita/nasional/jawa-barat-nasional/13/03/30/mkg5jd-akhirnya-nama-stadion-gelora-bandung-lautan-api-disahkan)
Awalnya, Tim Kajian Teknis Akademisi
Penamaan SUS di Gedebage ini, merekomendasikan dua nama. Dua
nama yang muncul adalah Gelora BLA dan Gelora Gedebage. "Kajian ini
dilihat dari aspek sejarah, sosiologis, hukum, dan bahasa. Setelah dikaji
puluhan nama, ada 8 kriteria yang harus dipenuhi. Dari sekitar 40-an nama,
mengerucut menjadi 23, lalu muncul 2 nama," ujar Ketua Tim, Nina Herlina
Lubis, usai ekspos hasil kajian penamaan SUS tersebut di kantor DPRD Kota
Bandung Kamis (17/1/2013).
Namun
kata Nina, Nantinya DPRD-lah yang akan mengkaji lebih jauh. “Kami tidak punya
kewenangan. Kami hanya memberi rekomendasi," ucapnya. Mungkin di sinilah
muncul celah kenapa nama Gelora Rosada masuk ke dalam opsi jajak pendapat tersebut.
Padahal Nina mengatakan, penamaan dengan nama tokoh umumnya setelah yang
bersangkutan meninggal dunia.
Selain
Nina, anggota tim pengkaji lainnya yang merupakan pakar dari berbagai disiplin
ilmu di Universitas Padjajaran (Unpad), adalah: Didin Muhafidin (kajian
historis, pendahuluan dan kesimpulan), Hernadi Affandi (kajian hukum), Budi
Rajab (kajian sosilologi dan antropologi), Awaludin Nugraha (historis), Agus
Nero (bahasa Indonesia), dan Teddy Muhtadin (bahasa Sunda). (http://m.inilah.com/read/detail/1948387/sus-gedebage-tim-unpad-akhirnya-usulkan-2-nama).
Sementara
itu, Ketua DPRD Kota Bandung, Erwan Setiawan, sempat menyesalkan usulan nama
Gelora Rosada yang disampaikan mendadak. "Kenapa baru
datang hari ini? Seharusnya kan minggu lalu," dalih Erwan, Senin
(14/1/2013). (http://m.inilahkoran.com/read/detail/1947114/ketua-dprd-sesalkan-usulan-gelora-rosada-mendadak).
Padahal
di jejaring sosial, warga Bandung gelisah setelah mendengar pernyataan Erwan yang menyebutkan bahwa 100 persen masyarakat menginginkan nama Gelora Rosada (http://news.detik.com/bandung/read/2012/09/07/163451/2011506/486/penolakan-gelora-rosada-jadi-nama-sus-gedebage-ramai-di-dunia-maya).
Nama Rosada diambil dari nama Walikota Bandung, Dada Rosada, yang saat ini sedang
dibelit kasus korupsi dana Bansos, dan sedang dicegah pergi ke luar negeri oleh
Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK).
Salah
satu yang tidak sungkan-sungkan mengusulkan nama lain di luar yang telah
direkomendasikan tim ahli, adalah Wakil Ketua DPRD Bandung, Asep Dedy. Adanya
usulan dari pihak dalam DPRD ini seolah memubazirkan anggaran yang telah
dikeluarkan untuk membentuk tim kajian sebesar Rp 90 juta. “Itu (rekomendasi dua
nama SUS dari tim kajian) sudah final," kata Anggota Komisi A DPRD Bandung
Lia Nur Hambali, usai rapat gabungan dengan Komisi A dan D DPRD Kota Bandung
serta Tim Kajian di Ruang Rapat Paripurna DPRD Kota Bandung, Kamis (17/1/2013).
Lia
beranggapan tim kajian Unpad yang terdiri dari akademisi yang ahli di
bidangnya, tidak main-main mengusulkan dua nama ini. Lia berpendapat dua nama
ini lah yang harus dipolling dan tidak perlu ditambahkan nama lainnya. Menurutnya
hasil kerja Tim Pengkaji pun harus dihormati. Menurut Lia, terasa percuma jika
hasil kerja kajian tim tersebut tidak terpakai (http://news.detik.com/bandung/read/2013/01/17/191643/2145608/486/dewan-tidak-satu-suara-soal-usulan-dua-nama-stadion-dari-unpad?g771108fvt).
Sebelumnya, puluhan
orang yang mengaku dari komunitas insan olahraga Kota Bandung mendatangi Gedung
DPRD Kota Bandung untuk menyampaikan aspirasi terkait nama SUS tersebut. Aan
Johana, perwakilan komunitas tersebut mengatakan, pihaknya menginginkan stadion
tersebut diberi nama Gelora Rosada.
“Kami
sudah melakukan studi banding ke beberapa wilayah lainnya. Di Kuningan misalnya
ada nama stadion yang diambil dari salah satu nama tokoh masyarakat bernama
Mas’ud,” katanya. Pada kesempatan itu, pihaknya agar nama Gelora Rosada
dimasukan sebagai salah satu nominasi (http://www.bolajabar.com/index.php/2013/01/14/stadion-gedebage-puluhan-orang-datangi-dprd-kota-bandung-usulkan-nama-gelora-rosada/).
Sebelum
akademisi digaet untuk penamaan SUS tersebut, usulan penamaan dengan nama walikota
Bandung yang masa jabatannya tersisa beberapa bulan lagi ini, sempat meresahkan
warga Bandung dan memicu banyak cibiran, termasuk di media sosial (Facebook
dan Twitter).
Satu
fanpage di Facebook dengan alamat Simamaung.com sampai menggelar jajak
pendapat. Hasilnya ketika itu hanya 112 yang setuju penamaan Gelora Rosada,
sedangkan 1.806 akun menolak. Jajak pendapat itu menurut adminnya digelar
setelah mendengar pernyataan Ketua DPRD Kota Bandung Erwan Setiawan yang
menyatakan bahwa seratus persen masyarakat menginginkan nama Gelora Rosada. Gerakan
penolakan juga terjadi di twitter. Hashtag
#TolakNamaGeloraRosada ramai dikicaukan.
Bahkan sempat masuk menjadi trending
topic Indonesia (http://news.detik.com/bandung/read/2012/09/07/163451/2011506/486/penolakan-gelora-rosada-jadi-nama-sus-gedebage-ramai-di-dunia-maya).
Sedangkan
Anggota
Komisi D DPRD Provinsi Jabar, Ujang Pahfulwaton, mengungkapkan, dana
pembangunan SUS Gedebage tidak sepenuhnya dari (APBD) Kota Bandung (apalagi
dari kocek Dada Rosada, Red). Hampir setengah kata dia, bersumber dari APBD
Provinsi Jabar yang merupakan dana publik. “Jadi alangkah baiknya namanya (nama SUS Gedebage)
yang mewakili masyarakat Jawa Barat karena itu kan stadion milik publik
Jabar," ujar Ujang. Dikatakan Ujang, anggaran yang digelontorkan Provinsi
Jabar untuk pembangunan SUS Gedebage lebih dari Rp 300 miliar (http://m.pikiran-rakyat.com/node/202561?page=4).
Sementara
itu, sang pemilik nama Rosada, saat ini tengah pusing tujuh keliling. KPK
akan memanggil Wali Kota Bandung ini atas kasus penerimaan hadiah terkait dana
Bantuan Sosial di Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung. "KPK
berencana memanggil Dada Rosada tapi belum tahu kapan waktunya,"
kata Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Johan Budi di Jakarta,
Kamis (28/3). Pada hari sama, KPK telah memeriksa mantan Sekretaris Daerah Pemkot Bandung, Edi
Siswadi, dan Bendahara Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Bandung,
Pupung Khadijah (http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/13/03/28/mkd9i3-kpk-segera-periksa-wali-kota-bandung-dada-rosada).**
News
peg: