3/30/2013

Raih 83,3% SMS, Nama "Gelora Bandung Lautan Api" Diresmikan



“Nama  Gelora Rosada yang mengundang kontroversi hanya memperoleh dukungan SMS sebanyak 5,0 persen”

Suara rakyat yang sehat akhirnya menunjukkan giginya di kota Bandung. Setelah sempat menimbulkan polemik karena ada aspirasi “aneh” dari pihak dalam DPRD kota Bandung, Stadion Utama Sepakbola (SUS) di Kecamatan Gedebage, Bandung Timur, akhirnya resmi ditetapkan dengan nama Gelora Bandung Lautan Api (BLA).
Gelora BLA, masih dalam pembangunan (detik.com)

Penetapan nama Gelora BLA  dilakukan dalam Rapat Paripurna DPRD Kota Bandung, Kamis (28/3). Penetapan nama Gelora BLA diambil dari hasil jajak (polling) pendapat yang dilakukan melalui short message service (SMS) sejak 4-22 Maret. Dari 14.777 SMS yang masuk, sebanyak 83,3% memilih nama  Gelora BLA. Nama Gelora Gedebage mendapat dukungan SMS  2.047 (11,7%), sedangkan nama  Gelora Rosada yang kemunculannya mengundang kontroversi hanya memperoleh dukungan SMS sebanyak 871 (5,0%). (http://www.republika.co.id/berita/nasional/jawa-barat-nasional/13/03/30/mkg5jd-akhirnya-nama-stadion-gelora-bandung-lautan-api-disahkan)

Awalnya, Tim Kajian Teknis Akademisi Penamaan SUS di Gedebage ini, merekomendasikan dua nama. Dua nama yang muncul adalah Gelora BLA dan Gelora Gedebage. "Kajian ini dilihat dari aspek sejarah, sosiologis, hukum, dan bahasa. Setelah dikaji puluhan nama, ada 8 kriteria yang harus dipenuhi. Dari sekitar 40-an nama, mengerucut menjadi 23, lalu muncul 2 nama," ujar Ketua Tim, Nina Herlina Lubis, usai ekspos hasil kajian penamaan SUS tersebut di kantor DPRD Kota Bandung Kamis (17/1/2013).

Namun kata Nina, Nantinya DPRD-lah yang akan mengkaji lebih jauh. “Kami tidak punya kewenangan. Kami hanya memberi rekomendasi," ucapnya. Mungkin di sinilah muncul celah kenapa nama Gelora Rosada masuk ke dalam opsi jajak pendapat tersebut. Padahal Nina mengatakan, penamaan dengan nama tokoh umumnya setelah yang bersangkutan meninggal dunia.

Selain Nina, anggota tim pengkaji lainnya yang merupakan pakar dari berbagai disiplin ilmu di Universitas Padjajaran (Unpad), adalah: Didin Muhafidin (kajian historis, pendahuluan dan kesimpulan), Hernadi Affandi (kajian hukum), Budi Rajab (kajian sosilologi dan antropologi), Awaludin Nugraha (historis), Agus Nero (bahasa Indonesia), dan Teddy Muhtadin (bahasa Sunda). (http://m.inilah.com/read/detail/1948387/sus-gedebage-tim-unpad-akhirnya-usulkan-2-nama).

Sementara itu, Ketua DPRD Kota Bandung, Erwan Setiawan, sempat menyesalkan usulan nama Gelora Rosada yang disampaikan mendadak. "Kenapa baru datang hari ini? Seharusnya kan minggu lalu," dalih Erwan, Senin (14/1/2013). (http://m.inilahkoran.com/read/detail/1947114/ketua-dprd-sesalkan-usulan-gelora-rosada-mendadak).

Padahal di jejaring sosial, warga Bandung gelisah setelah mendengar pernyataan Erwan yang menyebutkan bahwa 100 persen masyarakat menginginkan nama Gelora Rosada (http://news.detik.com/bandung/read/2012/09/07/163451/2011506/486/penolakan-gelora-rosada-jadi-nama-sus-gedebage-ramai-di-dunia-maya). Nama Rosada diambil dari nama Walikota Bandung, Dada Rosada, yang saat ini sedang dibelit kasus korupsi dana Bansos, dan sedang dicegah pergi ke luar negeri oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Salah satu yang tidak sungkan-sungkan mengusulkan nama lain di luar yang telah direkomendasikan tim ahli, adalah Wakil Ketua DPRD Bandung, Asep Dedy. Adanya usulan dari pihak dalam DPRD ini seolah memubazirkan anggaran yang telah dikeluarkan untuk membentuk tim kajian sebesar Rp 90 juta. “Itu (rekomendasi dua nama SUS dari tim kajian) sudah final," kata Anggota Komisi A DPRD Bandung Lia Nur Hambali, usai rapat gabungan dengan Komisi A dan D DPRD Kota Bandung serta Tim Kajian di Ruang Rapat Paripurna DPRD Kota Bandung, Kamis (17/1/2013).

Lia beranggapan tim kajian Unpad yang terdiri dari akademisi yang ahli di bidangnya, tidak main-main mengusulkan dua nama ini. Lia berpendapat dua nama ini lah yang harus dipolling dan tidak perlu ditambahkan nama lainnya. Menurutnya hasil kerja Tim Pengkaji pun harus dihormati. Menurut Lia, terasa percuma jika hasil kerja kajian tim tersebut tidak terpakai (http://news.detik.com/bandung/read/2013/01/17/191643/2145608/486/dewan-tidak-satu-suara-soal-usulan-dua-nama-stadion-dari-unpad?g771108fvt).

Sebelumnya, puluhan orang yang mengaku dari komunitas insan olahraga Kota Bandung mendatangi Gedung DPRD Kota Bandung untuk menyampaikan aspirasi terkait nama SUS tersebut. Aan Johana, perwakilan komunitas tersebut mengatakan, pihaknya menginginkan stadion tersebut diberi nama Gelora Rosada.

“Kami sudah melakukan studi banding ke beberapa wilayah lainnya. Di Kuningan misalnya ada nama stadion yang diambil dari salah satu nama tokoh masyarakat bernama Mas’ud,” katanya. Pada kesempatan itu, pihaknya agar nama Gelora Rosada dimasukan sebagai salah satu nominasi (http://www.bolajabar.com/index.php/2013/01/14/stadion-gedebage-puluhan-orang-datangi-dprd-kota-bandung-usulkan-nama-gelora-rosada/).

Sebelum akademisi digaet untuk penamaan SUS tersebut, usulan penamaan dengan nama walikota Bandung yang masa jabatannya tersisa beberapa bulan lagi ini, sempat meresahkan warga Bandung dan memicu banyak cibiran, termasuk di media sosial (Facebook dan Twitter).

Satu fanpage di Facebook dengan alamat Simamaung.com sampai menggelar jajak pendapat. Hasilnya ketika itu hanya 112 yang setuju penamaan Gelora Rosada, sedangkan 1.806 akun menolak. Jajak pendapat itu menurut adminnya digelar setelah mendengar pernyataan Ketua DPRD Kota Bandung Erwan Setiawan yang menyatakan bahwa seratus persen masyarakat menginginkan nama Gelora Rosada. Gerakan penolakan juga terjadi di twitter. Hashtag #TolakNamaGeloraRosada ramai dikicaukan. Bahkan sempat masuk menjadi trending topic Indonesia (http://news.detik.com/bandung/read/2012/09/07/163451/2011506/486/penolakan-gelora-rosada-jadi-nama-sus-gedebage-ramai-di-dunia-maya).

Sedangkan Anggota Komisi D DPRD Provinsi Jabar, Ujang Pahfulwaton, mengungkapkan, dana pembangunan SUS Gedebage tidak sepenuhnya dari (APBD) Kota Bandung (apalagi dari kocek Dada Rosada, Red). Hampir setengah kata dia, bersumber dari APBD Provinsi Jabar yang merupakan dana publik.  “Jadi alangkah baiknya namanya (nama SUS  Gedebage) yang mewakili masyarakat Jawa Barat karena itu kan stadion milik publik Jabar," ujar Ujang. Dikatakan Ujang, anggaran yang digelontorkan Provinsi Jabar untuk pembangunan SUS Gedebage lebih dari Rp 300 miliar (http://m.pikiran-rakyat.com/node/202561?page=4).

Sementara itu, sang pemilik nama Rosada, saat ini tengah pusing tujuh keliling. KPK akan memanggil Wali Kota Bandung ini atas kasus penerimaan hadiah terkait dana Bantuan Sosial di Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung. "KPK berencana memanggil Dada Rosada tapi belum tahu kapan waktunya," kata Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Johan Budi di Jakarta, Kamis (28/3). Pada hari sama, KPK telah memeriksa mantan Sekretaris Daerah Pemkot Bandung, Edi Siswadi, dan Bendahara Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Bandung, Pupung Khadijah (http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/13/03/28/mkd9i3-kpk-segera-periksa-wali-kota-bandung-dada-rosada).**


News peg:



Awas, Kartu Kredit Jangan Digesek Dua Kali


"Kartu yang biasa digunakan di Indonesia tiba-tiba dipakai untuk bertransaksi di Meksiko dan Amerika”

Bank Indonesia (BI) mengimbau kepada para pemilik kartu kredit dan kartu debit, agar memastikan kartu hanya digesek satu kali saat bertransaksi. Tujuannya adalah untuk menghindari penyalahgunaan, seperti misalnya penggandaan/duplikasi kartu. Hal ini disampaikan BI menyusul kasus pencurian data nasabah kartu kredit dan debit, saat bertransaksi di gerai The Body Shop Indonesia.
jangan digesek dua kali di dua mesin!

“Berdasarkan temuan, ada yang ketika bertransaksi kartu digesek pada mesin electronic data capture (EDC) hingga dua kali,” ujar Deputi Gubernur BI, Hartadi A Sarwono. Saat berita ini diturunkan Jumat (29/3), BI masih sedang melakukan penyelidikan terhadap kasus ini (http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/13/03/29/mkdsi3-bi-imbau-masyarakat-hatihati-gunakan-kartu-kredit).

Imbauan ini disampaikan BI terkait kasus penyalahgunaan kartu kredit dan kartu debit yang dialami nasabah Bank Mandiri, BCA, dan juga BNI. Setelah ditelusuri, Ini terjadi pada nasabah yang bertransaksi  di gerai The Body Shop Indonesia. Penggesekan dua kali ini dilakukan pihak merchant dengan alasan untuk administrasi.

BI, Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI), serta bank terkait, telah menemui pihak The Body Shop. Diketahuilah bahwa data kartu diduga dicuri di merchant The Body Shop karena adanya double swipe atau kartu digesek dua kali. “Latar belakang Body Shop melakukan double swipe adalah untuk kepentingan rekonsiliasi data transaksi melalui EDC, dengan pencatatan di sistem cash register, " terang Kepala Grup Humas BI, Difi A Johansyah, Ahad (24/3).
Difi mengatakan, umumnya jika dilakukan penggesekan, data yang terekam dari kartu kredit adalah nomor kartu, expire date, dan Card Verification Value (CVV) berupa tiga angka di bagian belakang kartu kredit. "Sebenarnya yang diperlukan merchant hanya data nomor kartu, yang dapat diperoleh melalui input data/key in," ujar Difi (http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/13/03/24/mk5r66-ini-alasan-body-shop-gesek-dua-kali-kartu-kredit). 

Akan tetapi menurut pihak AKKI, praktik double swipe itu bukan penggesekan di mesin yang sama, melainkan setelah digesek ke mesin EDC kartu juga digesek pada alat lain untuk kepentingan merchant. General Manager AKKI, Steve Marta mengatakan, data hasil penggesekan kedua itu kemudian dimasukkan pihak tertentu ke dalam suatu jaringan kemudian disebarluaskan. "Ada penjahat di dalam jaringan itu," ujarnya. Untuk pengamanan, kata Steve, industri akan membuat aturan apakah merchant boleh melakukan double swipe atau tidak (http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/13/03/21/mk04l9-waspadai-praktik-double-swipe-saat-bertransaksi-dengan-kartu-kredit). 

Sebagai tindak lanjut kasus ini, AKKI sudah menyurati sejumlah merchant yang diduga terlibat penyimpangan tersebut. Senior Vice President Consumer Cards Group Bank Mandiri, Boyke Yurista, mengatakan, pihaknya sudah melakukan tindakan pencegahan dengan memblokir sejumlah kartu debit dan kartu kredit yang berpotensi menjadi korban penggandaan kartu. 

Boyke memaparkan, kartu kredit yang diblokir berjumlah di bawah 20 kartu dengan nilai transaksi di bawah Rp 25 juta. Sedangkan kartu debit di bawah 100 kartu dengan nilai transaksi Rp 200 juta. Jumlah kartu kredit yang mengonfirmasikan terkena fraud tersebut, kata Boyke, tak banyak. Sebab, kartu Bank Mandiri sudah dilengkapi Europay-Mastercard-Visa (EMV) Compliance yang tidak lagi memakai magnetic stripe (http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/13/03/22/mk229r-bank-mandiri-tegur-merchant-bermasalah).

Sementara itu Direktur Mikro dan Ritel Banking Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan, kartu yang diblokir hanya yang pernah bertransaksi di The Body Shop Indonesia.  Kejahatan kartu kredit  (fraud) ini terendus saat Bank Mandiri menemukan adanya transaksi mencurigakan. "Kartu yang biasa digunakan di Indonesia tiba-tiba dipakai untuk bertransaksi di Meksiko dan Amerika. Padahal setelah dicek ke nasabah, kartu-kartu itu tidak pernah digunakan di sana," katanya

Kartu duplikat itu hanya bisa digunakan di negara-negara yang masih menggunakan sistem magnetic stripe. Di Indonesia, ada dua sistem yang digunakan pada kartu kredit, yaitu chip dan magnetic stripe. Penggunaan chip pada kartu kredit bertujuan untuk mengantisipasi tindak kejahatan kartu kredit. Adapun transaksi kartu kredit dengan magnetic stripe sebenarnya sudah dilarang. Sedangkan pada kartu debit, magnetic stripe ini baru dilarang mulai 1 Januari 2016 (http://www.tempo.co/read/news/2013/03/19/087467917/Data-Kartu-Kredit-Ini-Dicuri-untuk-Belanja-di-AS). 

Akibat kasus ini, Manajemen PT Bank Central Asia (BCA) Tbk menyatakan, nilai kerugian yang dialami tak sampai Rp 1 miliar. Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja,  mengungkapkan, kerugian nasabah itu sepenuhnya ditanggung  bank (http://www.tempo.co/read/news/2013/03/27/087469762/Data-Dicuri-BCA-Klaim-Kerugian-Tak-Sampai-Rp-1-M). 

Pihak The Body Shop yang diwakili Chief Financial Officer-nya, Jahja Wirawan Sudomo, mengatakan, jika ada karyawannya yang terbukti mencuri data nasabah, akan dipecat dan diserahkan ke kepolisian. Untuk mencegah kejadian serupa, The Body Shop tidak menerima pembayaran melalui kartu kredit dan debit. Berdasarkan laporan yang diterima dari perbankan, ada 30 data nasabah yang dicuri. Transaksi dilakukan sepanjang Maret 2013. (http://www.tempo.co/read/news/2013/03/19/087467917/Data-Kartu-Kredit-Ini-Dicuri-untuk-Belanja-di-AS).

Berkaitan dengan terjadinya transaksi mencurigakan di luar negeri, sebagai produsen kartu alat pembayaran dunia, Visa mengaku sedang melakukan investigasi termasuk memantau jaringannya untuk menemukan kegiatan transaksi yang tidak wajar. Dalam siaran persnya Kamis (21/3), Visa bisa memastikan tidak menemukan kejanggalan pada sistem proses transaksi utama Visanet. Visa juga menganjurkan pemegang kartu untuk memantau rekening secara teratur, meneliti bukti-bukti transaksi, dan segera menginformasikan bank bila ada aktivitas tak wajar.

Sebelumnya, BI meminta Visa bertanggung jawab terhadap kasus ini. "Dari informasi kami, di sistem kami tidak ada yang kena fraud. Ini memang data kartu kredit tersebut disalin dan disalahgunakan di luar negeri. Seharusnya Visa yang bertanggung jawab," kata Direktur Akunting dan Sistem Pembayaran BI, Boedi Armanto (http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/13/03/21/mk0l2l-visa-investigasi-pencurian-data-kartu-kredit). 

BI mendata, hingga Februari 2013, penggunaan kartu kredit yang tidak sesuai ketentuan alias fraud mencapai 6.100 transaksi senlai Rp 7,5 miliar. Sedangkan total fraud kartu debet dan kredit sepanjang 2012 mencapai 24.363 transaksi senilai Rp 37,2 miliar (http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/13/03/22/mk1xf6-bank-penerbit-kartu-diminta-awasi-merchant).**


News peg:




3/29/2013

Al-Aqsa dalam Pusaran Klaim Tiga Agama



“Parlemen Israel berencana mengatur penggunaan Masjid Al-Aqsa sebagai tempat ibadah umat Islam dan Yahudi”

Merasa memiliki hak juga atas masjid Al-Aqsa, warga Israel didukung kepolisian dan militernya, kian semena-mena keluar masuk masjid suci ke-3 umat Islam tersebut. Selasa lalu (26/3), setelah mengosongkan Masjid Al-Aqsa dari jamaah shalat, pasukan Israel langsung menyerbu masuk dan membiarkan tiga kelompok pemukim Israel untuk memasuki areal masjid dari arah gerbang Al-Mugaribah.

static2.demotix.com

Yayasan wakaf Al-Aqsa dalam pernyataannya yang dilansir Infopalestina mengatakan, para pemukim Israel berjalan-jalan di koridor sebelah tenggara masjid, hendak melakukan ritual. Sebelumnya, seorang wakil ketua parlemen Knesset, Moseh Veglen menyerukan warga Israel berbondong-bondong ke Al-Aqsa untuk merayakan hari Faska Ibrani. Mereka juga telah menempatkan kandil (tempat untuk menyimpan lilin persembahan) di salah satu dinding timur Al-Aqsa (http://www.republika.co.id/berita/internasional/palestina-israel/13/03/28/mkcg7l-alaqsha-jadi-tempat-ritual-pemukim-israel).

Perlakuan semena-mena pihak Israel terhadap masjid Al-Aqsa ini bukan yang pertama. Menanggapi serbuan pasukan Israel yang masif pada awal Maret 2013, Yayasan Al-Aqsa bahkan beranggapan Israel ingin mengubah masjid menjadi barak militer. Aksi mereka sistematis dan tak sungkan melakukan kekerasan terhadap tim medis, wartawan, hingga penjaga masjid. Menurut pihak Yayasan, ini menjadi bukti ada target lebih besar yang ingin dicapai (http://www.republika.co.id/berita/internasional/palestina-israel/13/03/10/mjf9yc-israel-ingin-ubah-masjid-al-aqsha-jadi-barak-militer).

Pusat Hak Sosial dan Ekonomi Al-Quds, menyatakan, kondisi ekonomi di Al-Quds (Yerusalem) Timur memburuk terus sejak pendudukan Israel pada 1967. Dalam wawancara dengan kantor berita PIC, direktur Ziyad Hamouri mengungkapkan, kondisi yang memburuk ini  merupakan bagian dari rencana Israel melakukan program pemiskinan, sebagai bagian dari upaya pembersihan etnis. Saat ini, sambungnya, terdapat lebih dari 20.000 perintah penghancuran rumah-rumah Palestina di Al-Quds, dan juga terror terhadap para penjaga toko Al-Quds yang membuat mereka meninggalkan toko dan kota (http://www.republika.co.id/berita/internasional/palestina-israel/13/01/04/mg2n64-begini-cara-israel-menghapus-warga-palestina).

Mengapa Israel begitu terobsesi juga terhadap Al-Aqsa? Umat Yahudi memang beranggapan Al-Aqsa didirikan di atas reruntuhkan kuil suci yang mereka keramatkan. Anggota Knesset Aryeh Eldad dari Uni Nasional, berkaitan dengan rencana menggolkan aturan pembagian Al-Aqsa dengan umat Yahudi, kepada Jerusalem Post menyatakan, tempat itu juga merupakan tempat paling suci umat Yahudi. Umat Yahudi mengklaim Masjid Al-Aqsha dibangun di atas reruntuhan Solomon Temple atau Kuil Sulaiman (http://www.pejuangislam.com/main.php?prm=berita&var=detail&id=102danhttp://www.republika.co.id/berita/internasional/palestina-israel/12/08/14/m8pi8a-israel-bikin-ruu-masjidil-aqsha-dipakai-bergilir-islamyahudi).

Presiden Otoritas Palestina, Mahmud Abbas, mengatakan, Yahudi Israel tidak memiliki hak atas Al-Aqsa di Yerusalem. "Proyek penggalian dan pembangunan terowongan bawah tanah di Yerusalem oleh Israel tidak akan mengubah kenyataan bahwa kota itu selamanya milik Arab, Islam, dan Kristen," kata Abbas, Agustus 2012 lalu (http://www.republika.co.id/berita/internasional/palestina-israel/12/08/22/m95czk-abbas-yahudi-tak-berhak-atas-alaqsa).

Desember 2012, surat kabar Israel Ma’arev melakukan jajak pendapat yang menunjukkan 71% warga Israel mendukung izin bagi Yahudi untuk masuk ke masjid Al-Aqsa dan melaksanakan ritual di dalamnya. Namun ada juga yang menentangnya, sebanyak 7%. Jajak pendapat ini dilakukan di kalangan kanan Israel. Adalah tidak adil dan diskriminatif, kata mereka, tidak mengizinkan orang Yahudi masuk masjid Al-Aqsa untuk beribadah, sementara sepanjang waktu kaum muslimin bebas beribadah di sana.

Menanggapi hasil jajak pendapat itu, Yayasan Al-Aqsa untuk Wakaf dan Peninggalan Purbakala menyatakan kekecewaannya. Al-Aqsa sebut mereka, tidak bisa dibagi karena merupakan hak ideologi dan sejarah murni kaum muslimin. Yayasan Al-Aqsa beranggapan, jajak pendapat ini adalah indikator berbahaya bagi Al-Aqsa. Mereka menyerukan agar pihak-pihak terkait membentuk sebuah rencana komprehensif untuk melindungi Al-Aqsa dari bahaya pembagian dan yahudisasi, dengan bercermin pada kasus Masjid Ibrahimi di Hebron (http://www.voa-islam.com/lintasberita/infopalestina/2012/12/24/22493/mayoritas-zionis-minta-diizinkan-melakukan-ibadah-dan-ritual-di-masjid-al-aqsha/).

Untuk semakin melancarkan upaya pembagian mesjid tersebut, kelompok sayap kanan Parlemen Israel ini bahkan sudah membuat Rancangan Undang-Undang  (RUU) yang akan mengatur penggunaan Masjid Al-Aqsa sebagai tempat ibadah umat Islam dan Yahudi. Al Arabiya melaporkan, dalam RUU disebutkan bakal membuat Masjid Al-Aqsa menjadi seperti Masjid Ibrahimi di Hebron yang juga disebutkan sebagai tempat ibadah umat Yahudi.

Jika UU itu disahkan, Masjid Al-Aqsa harus dibuka setiap hari untuk Yahudi, kecuali Jumat dan pada hari-hari raya Islam. Dan harus ditutup bagi umat muslim setiap hari Sabtu serta pada hari-hari raya Yahudi. Meski mendapat kecaman, anggota legislatif Israel dari Partai Likud, Zeev Elikin menyatakan bakal berjuang agar RUU tersebut disahkan (http://www.republika.co.id/berita/internasional/palestina-israel/12/08/14/m8pi8a-israel-bikin-ruu-masjidil-aqsha-dipakai-bergilir-islamyahudi).

Saat delegasi ulama Mesir yang dipimpin Dr. Salah Sultan berkunjung ke Gaza (21/2/13), Ismael Ridwan dari Kementrian Agama Palestina mengataan, saat ini warga palestina seakan dibiarkan berjuang mempertahankan Al-Aqsa sendiri, padahal Al-Aqsa juga milik seluruh umat Islam (http://www.republika.co.id/berita/internasional/palestina-israel/13/02/22/mimb0x-kemenag-palestina-alaqsha-benarbenar-bahaya).

Yerusalem, tanah dimana masjid Al-Aqsa berada, disucikan tiga agama besar samawi: Yahudi, Kristen, dan Islam. Kaum Yahudi merasa berhak atas Yerusalem karena nabi-nabi mereka terlahir di sana, dan bahwa Al-Aqsa juga didirikan di atas reruntuhkan kuil Sulaiman. Sementara itu kaum Kristen juga merasa paling pantas mewarisi tanah itu karena Tuhan mereka, Yesus Kristus, dianggap terlahir dan menemui ajalnya di tiang salib di sana.

Sedangkan bagi umat Islam, Al-Aqsa merupakan tempat persinggahan Nabi Muhmmad SAW dalam peristiwa Isra, sebelum kemudian Mi’raj ke langit untuk menerima perintah salat lima waktu. Peristiwa ini  dicatatkan dalam Al-Quran dengan menyebut nama masjid ini dan juga nama Masjid Al-Haram di Mekah (http://www.pejuangislam.com/main.php?prm=berita&var=detail&id=102).

Menatap kekisruhan yang tak tentu ujungnya ini, Pusat Hak Kembali Palestina yang berkantor di London, Januari lalu menggelar konferensi internasional dengan tema “Inggris dan Warisan Penjajahan Di Palestina”. Konferensi ditujukan agar Inggris meminta maaf kepada rakyat Palestina atas warisan penjajahan yang ditinggalkannya di Palestina. Salah satu yang ditinggalkan Inggris di tanah Palestina adalah, cikal bakal kekacauan karena telah memberikan Palestina kepada umat Yahudi untuk membentuk negara Israel lewat Perjanjian Balfour. Padahal salah satu klausul perjanjian ini tidak boleh merugikan hak-hak dari komunitas-komunitas yang ada di sana (http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/01/04/mg2onq-inggris-dituntut-maaf-pada-warga-palestina-mengapa.

News peg: